Gambar 4.7. Perbandingan Rata-Rata Keuntungan Peserta Percobaan Jenis Penggunaan Pribadi dalam Percobaan dengan Alternatif
Perbedaan keuntungan tersebut dikarenakan adanya perbedaan rate premi antara sistem syariah dan konvensional. Untuk sistem syariah rate premi 1,65
persen lebih kecil dari pada rate premi sistem konvensional 1,7 persen. Rate premi tersebut akan menyebabkan premi yang dibayarkan peserta asuransi syariah
akan menjadi lebih rendah. Selain itu dalam asuransi syariah terdapat bagi hasil untuk peserta yang tidak mengalami klaim, sementara dalam asuransi
konvensional peserta yang tidak mengalami klaim tidak mendapatkan apa-apa. Dengan demikian keuntungan peserta asuransi syariah lebih tinggi daripada
peserta asuransi konvensional.
4.8.2 Keuntungan Perusahaan Asuransi dengan Alternatif Jenis
Penggunaan Pribadi
Perbandingan keuntungan perusahaan asuransi syariah dengan keuntungan perusahaan asuransi konvensional jenis penggunaan pribadi dianalisis dengan uji
rata-rata t. Adapun output uji t dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel tersebut menunjukkan P-value 0,003 lebih kecil dari pada taraf nyata 5 persen. Dengan
Rp
Rp
demikian ada perbedaan nyata antara keuntungan perusahaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional.
Tabel 4.11 Uji t untuk Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi Jenis Penggunaan Pribadi
N Means
Std Dev SE Mean
T-Value P-Value
Syariah 5
91,0 28,2
13 Konvensional
5 3,77
8,43 3,8
6,63 0,003
Perbedaan tersebut dapat dari Gambar 4.8. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa keuntungan perusahaan asuransi syariah selalu lebih
tinggi daripada keuntungan perusahaan asuransi konvensional. Bahkan periode 1,2, 4, dan 5 keuntungan perusahaan asuransi konvensional nol. Hal ini
dikarenakan pada periode tersebut tidak ada satu peserta pun yang bersedia bertransaksi dengan sistem konvensional. Dilihat dari hasil tersebut apabila
dikaitan dengan realitas perusahaan asuransi, asuransi syariah tidak berkembang sebesar asuransi konvensional. Hal ini disebabkan sosialisasi yang kurang dari
perusahaan asuransi konvensional.
Gambar 4.8. Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi dalam Percobaan Alternatif Jenis Penggunaan Pribadi
dalam Rp
dalam Rp
Dari percobaan yang dilaksanakan pada 3 Mei 2007 mengindikasikan bahwa pelaku ekonomi lebih tertarik berasuransi dengan sistem syariah karena
dianggap lebih menguntungkan dengan sistem bagi hasil yang diberikan. Dengan demikian jika pada realitas sistem asuransi konvensional diubah menjadi
sistem syariah akan lebih banyak pelaku ekonomi tertarik untuk berasuransi di perusahaan tersebut dan hal ini kemudian akan mengimplikasikan keuntungan
yang didapat perusahaan menjadi meningkat. Dilihat dari perhitungan antara kedua sistem tanpa perlu melakukan
percobaan, sudah dapat dilihat bahwa sistem syariah dengan bagi hasilnya memberikan keuntungan pada peserta lebih tinggi dari pada yang diberikan sistem
konvensional. Oleh karena itu dapat diprediksi keuntungan perusahaan dengan bagi hasil tersebut justru membuat keuntungan perusahaan syariah lebih kecil
daripada keuntungan perusahaan konvensional. Tetapi pada percobaan ini hal tersebut tidak terjadi. Keuntungan perusahaan syariah tetap lebih besar daripada
keuntungan perusahaan konvensional. Hal ini dikarenakan keuntungan tersebut ditentukan juga dari keikutsertaan peserta pada sistem asuransi dan peserta yang
tertarik mengikuti sistem syariah lebih banyak daripada peserta yang mengikuti sistem konvensional.
4.9 Preferensi Peserta Percobaan ketika Dihadapkan pada Alternatif