mengalami eutrofikasi yang tinggi pula. Apabila kondisi ini terus berlanjut, maka fenomena red tide harmful algal bloom yang sering menimpa Teluk Jakarta
bukan tidak mungkin akan terulang di Teluk Banten.
4.2.4 Biota Perairan
Studi Tim PKSPL IPB pada bulan Juni 2004 berhasil mengidentifikasi tiga kelompok besar biota perairan di Teluk Banten yaitu phytoplankton, zooplankton,
dan benthos. Jenis, kepadatan dan beberapa indeks ekologi komunitas phytoplankton
disajikan pada Tabel 7. Dari Tabel 7 diketahui, bahwa spesies paling dominan di ketiga stasiun pengamatan adalah Chaetoceros sp. dan
Thalassiothrix sp. Kedua spesies ini merupakan spesies kosmopolitan dan
dijumpai di hampir semua perairan laut. Kepadatan Chaetoceros sp. yang tinggi di perairan Pulau Panjang perlu mendapat perhatian, karena walaupun spesies ini
tidak berbahaya bagi manusia, tetapi dapat menyebabkan kematian beberapa jenis ikan merusak insang dan invertebrata Hallegraeff, 1995. Chaetoceros sp. juga
merupakan salah satu spesies yang pernah blooming di perairan Teluk Jakarta pada tahun 1976 dengan kepadatan mencapai lebih dari 17 juta selm
3
, pada tahun 1977 dengan kepadatan lebih dari 87 juta selm
3
Adnan, 1980 dan pada tahun 2003 dengan kepadatan lebih dari 12 juta selm
3
Sinar Harapan, 14 Mei 2004. Jenis Pyrodinium sp. yang dikenal bersifat toksik dijumpai di semua stasiun
pengamatan di Teluk Banten dengan kepadatan yang belum membahayakan. Kepadatan Pyrodinium sp. selain berkaitan dengan kandungan nutrient di
perairan, juga dipengaruhi oleh kecepatan angin yang tinggi dan mengganggu dasar perairan tempat berkumpulnya kista. Naiknya kista dan nutrient ke
permukaan berpotensi menyebabkan terjadinya ledakan populasi Pyrodinium sp. Terjadinya ledakan populasi Pyrodinium sp. di perairan Indo-Pasifik Barat diduga
berkaitan dengan terjadinya el nino di wilayah tersebut Hallegraeff, 1995. Indeks keragaman dan keseragaman yang relatif tinggi di ketiga stasiun
pengamatan diduga berkaitan dengan tingginya kandungan nutrient di perairan sehingga meningkatkan kemampuan lingkungan dalam mendukung kehidupan
phytoplankton . Tingginya kandungan nutrient di perairan memberi peluang bagi
banyak spesies untuk tumbuh dan berkembang sehingga indeks dominansi relatif rendah yang menunjukkan tidak adanya dominansi spesies tertentu.
Tabel 7. Jenis, kepadatan selm
3
dan beberapa indeks ekologi komunitas phytoplankton
di perairan Teluk Banten No. Phytoplankton
Stasiun pengamatan P. Panjang T.Pontang
Bojonegara Bacillariophyceae Diatomae:
1. Bacteriastrum
sp. 4.912.988
20.964 2.
Chaetoceros sp.
106E+08 1.178.782
1.027.253 3.
Stephanopyxis sp.
19.646.365 209.642
4. Rhizosolenia
sp. 356.394
41.928 398.322
5. Thalassionema
sp. 1572327
41.928 6.
Thalassiothrix sp.
5.136.268 754.704
628.931 7.
Gyrosima sp.
104.821 41.928
8. Lauderia
sp. 356.394
104.822 9.
Eucampia sp.
251.572 20.964
20.964 10. Hemiaulus sp.
83.857 11. Biddulphia sp.
83.857 20.964
12. Leptocylindrus sp. 41.928
607.966 13. Licmophora sp.
41.928 14. Coscinodiscus sp.
41.928 104.821
20.964 15. Navicula sp.
41.928 16. Hyalodiscus sp.
20.964 17. Guinardia sp.
41.928 20.964
41.928 18. Amphora sp.
20.964 19. Climacosdium sp.
41.928 20. Triceratium sp.
41.928 21. Nitzschia sp.
272.536 2.488.539
62.893 22. Skeletonema sp.
670.859 Dinophyceae Dinoflagellata:
23. Ceratium sp. 41.928
104.821 41.928
24. Pyrodinium sp. 62.893
20.964 20.964
Cyanophyceae blue green algae: 25. Trichodesmium sp.
20.964 Jumlah spesies
19 13
18 Jumlah selm
3
139.446.759 5.029.985
3.899.363 Indeks keragaman
0,93 1,45
1,96 Indeks keseragaman
0,32 0,56
0,67 Indeks dominansi
0,61 0,33
0,19 Bapedal Propinsi Banten dan PKSPL IPB 2004
Jenis, kepadatan dan beberapa indeks ekologi komunitas zooplankton disajikan pada Tabel 8. Dari Tabel 8 diketahui bahwa stasiun pengamatan Pulau
Panjang memiliki jumlah spesies zooplankton terbanyak 8 spesies dengan spesies yang kepadatannya tertinggi adalah Vorticella sp. 103.896 selm
3
. Tabel 8. Jenis, kepadatan selm
3
dan beberapa indeks ekologi komunitas zooplankton
di perairan Teluk Banten No. Zooplankton
Stasiun pengamatan P. Panjang T.Pontang
Bojonegara Protozoa:
1. Vorticella
sp. 103.896
41.482 Copepoda:
2. Nauplius
sp. 2.664
17.777 16.771
3. Calanus
sp. 2.664
4. Euterpina
sp. 2.664
5. Oithona
sp. 1.998
4.193 Copelata:
6. Oikopleura
sp. 2.963
Decapoda: 7.
Mysis sp.
1.998 8.
Lucifer sp.
666 Larva Polychaeta
666 2.963
4.193 Jumlah spesies
8 4
3 Jumlah selm
3
117.216 65.185
25.157 Indeks keragaman
0,55 0,92
0,86 Indeks keseragaman
0,27 0,67
0,79 Indeks dominansi
0,79 0,48
0,50 Bapedal Propinsi Banten dan PKSPL IPB 2004
Walaupun kandungan nutrient cukup tinggi, Noctiluca scintillans spesies penyebab red tide dari kelompok Protozoa belum dijumpai keberadaannya di
wilayah perairan Teluk Banten. Namun demikian bila pencemaran limbah organik semakin besar, bukan tidak mungkin ledakan populasi Noctiluca scintillans akan
terjadi di masa yang akan datang seperti yang pernah terjadi di Teluk Jakarta.
Indeks keragaman dan keseragaman zooplankton yang relatif tinggi di ketiga stasiun pengamatan, diduga berkaitan dengan tingginya indeks keragaman dan
keseragaman phytoplankton di wilayah tersebut. Melalui mekanisme pemangsaan, populasi zooplankton akan menekan populasi phytoplankton, sehingga akhirnya
terbentuk keseimbangan dinamik antara kedua populasi tersebut. Komposisi dan kepadatan benthos di perairan Teluk Banten disajikan pada
Tabel 9. Dari Tabel 9 diketahui, bahwa benthos hanya ditemukan di stasiun pengamatan Pulau Panjang, yakni dari spesies Nephtys sp. dan Venericardia sp.
Di stasiun pengamatan Tanjung Pontang tidak ditemukan benthos sama sekali. Hal ini diduga berkaitan dengan kondisi permukaan substrat dasar perairan yang
cukup dinamis, sehingga kurang sesuai untuk kehidupan benthos.
Tabel 9. Komposisi dan kepadatan benthos selm
3
di perairan Teluk Banten No.
Organisme benthos Stasiun pengamatan
P. Panjang T. Pontang
Polychaeta: 1.
Nephtys sp.
58 Pelecypoda:
2. Venericardia
sp. 29
Jumlah spesies 2
Jumlah selm
3
87 Indeks keanekaragaman
1,0 Indeks keseragaman
1,0 Indeks dominansi
0,5 Bapedal Propinsi Banten dan PKSPL IPB 2004
4.2.5 Ekosistem Alami