Tabel 10. Distribusi padang lamun di perairan Teluk Banten
Bapedal Propinsi Banten dan PKSPL IPB 2004
c. Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan komunitas organisme yang hidup di dasar laut dangkal dan membentuk endapan kalsium karbonat CaCO
3
. Berdasarkan hal tersebut, dikenal dua tipe terumbu karang, yaitu hermatypic corals dan
ahermatypic corals Supriharyono, 2002. Hermatypic corals merupakan
komunitas binatang karang yang dapat membentuk bangunan karang. Dalam hidupnya, karang jenis ini bersimbiosis dengan zooxanthellae sejenis algae yang
dapat berfotosintesis. Ahermatypic corals merupakan komunitas binatang karang yang tidak dapat membentuk bangunan karang.
Terumbu karang memiliki sejumlah manfaat penting bagi manusia. Tingginya produktivitas primer di perairan terumbu karang memungkinkan
perairan ini berfungsi sebagai tempat pemijahan, pengasuhan dan mencari makan bagi berbagai jenis ikan. Zooxanthellae yang hidup di polyp karang dapat
membantu mengawetkan unsur hara dengan cara mengakumulasikan sisa-sisa metabolisme binatang karang. Di daerah reef flat terumbu karang, sering tumbuh
berbagai jenis rumput laut seaweed yang bermanfaat sebagai bahan makanan dan obat-obatan. Terumbu karang juga berfungsi sebagai barrier untuk mencegah
terjadinya erosi pantai. No. Lokasi
Luas ha 1.
Gorenjang-Bojonegara 15,0
2. Kepuh-Bojonegara
120,0 3.
Cikantung 40,0
4. Kuala Pasar
72,0 5.
Pulau Panjang dan Pulau Semut 37,0
6. Pulau Tarahan
3,5 7.
Pulau Kubur 15,5
8. Pulau Kambing
22,0 9.
Pulau Lima 15,0
10. Pulau Pamujan Kecil 0,1
11. Pulau Pamujan Besar 13,0
12. Pulau Dua 0,3
13. Gosong Besar 7,0
14. Gosong Dadapan 6,5
Total 366,9
Hasil survai Tim PUSPICS Fakultas Geografi UGM pada tahun 2002 menunjukkan, bahwa jenis-jenis karang yang hidup di perairan Teluk Banten
didominasi oleh bentuk-bentuk masif dengan polyp yang besar dan bentuk daun foliose
. Kondisi ini diduga berkaitan dengan tingginya kekeruhan perairan karena tingkat sedimentasi yang tinggi. Luas total ekosistem terumbu karang di
perairan Teluk Banten mencapai 250 ha dan tersebar terutama di sekeliling Pulau Panjang Bapedal Propinsi Banten dan PKSPL IPB, 2004. Data dari peta
lingkungan pantai Indonesia lembar LPI 110-09 Teluk Banten, 1999 menunjukkan, bahwa selain di sekeliling Pulau Panjang, pulau-pulau kecil lainnya
yang dikelilingi terumbu karang adalah Pulau Kubur, Pulau Kambing, Pulau Lima, Pulau Pamujan Kecil, Pulau Tarahan, Pulau Tanjungbatu, Pulau Cikantung,
Pulau Kamanisan dan Pulau Kali. Selain itu, terumbu karang juga dijumpai di sekitar Tanjung Awuran, Tanjung Kopo, Tanjung Gorenjang dan di pantai timur
Argawana. Berbagai jenis karang yang hidup di perairan Teluk Banten disajikan pada Tabel 11
. Tabel 11
. Berbagai
jenis karang di perairan Teluk Banten No. Nama Ilmiah
Bentuk Lokasi
1. Caulastrea
sp. masif
P. Panjang, P. Tunda 2.
Symphyllia sp. 1
masif P. Panjang
3. Symphyllia
sp. 2 masif
P. Panjang 4.
Lobophylla sp.
masif P. Panjang, P. Tunda
5. Favia
sp. masif
P. Panjang, P. Tunda, P. Kubur 6.
Goniopora sp.
masif P. Panjang, P. Tunda, P. Kubur
7. Platygyra
sp. masif
P. Panjang 8.
Leptoseris sp.
submasif P. Panjang
9. Acropora
sp. 1 branching
P. Panjang, P. Tunda 10. Acropora sp. 2
digitate P. Panjang, P. Tunda
11. Porites sp. digitate
P. Kubur 12. Montipora sp.
foliose,encrusting P. Panjang, P. Tunda
13. Pavona sp. foliose
P. Kubur, P. Pamujan 14. Millepora sp. 1
digitate P. Panjang, P. Kubur
15. Millepora sp. 2 submasif
P. Kubur 16. Jenis X
encrusting P. Panjang
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten dan PUSPICS Fakultas Geografi UGM 2002
Di perairan Teluk Banten, berbagai jenis ikan bernilai ekonomi penting hidup berasosiasi dengan terumbu karang. Hasil survai Tim PUSPICS
menunjukkan, bahwa jenis-jenis ikan yang dominan di zona terumbu karang Teluk Banten adalah ikan-ikan hias dari famili Pomacentridae betok, Labridae
kelingkeleng, dan Chaetodontidae kepe-kepe serta ikan-ikan konsumsi dari famili Caesionidae ekor kuning, Haemulidae kerapu dan Serranidae kerapu.
Berbagai jenis ikan yang berasosiasi dengan terumbu karang di perairan Teluk Banten selengkapnya disajikan pada Tabel 12
. Tabel 12
. Berbagai jenis ikan yang berasosiasi dengan terumbu karang di
perairan Teluk Banten No. Nama Ilmiah
Nama Lokal Keterangan
1. Chaetodon ornatissimus
kepe-kepe ikan hias
2. Chaetodon citrinellus
kepe-kepe ikan hias
3. Chelmon rostratus
kepe-kepe ikan hias
4. Coradion altivelis
kepe-kepe ikan hias
5. Pomacanthus xanthometopon
enjel ikan hias
6. Pygoplites diacanthus
enjel ikan hias
7. Abudefduf vaigiensis
betok ikan hias
8. Amblyglyphydodon aureus
betok ikan hias
9. Acantochromis polyacanthus
betok ikan hias
10. Amphiprion ocellaris ikan badut
ikan hias 11. Dascyllus sp.
dakocan ikan hias
12. Dascyllus trimaculatus dakocan
ikan hias 13. Thalossoma lunare
keling ikan hias
14. Halichoeres melanurus keling
ikan hias 15. Labroides dimidiatus
dokter ikan hias
16. Zanclus canescens moris
ikan hias 17. Apogon sealei
seriding ikan hias
18. Apogon doederleini seriding
ikan hias 19. Paracirrhites forsteri
hawkfish ikan hias
20. Platax pinnatus batman
ikan hiaskonsumsi 21. Plectorhynchus celebicus
kakap ikan konsumsi
22. Caesio spp. ekor kuning
ikan konsumsi 23. Cephalopholis spp.
kerapu ikan hiaskonsumsi
24. Epinephelus spp. kerapu
ikan konsumsi Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten
dan PUSPICS Fakultas Geografi UGM 2002 Hasil survai Tim PUSPICS juga menunjukkan, bahwa tingkat penutupan
karang di perairan Teluk Banten cukup rendah 30-40. Rendahnya tingkat penutupan karang ini bersifat alami dan diduga merupakan hasil adaptasi karang
terhadap kekeruhan. Pada banyak lokasi, tingkat penutupan karang di perairan Teluk Banten bahkan lebih rendah lagi 0-20. Kondisi ini diduga disebabkan
oleh faktor alam dan manusia. Hantaman gelombang berpotensi merusak beberapa jenis karang dengan bentuk tertentu terutama bentuk branching dan tabulate.
Aktivitas penambangan karang yang intensif juga terbukti telah merusak keberlangsungan hidup berbagai jenis karang. Penduduk memanfaatkan karang
untuk berbagai keperluan, seperti bahan bangunan karang hidup dan mati dan untuk membuat akuarium yang diperdagangkan karang hidup. Hasil studi
Douven 1999 menunjukkan bahwa lebih dari 850 m
2
karang hidup ditambang setiap tahun oleh penduduk. Hal ini merupakan faktor utama penyebab kerusakan
terumbu karang di Teluk Banten. Beberapa penyebab lain di antaranya adalah lalu lintas perairan 5.000 m
2
th, metode penangkapan ikan yang merusak 1.600 m
2
th dan budidaya rumput laut 75 m
2
th Glimmerveen, 2001.
d. Cagar Alam Pulau Dua