Karakteristik Wilayah Pesisir dan Laut

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Wilayah Pesisir dan Laut

Wilayah pesisir dan laut meliputi wilayah daratan dan lautan dengan karakteristik yang khas. Banyak pendapat yang berbeda dalam menetapkan batas wilayah pesisir dan laut. Pendapat yang ekstrim mengatakan, wilayah pesisir dan laut meliputi kawasan yang sangat luas, dimulai dari batas lautan terluar zona ekonomi eksklusif, ZEE sampai daratan yang masih dipengaruhi oleh iklim laut. Pendapat ekstrim lainnya mengatakan, wilayah pesisir dan laut hanyalah sebuah kawasan yang sangat sempit, dimulai dari pasang tertinggi sampai 200 m ke arah darat; sedangkan ke arah laut sampai dengan garis pantai pada saat surut terendah. Dalam konteks interaksi daratan-lautan, Joseph dan Balchand 2000 mengatakan, bahwa wilayah pesisir dan laut merupakan perluasan dataran pantai sampai bibir luar paparan benua continental shelf, daerah yang selalu tergenang selama fluktuasi muka air laut terjadi. Untuk kepentingan pengelolaan, Dahuri et al. 2004 menyarankan batas wilayah pesisir dan laut yang dipandang dari dua pendekatan. Dari pendekatan perencanaan planning zone, wilayah pesisir dan laut meliputi seluruh daratan hulu di mana terdapat kegiatan manusia yang masih menimbulkan dampak secara nyata terhadap lingkungan dan sumberdaya pesisir. Dari sudut pandang pengaturan regulation zone atau pengelolaan sehari-hari day-to-day management , wilayah pesisir dan laut ditetapkan sesuai dengan wilayah kewenangan yang disepakati bersama di antara otoritas pengelola. Wilayah pengaturan selalu lebih kecil dan berada di dalam wilayah perencanaan. Wilayah pesisir dan laut merupakan sistem yang kompleks; di dalamnya terjadi interaksi berbagai proses: alami misalnya hidrologi dan geomorfologi, sosial, budaya, ekonomi, administrasi dan pemerintahan French, 2004. Dalam perspektif ekonomi-ekologi, wilayah pesisir dan laut merupakan sistem yang dicirikan oleh adanya interrelasi secara fisik, biokimia dan sosial-ekonomi Turner, et al., 1998. Kompleksitas sistem baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun biofisik inilah yang menandai keunikan wilayah pesisir dan laut Dahuri, 1999. Wilayah pesisir dan laut juga dikenal karena keunikan historis dan arkeologisnya Meulen dan Haes, 1996. Karena posisinya yang berada di daerah perbatasan antara daratan dan lautan, wilayah pesisir dan laut memiliki kondisi lingkungan yang sangat beragam. Faktor-faktor biofisik yang menyusun keunikan wilayah ini ditunjukkan dengan sangat nyata, misalnya tingkat elevasi rendah-sedang-tinggi, jenis air asin-payau-tawar, tingkat pasang-surut dan jenis tanah pasir-tanah liat. Dijumpai banyak bukit pasir sand dunes dan jenis tumbuhan asli indigenous pantai di wilayah ini. Kebanyakan dari jenis-jenis tumbuhan itu bersifat endemik. Karena keunikan ini, wilayah pesisir dan laut dinilai penting dalam konteks konservasi. Clark 1998 menilai perlindungan terhadap kekayaan sumberdaya wilayah pesisir pada sisi wetside lautan perlu dilakukan melalui ko ntrol terhadap pemanfaatan sumberdaya yang berada pada sisi dryside daratan. Wilayah pesisir dan laut juga memiliki nilai penting dalam konteks sosial- ekonomi. Sekitar 70 penduduk dunia tinggal di wilayah pesisir MacDonald, 2005. Berbagai aktivitas ekonomi penting penduduk dunia seperti permukiman, industri, pertanian dan pariwisata yang terkonsentrasi di wilayah pesisir telah memberikan dampak pada terjadinya peningkatan kepadatan penduduk secara signifikan Tol et al., 1996; Joseph dan Balchand, 2000. Pariwisata sebagai salah satu sektor penting penyangga ekonomi dunia, bahkan menempatkan wilayah pesisir dan laut sebagai salah satu daerah tujuan wisata paling dominan. Aktivitas industri dan permukiman yang intensif telah mendorong wilayah pesisir dan laut berkembang menjadi wilayah dengan dinamika yang semakin besar di masa yang akan datang. Wilayah pesisir dan laut memiliki tingkat kelimpahan sumberdaya yang tinggi namun sarat dengan berbagai kepentingan yang berbeda. Kondisi ini cenderung menyimpan potensi konflik yang besar, yang apabila tidak dikelola dengan baik mismanagement, akhirnya akan membawa kerugian baik secara ekonomi maupun ekologi Aguero et al., 1996. Pengelolaan wilayah laut berkaitan erat dengan kebijakan nasional masing- masing negara. Lautan merupakan kesatuan dari permukaan, kolom air, sampai ke dasar dan bawah dasar laut. Dasar hukum yang digunakan oleh negara-negara pantai dalam menentukan batas wilayah laut adalah Konvensi Hukum Laut PBB 1982 UNCLOS 1982. Menurut konvensi ini, sebuah negara memiliki kewenangan untuk mengeksploitasi sumberdaya seperti minyak dan gas bumi, perikanan dan berbagai bahan tambang lainnya yang berada di dalam zona yang diatur di dalam konvensi tersebut. 2.2 Potensi dan Permasalahan Wilayah Pesisir dan Laut 2.2.1 Sumberdaya Dapat Pulih