IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kontrol Lingkungan
Pada kenyataannya dalam mengikuti asuransi setiap pelaku ekonomi mempertimbangkan melalui berbagai aspek. Pelaku ekonomi mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda sehingga antar individu mempunyai persepsi dan pertimbangan yang berbeda dalam mengambil keputusan. Adapun setiap
keputusan yang mereka ambil berdasarkan atas background individu yang tentu berbeda satu sama lain. Percobaan ini menggunakan induce value theory dalam
mengendalikan perilaku individu. Sehingga pelaku ekonomi mengambil tindakan dalam memutuskan mengikuti asuransi kendaraan bermotor hanya karena ingin
memaksimalkan keuntungan, bukan karena faktor-faktor lain. Penerapan kontrol lingkungan tersebut ternyata dapat diterapkan pada percobaan ini. Seluruh peserta
percobaan sebagai pelaku ekonomi melupakan faktor-faktor lain sebagai pertimbangan keputusan dan hanya memperhatikan pemaksimalan keuntungan
dalam mengambil keputusan mengikuti asuransi kendaraan bermotor. Hal tersebut tercermin dari evaluasi terhadap pertimbangan keputusan
peserta dalam mengambil keputusan ketika melakukan transaksi asuransi terdapat pada lembar keputusan Lampiran 3. Perilaku seluruh 100 persen peserta dalam
mengambil keputusan adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar- besarnya. Hal ini menunjukkan bahwa teori induced value dapat dipenuhi,
sehingga karakteristik atau perilaku peserta selama percobaan dapat dikontrol.
4.2 Evaluasi Proporsi Keikutsertaan Peserta Pada Percobaan Terpisah
Peserta percobaan ekonomi dihadapkan pada pilihan untuk mengasuransikan kendaraannya atau tidak. Keadaan ini dapat mencerminkan
perilaku konsumen dalam kondisi ketidakpastian. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Pada sistem syariah dengan jenis
penggunaan pribadi percobaan terpisah, periode pertama seluruh peserta percobaan 100 persen memilih untuk mengikuti asuransi kendaraan bermotor.
Pada periode ke-2 peserta yang memutuskan mengikuti asuransi berkurang menjadi 80 persen, kemudian pada periode ke-3 peserta yang mengikuti asuransi
60 persen, pada periode ke-4 peserta yang mengikuti asuransi kembali 100 persen, dan pada periode terakhir peserta yang mengikuti asuransi adalah 80 persen.
Sementara untuk sistem asuransi dengan jenis penggunaan sewa percobaan terpisah, pada periode pertama peserta yang mengikuti asuransi adalah 60 persen,
periode ke-2 tetap 60 persen, periode ke-3 dan ke-4 tak satupun peserta memutuskan untuk mengikuti asuransi 0 persen, dan pada periode terakhir
peserta yang mengikuti asuransi adalah 20 persen. Pada sistem konvensional dengan jenis penggunaan pribadi percobaan
terpisah, periode ke-1,2,3 ada 80 persen peserta yang memutuskan mengikuti asuransi kendaraan bermotor, sementara periode ke-4 dan 5 peserta yang
memutuskan mengikuti asuransi menurun menjadi 60 persen. Untuk sistem konvensional dengan jenis penggunaan sewa percobaan
terpisah, pada periode pertama 80 persen peserta memutuskan mengikuti asuransi kendaraan bermotor. Pada periode ke-2 peserta yang mengikuti asuransi hanya 20
persen, dan pada periode ke-3,4,5 peserta yang mengikuti asuransi adalah 40 persen.
Proporsi peserta yang mengikuti asuransi pada percobaan ekonomi dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.1. Proporsi Peserta Percobaan yang Mengikuti Asuransi pada Percobaan Terpisah
Sistem Jenis penggunaan
Periode Proporsi
Syariah Pribadi 1 100
Syariah Pribadi 2 80
Syariah Pribadi 3 60
Syariah Pribadi 4 100
Syariah Pribadi 5 80
Syariah Sewa 1 60
Syariah Sewa 2 60
Syariah Sewa 3 0
Syariah Sewa 4 0
Syariah Sewa 5 20
Konvensional Pribadi 1
80 Konvensional Pribadi
2 80
Konvensional Pribadi 3
80 Konvensional Pribadi
4 60
Konvensional Pribadi 5
60 Konvensional Sewa
1 80
Konvensional Sewa 2
20 Konvensional Sewa
3 40
Konvensional Sewa 4
40 Konvensional Sewa
5 40
Dari ke empat kombinasi perlakuan percobaan diatas dapat diketahui bahwa periode pertama seluruh peserta merasa harus berhati-hati untuk
menghadapi risiko dimasa yang akan datang, maka pada periode pertama persentase peserta yang mengikuti asuransi tidak pernah lebih kecil dari pada
periode-periode selanjutnya. Untuk periode ke-2, 3, 4, dan 5, peserta telah mempunyai pengalaman. Apabila mereka tidak mengalami kehilangan kendaraan
pada periode sebelumnya, mereka akan merasa lebih berani untuk tidak mengasuransikan kendaraan yang dimiliki. Sebaliknya, apabila pada periode
sebelumnya mereka mengalami kehilangan kendaraan, maka untuk periode sekarang mereka akan mengasuransikan kendaraan mereka dengan harapan
apabila terjadi kehilangan kendaraan mereka, perusahaan asuransi akan membantu untuk meminimaliasir kerugian yang mereka hadapi.
Tingkah laku konsumen dalam kondisi ketidakpastian didasarkan pada dua hal yaitu probabilitas dan expected value. Dalam percobaan ekonomi bidang
asuransi yang dilaksanakan pada 3 Mei 2007, peserta percobaan diberitahukan peluang kehilangan kendaraan mereka. Peluang inilah yang menjadi pertimbangan
dalam memutuskan mengikuti asuransi atau tidak. Peluang untuk terjadinya kehilangan kendaraan pada jenis penggunaan pribadi adalah 4,8 persen sementara
pada jenis kendaraan sewa adalah 5,6 persen. Peluang yang kecil dan pengalaman pada periode sebelumnya memberikan pertimbangan pada peserta percobaan
untuk lebih berani memutuskan tidak mengikuti asuransi. Keadaan paling mencolok terjadi pada periode ke-3 dan 4 pada sistem syariah dengan jenis
penggunaan sewa dimana tidak satupun peserta percobaan mengasuransikan kendaraannya. Hal ini merupakan expected value mereka yang percaya bahwa
tidak akan terjadi kehilangan pada kendaraan mereka, selain itu keberanian mereka mengambil risiko didorong pula pada kenyataan periode 1 dan 2 mereka
tidak mengalami kehilangan.
4.3 Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Syariah dengan Konvensional Jenis Penggunaan Pribadi dalam Percobaan Terpisah
Keuntungan peserta asuransi jenis penggunaan pribadi tidak dapat diestimasi dengan uji ANOVA maupun uji t menggunakan software minitab 14
dikarenakan keidentikan data yang ada. Keidentikan keuntungan peseta dapat dilihat dari Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Keuntungan Peserta Asuransi pada Jenis Penggunaan Pribadi Percobaan Terpisah
Sistem Jenis penggunaan
Periode Keuntungan peserta
asuransi Rp
Syariah Pribadi 1 1082,6233
Syariah Pribadi 2 1082,6233
Syariah Pribadi 3 1082,6233
Syariah Pribadi 4 1082,6233
Syariah Pribadi 5 1082,6233
Konvensional Pribadi 1
1080,426 Konvensional Pribadi
2 1080,426
Konvensional Pribadi 3
1080,426 Konvensional Pribadi
4 1080,426
Konvensional Pribadi 5
1080,426 Sebaran data dapat dilihat dari Gambar 4.1. Gambar tersebut
memperlihatkan sebaran keuntungan peserta asuransi syariah dan konvensional dimana data untuk keuntungan peserta tidak menyebar melainkan hanya pada satu
titik saja. Dengan demikian tidak diperlukan nilai dugaan karena semua nilai keuntungan peserta sama untuk masing-masing sistem. Maka galat error dari
data tersebut adalah nol. Nilai galat yang nol tersebut menyebabkan tidak ada keragaman galat yang kemudian tidak perlu ada pengujian secara statistik.
Gambar 4.1. Dotplot Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi dengan Jenis Penggunaan Pribadi Percobaan Terpisah
Namun dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nyata antara keuntungan peserta asuransi syariah jenis penggunaan pribadi dengan keuntungan peserta
asuransi konvensional jenis penggunaan pribadi. Keuntungan peserta asuransi syariah lebih besar daripada keuntungan peserta asuransi konvensional.
Kesimpulan tersebut dapat dijelaskan dengan adanya perbedaan rate premi antara sistem syariah dan sistem konvensional. Pada jenis penggunaan pribadi, rate
premi pada sistem syariah adalah 1,65 persen dan pada sistem konvensional adalah 1,7 persen. Selain itu perbedaan yang nyata terletak dari adanya sistem
bagi hasil untuk peserta asuransi yang tak mengalami kerugian pada asuransi syariah sementara pada asuransi konvensional apabila peserta tidak mengalami
kerugian, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa.
Keuntungan peserta S
i s
t e
m
1082,4 1082,1
1081,8 1081,5
1081,2 1080,9
1080,6 K
S
Dotplot of Keuntungan peserta vs Sistem
Keidentikan data pada keuntungan peserta asuransi syariah dan asuransi konvensional jenis penggunan pribadi terjadi karena adanya asumsi-asumsi dalam
percobaan ekonomi seperti aset awal seluruh peserta percobaan yang sama, jenis kendaraan dan harga kendaraan yang sama, serta harga pertanggungan kendaraan
yang ditetapkan sama dengan harga pasar.
4.4 Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Syariah dengan Konvensional Jenis Penggunaan Sewa dalam Percobaan Terpisah
Keuntungan peserta asuransi jenis penggunaan sewa tidak dapat diestimasi dengan uji ANOVA maupun dengan uji t menggunakan software minitab 14
dikarena keidentikan data yang ada. Keidentikan keuntungan peserta dapat dilihat dari Tabel 4.3. Pada tabel tersebut terlihat bahwa keuntungan peserta pada masing
masing jenis penggunaan mempunyai nilai yang sama pada tiap-tiap periodenya. Hal ini dikarenakan adanya asumsi-asumsi untuk menyederhanakan percobaan.
Tabel 4.3. Keuntungan Peserta Asuransi Jenis Penggunaan Sewa Percobaan Terpisah
Sistem Jenis penggunaan
Periode Keuntungan peserta
asuransi Rp
Syariah Sewa 1
1074,8 Syariah Sewa
2 1074.8
Syariah Sewa 3
Tidak ikut
Syariah Sewa 4
Tidak ikut
Syariah Sewa 5
1074,8 Konvensional Sewa 1
1071,739 Konvensional Sewa 2
1071,739 Konvensional Sewa 3
1071,739 Konvensional Sewa 4
1071,739 Konvensional Sewa 5
1071,739 Sebaran data dapat dilihat dari dotplot berikut ini:
Gambar 4.2. Dotplot Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi dengan Jenis Penggunaan Sewa
Dotplot tersebut memperlihatkan sebaran keuntungan peserta asuransi syariah dan konvensional dimana data untuk keuntungan peserta tidak menyebar
melainkan hanya pada satu titik saja. Dengan demikian tidak diperlukan nilai dugaan karena semua nilai keuntungan peserta untuk masing-masing sistem sama.
Maka galat error dari data tersebut adalah nol. Nilai galat yang nol tersebut menyebabkan tidak ada keragaman galat yang kemudian tidak perlu ada pengujian
secara statistik. Namun dapat disimpulkan ada perbedaan nyata antara keuntungan peserta asuransi syariah jenis penggunaan sewa dengan keuntungan peserta
asuransi konvensional jenis penggunaan sewa. Kuntungan peserta asuransi syariah lebih besar daripada keuntungan peserta asuransi konvensional. Kesimpulan
tersebut dapat dijelaskan dengan adanya perbedaan rate premi antara sistem syariah dan sistem konvensional. Pada jenis penggunaan sewa, rate premi pada
Keuntungan nasabah S
i s
t e
m
1074,5 1074,0
1073,5 1073,0
1072,5 1072,0
K S
Dotplot of Keuntungan peserta vs Sistem
sistem syariah adalah 2,5 persen dan pada sistem konvensional adalah 2,55 persen. Selain itu perbedaan yang nyata terletak dari adanya sistem bagi hasil
untuk nasabah yang tak mengalami kerugian pada asuransi syariah sementara pada asuransi konvensional apabila peserta tidak mengalami kerugian, mereka
tidak akan mendapatkan apa-apa. Keidentikan data pada keuntungan peserta asuransi syariah dan asuransi
konvensional jenis penggunan sewa terjadi karena adanya asumsi-asumsi dalam percobaan ekonomi seperti aset awal seluruh peserta percobaan yang sama, jenis
kendaraan dan harga kendaraan yang sama, serta uang pertanggungan kendaraan yang ditetapkan sama dengan harga pasar.
4.5 Keuntungan Peserta untuk Kedua Jenis Penggunaan dalam percobaan terpisah