Lokasi dan Waktu Penelitian Proses Hirarki Analitik Analytical Hierarchy Process,

III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada bulan Juli 2006-Maret 2007. 3.2 Rancangan Penelitian 3.2.1 Pendekatan Sistem Pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten merupakan multi -stakeholder processes dengan kepentingan yang beragam. Begitu banyaknya komponen yang terlibat dengan kompleksitas masalah masing-masing, menuntut penggunaan pendekatan holistik yang diharapkan dapat membantu memecahkan masalah secara komprehensif. Penggunaan pendekatan sistem system approach dalam penelitian ini merupakan upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan mengacu pada tahapan sistem Eriyatno, 2003, secara diagramatis, sistem pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan disajikan pada Gambar 2. Tahapan sistem secara rinci diuraikan sebagai berikut: a. Analisis kebutuhan. Merupakan tahap awal dari pengkajian sistem. Tahap ini memberikan informasi mengenai respon dari decision maker terhadap kinerja sistem. b. Formulasi permasalahan. Memberikan ilustrasi tentang kompleksitas persoalan dalam hubungannya dengan interaksi variabel baik di dalam maupun antar subsistem. c. Identifikasi sistem. Menggambarkan hubungan antara kebutuhan yang ditetapkan dengan permasalahan yang harus dipecahkan. Identifikasi sistem digambarkan dalam bentuk diagram simpal kausal dan dilanjutkan dengan interpretasi ke dalam diagram input-output. d. Permodelan sistem. Merupakan tahapan yang kompleks, didahului oleh seleksi konsep dan dilanjutkan dengan rekayasa model. Seleksi konsep dilakukan untuk memperoleh alternatif terbaik dalam kaitannya dengan optimasi kinerja model. Rekayasa model dilakukan melalui pendekatan struktur yang mencakup penelaahan tentang asumsi model dan hubungan fungsional antar variabel. e. Implementasi komputer. Merupakan tahap pewujudan model abstrak dalam bentuk diagram alir dan persamaan komputer. f. Validasi model. Merupakan tahap pengujian untuk mengetahui sejauh mana model dapat menirukan kondisi yang sesungguhnya real world. g. Analisis stabilitas. Merupakan tahap pengujian untuk mengetahui kekuatan struktur model robustness dalam dimensi waktu. h. Analisis sensitivitas. Merupakan tahap pengujian untuk mengetahui sensitivitaskepekaan parameter, variabel dan hubungan antar variabel di dalam model.

3.2.2 Teknik Pengumpulan dan Jenis Data

Jenis data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi ke lokasiobjek penelitian serta pengisian kuesioner, diskusi dan wawancara langsung dengan pakar dan stakeholders di lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dengan cara menelusuri berbagai sumber seperti hasil penelitian dan dokumen ilmiah dari instansi terkait. Secara rinci, jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling . Pada teknik ini, sampel diambil berdasarkan pertimbangan- pertimbangan yang didasarkan pada kebutuhan penelitian. Sebanyak 7 orang expert yang berasal dari kalangan akademisi, birokrasi dan lembaga swadaya masyarakat dengan latar belakang kompetensi keilmuan dan pengalaman di bidang regional planning, ekonomi sumberdaya, konservasi, pertambangan, pencemaran lingkungan dan teknologi kelautan merupakan narasumber yang memberikan pandangan dan wawasan yang sangat berarti bagi pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten di masa yang akan datang.

3.2.4 Teknik Analisis Data

Pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan dirancang menggunakan sistem dinamik dynamic system. Model dinamik dirancang menggunakan software powersim studio 2005 enterprise berdasarkan digram simpal kausal causal loop diagram yang telah ditetapkan sebelumnya. Input utama model dianalisis menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Proses Hirarki Analitik Analytical Hierarchy Process,

AHP Untuk memperoleh keputusan yang efektif dalam penentuan kebijakan pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan digunakan AHP. AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan karena dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Selain itu, AHP juga dapat menguji konsistensi penilaian. Bila terjadi penyimpangan yang terlalu jauh dari nilai konsistensi sempurna, hal itu berarti bahwa penilaian perlu diperbaiki atau hirarki harus distruktur ulang. Menurut Saaty 1993, prinsip kerja AHP sebagai berikut: 1. Penyusunan hirarki. Persoalan yang akan diselesaikan diuraikan menurut unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hirarki. Gambar 3 merepresentasikan keputusan dalam penentuan kebijakan pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan. 2. Penilaian kriteria dan alternatif. Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan pairwise comparisons . Skala yang digunakan untuk mengekspresikan pendapat expert dalam berbagai persoalan adalah 1 sampai 9. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan tersebut disajikan pada Tabel 2. Nilai perbandingan A dengan B adalah 1 satu dibagi dengan nilai perbandingan B dengan A. Koperasi Pengusaha Perbankan Biofisik Ekonomi Sosial Gambar 2. Sistem pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan Tahapan Sistem Analisis kebutuhan Identifikasi sistem Permodelan sistem Implementasi komputer Analisis stabilitas Rekomendasi kebijakan Pedagang Pemerintah Formulasi permasalahan Nelayan LSM Validasi Analisis sensitivitas Pemanfaatan ruang Ekosistem alami Pasir laut Pencemaran Industri SDA hayati Penduduk Konflik sosial Mangrove Karang Lamun Lahan industri Lhn. permukiman Lahan sawah Lahan tambak Kandungan pasir Ekstraksi Deplesi Jenis limbah -domestik -industri Vol. limbah Jml. industri Investasi Lap. kerja Peran pesisir Perikanan laut Perikanan tambak Rumput laut Jml penduduk Kelahiran Kematian Migrasi Frekuensi konflik Existing condition vs ideal model Skenario pengelolaan Masyarakat Pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan Tabel 1. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian 3. Penentuan prioritas. Nilai-nilai perbandingan relatif diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif maupun kuantitatif dapat dibandingkan sesuai dengan judgment yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung menggunakan manipulasi matriks melalui penyelesaian persamaan matematik. 4. Konsistensi logis. Semua elemen dikelompokkan secara logis dan disusun dalam bentuk peringkat secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis. No. Jenis data Unit satuan Sumber data Kegunaan Data biofisik: 1. Penutupan mangrove ha Dinas Kelautan analisis kecenderungan 2. Penutupan lamun ha Dinas Kelautan analisis kecenderungan 3. Penutupan karang ha Dinas Kelautan analisis kecenderungan 4. Lahan industri terbangun ha Dinas Perindustrian analisis kecenderungan 5. Lahan permukiman terbangun ha Dinas Lingkungan analisis kecenderungan 6. Lahan sawah ha Dinas Pertanian analisis kecenderungan 7. Lahan tambak ha Dinas Pertanian analisis kecenderungan 8. Total lahan ha Dinas Lingkungan analisis kecenderungan 9. Kandungan pasir laut m 3 Dinas pertambangan analisis kecenderungan 10. Volume limbah m 3 Dinas Lingkungan analisis kecenderungan 11. Daya dukung perikanan fish m 3 PKSPL IPB analisis kecenderungan Data ekonomi: 12. Jumlah industri perusahaan Dinas Perindustrian analisis kecenderungan 13. Investasi USD Dinas Perindustrian analisis kecenderungan 14. Peranan pesisir PKSPL IPB analisis kecenderungan 15. Produksi ikan laut ton Dinas Kelautan analisis kecenderungan 16. Produksi ikan tambak ton Dinas Kelautan analisis kecenderungan 17. Produksi rump ut laut ton Dinas Kelautan analisis kecenderungan 18. Pendapatan masyarakat pesisir USD masyarakat analisis kecenderungan 19. Jumlah wisatawan jiwa BPS analisis kecenderungan Data sosial: 20. Jumlah penduduk jiwa BPS analisis kecenderungan 21. Angka kelahiran tahun BPS analisis kecenderungan 22. Kepadatan penduduk jiwakm 2 BPS analisis kecenderungan 23. Lapangan kerja jiwa BPS analisis kecenderungan 24. Usia harapan hidup th BPS analisis kecenderungan 25. Frekuensi konflik konflik wawancara analisis kecenderungan Pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan Kebijakan pemerintah Sarana dan prasarana Pemasaran Modal Sumberdaya alam Sumberdaya manusia Faktor LSM Koperasi Pedagang Pengusaha Nelayan Pemerintah Reduksi pencemaran Minimasi konflik Peningkatan PAD Peningkatan daya saing Perluasan lapangan kerja Industri Tujuan Alternatif Fokus Wisata Perbankan Masyarakat Gambar 3. Hirarki pengambilan keputusan pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan Stakeholders Pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan perlu mempertimbangkan berbagai hal penting. Beberapa di antaranya adalah keterlibatan stakeholders dalam pengelolaan lingkungan, faktor pendukung pengelolaan lingkungan, tujuan pengelolaan lingkungan dan alternatif kebijakan pengelolaan lingkungan yang mungkin dilaksanakan. Software AHP yang digunakan dalam penelitian ini adalah criterium decision plus version 3.0. Tabel 2. Skala penilaian perbandingan berpasangan Nilai Keterangan 1 Kriteriaalternatif A sama penting dengan B 3 A sedikit lebih penting dari B 5 A jelas lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 A mutlak lebih penting dari B 2,4,6,8 Ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan

b. Kelayakan Pengelolaan Sumberdaya