Perekonomian Wilayah Kondisi Sosial Ekonomi .1 Kependudukan

4.3.2 Perekonomian Wilayah

Aktivitas perekono mian wilayah pesisir dan laut Teluk Banten didukung oleh beberapa sektor ekonomi utama seperti pertanian, industri, pariwisata, perdagangan, hotel dan restoran, transportasi dan jasa-jasa. Gambaran secara menyeluruh tentang aktivitas perekonomian wilayah pesisir dan laut Teluk Banten dapat dilihat melalui produk domestik regional bruto PDRB Kabupaten Serang pada Tabel 18. Dari Tabel 18 diketahui, bahwa sektor industri memberikan sumbangan yang cukup signifikan 48,90 terhadap PDRB Kabupaten Serang. Bila dilihat dari luas lahan yang digunakan, sektor industri hanya menempati areal seluas 8.176,68 ha 5 dari total luas lahan di Kabupaten Serang. Sektor pertanian yang menempati areal seluas 128.864,80 ha 75, justru hanya menyumbangkan 13,99 dari total PDRB. Kondisi ini dimungkinkan, mengingat industri merupakan sektor padat modal, sehingga untuk memperoleh gain ekonomi yang tinggi, sektor ini tidak membutuhkan lahan yang luas. Sebaliknya, pertanian yang merupakan mata pencaharian sebagian besar penduduk ternyata belum mampu memperoleh gain ekonomi yang tinggi, walaupun lahan yang luas telah digunakan untuk kepentingan tersebut. Tingginya aktivitas industri berdampak pada berkembangnya kegiatan pendukung dan sektor jasa, yakni perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai 10,40, transportasi dan komunikasi 3,38 serta jasa-jasa 8,04. Tabel 18. PDRB Kabupaten Serang tahun 2004 atas dasar harga berlaku dalam jutaan rupiah dan persentasenya No. Sektorlapangan usaha PDRB Persentase 1. Pertanian 1.397.533 13,99 2. Pertambangan 6.174 0,06 3. Industri 4.884.462 48,90 4. Listrik, gas, dan air bersih 522.155 5,23 5. Bangunan 632.407 6,33 6. Perdagangan, hotel, dan restoran 1.038.786 10,40 7. Transportasi dan komunikasi 337.792 3,38 8. Keuangan, sewa, jasa perusahaan 367.197 3,68 9. Jasa-jasa 802.923 8,04 Total 9.989.429 100,00 BPS Kabupaten Serang 2005 Peranan wilayah pesisir dalam menunjang perekonomian Kabupaten Serang dapat dilihat dari kontribusi wilayah tersebut terhadap PDRB Kabupaten Serang Tabel 19. Dari Tabel 19 diketahui besarnya kontribusi wilayah pesisir 74 terhadap PDRB Kabupaten Serang. Peranan wilayah pesisir yang cukup dominan berkaitan dengan potensi sumberdaya alam berupa lahan yang subur untuk pertanian dan keunggulan lokasi locational rent yang memungkinkan wilayah ini berkembang menjadi kawasan industri, pelabuhan dan pariwisata. Tabel 19. Peranan wilayah pesisir pada perekonomian Kabupaten Serang diukur melalui kontribusi terhadap PDRB dalam jutaan rupiah tahun 2004 No. Sektorlapangan usaha PDRB Persentase 1. Pertanian 1.397.533 25 2. Pertambangan 6.174 50 3. Industri 4.884.462 80 4. Listrik, gas, dan air bersih 522.155 75 5. Bangunan 632.407 60 6. Perdagangan, hotel, dan restoran 1.038.786 80 7. Transportasi dan komunikasi 337.792 75 8. Keuangan, sewa, jasa perusahaan 367.197 75 9. Jasa-jasa 802.923 75 Total 9.989.429 74 Bapedal Propinsi Banten dan PKSPL IPB 2004 dengan penyesuaian pada nilai PDRB Keterangan: =peran wilayah pesisir untuk tiap sektor berdasarkan expert judgment . 4.3.3 Sumberdaya Perikanan Kondisi kelimpahan ikan di perairan Teluk Banten lokasi penambangan pasir laut dan daerah penangkapan ikan tradisional ditunjukkan oleh nilai densitas yang mewakili kelimpahan ikan pelagis dan demersal. Hasil survai Tim PKSPL IPB pada bulan Juni 2004 menunjukkan, bahwa densitas ikan rata-rata berada di atas 500 fish1.000m 3 . Bila dibandingkan dengan kelimpahan tertinggi pada periode itu mencapai 40.753,2 fish1.000m 3 , densitas ikan rata-rata yang relatif rendah diduga berkaitan erat dengan gejala terjadinya overfishing. Densitas ikan di perairan Teluk Banten ditunjukkan pada Tabel 20. Tabel 20. Densitas ikan di perairan Teluk Banten Track Posisi awal Posisi akhir Densitas fish1.000m 3 Bujur Timur Lintang Selatan Bujur Timur Lintang Selatan 1. 106°16.319 05°52.701 106°16.220 05°53.002 1.308,6 2. 106°16.171 05°53.085 106°14.800 05°54.954 940,2 3. 106°14.798 05°54.949 106°14.308 05°52.900 1.096,9 4. 106°14.295 05°52.871 106°13.042 05°55.017 1.275,8 5. 106°13.043 05°54.827 106°12.664 05°53.617 40.753,2 6. 106°12.43 05°52.99 106°11.048 05°54.906 615,1 Bapedal Propinsi Banten dan PKSPL IPB 2004 Perairan Teluk Banten juga dikenal sebagai daerah penghasil kerapu Epinephelus spp. yang bernilai ekonomi tinggi. Dua spesies kerapu yang menjadi andalan nelayan di pesisir Teluk Banten adalah kerapu lumpur Epinephelus coioides dan kerapu lodisunu Epinephelus maculatus. Tingginya tingkat eksploitasi kerapu di perairan Teluk Banten Tabel 21 berdampak pada tingginya ancaman terhadap keberadaan spesies tersebut. Beberapa spesies kerapu bahkan telah berada pada status rentan vulnerable menurut kriteria IUCN international union for the conservation of nature and natural resources Tabel 22. Kondisi ini terjadi, mengingat penurunan populasi secara tajam dan berlangsung secara terus-menerus, berpotensi mengancam kelangsungan hidup spesies kerapu di masa yang akan datang. Tabel 21. Tingkat eksploitasi kerapu di perairan Teluk Banten No. Nama kerapu Total tangkapan kgminggu 1. Kerapu lumpur 88 2. Kerapu lodisunu 29 3. Kerapu macan 25 Total 142 Glimmerveen 2001 Di kecamatan-kecamatan pesisir Teluk Banten, budidaya perairan didominasi oleh budidaya udang, bandeng, kerapu dan rumput laut. Aktivitas budidaya di wilayah ini berkembang cukup baik. Meskipun demikian, perikanan tangkap masih merupakan sektor unggulan dengan total produksi mencapai 5.910,50 ton tahun 2004. Dibanding tahun 2003 total produksi mencapai 5.430,60 ton, kondisi ini mengalami peningkatan sebesar 8,83. Secara faktual, meskipun produksi perikanan laut hampir mencapai lima kali lipat dibandingkan dengan produksi perikanan tambak, tetapi nilai produksi perikanan tambak pada tahun 2004 Rp18.971.800.000,00 tidak terpaut begitu jauh dengan nilai produksi perikanan laut Rp25.606.660.000,00. Produksi dan nilai produksi perikanan di kecamatan-kecamatan pesisir Teluk Banten disajikan pada Tabel 23. Luas areal tambak di wilayah tersebut disajikan pada Tabel 24. Tabel 22. Status beberapa jenis kerapu No. Spesies kerapu Nama lokal Status menurut IUCN 1. Epinephelus coioides kerapu lumpur vulnerable 2. Epinephelus maculatus kerapu lodisunu tidak diketahui 3. Epinephelus spp. - - 4. Epinephelus fuscoguttatus kerapu macan vulnerable 5. Epinephelus sexfasciatus kerapu karang tidak diketahui Glimmerveen 2001 Tabel 23. Produksi dan nilai produksi perikanan kecamatan-kecamatan pesisir Teluk Banten tahun 2003-2004 No. Jenis Perikanan Produksi ton Nilai Produksi Rp. 1.000 2003 2004 2003 2004 1. Perikanan laut tangkap 5.430,60 5.910,50 21.242.597 25.606.660 2. Perikanan tambak 1.299,90 1.543,90 12.090.995 18.971.800 Jumlah 6.730,50 7.454,40 33.333.592 44.578.460 BPS Kabupaten Serang 2005 Tabel 24. Luas areal tambak di pesisir Teluk Banten No. Kecamatan pesisir Luas ha 1. Kramatwatu 378 2. Kasemen 860 3. Pontang 2.203 4. Tirtayasa 2.024 5. Tanara 1.445 Total 3.464,5 BPS Propinsi Banten 2005 Peranan sektor perikanan pada perekonomian Kabupaten Serang dinilai cukup penting. Pada tahun 2004, kontribusi sektor perikanan terhadap total PDRB mencapai Rp. 140.936.000.000,00 1,41. Walaupun secara nominal nilai ini meningkat 9,39 dari tahun 2003 Rp. 12.101.000.000,00, tetapi kontribusinya terhadap total PDRB cenderung turun 0,02. Meskipun demikian, pertumbuhan PDRB sektor perikanan cenderung naik dari 7,09 pada tahun 2003 menjadi 9,39 pada tahun 2004. Kondisi ini menunjukkan lemahnya sinergi antar sektor dan adanya kecenderungan dominasi oleh sektor tertentu, terutama industri. Struktur PDRB sektor perikanan di Kabupaten Serang dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Struktur PDRB sektor perikanan di Kabupaten Serang No. Indikator Tahun 2003 2004 1. Total PDRB juta Rp 8.998.670 9.989.429 2. PDRB sektor perikanan juta Rp 128.835 140.936 3. Kontribusi terhadap total PDRB 1,43 1,41 4. Laju pertumbuhan PDRB perikanan 7,09 9,39 BPS Kabupaten Serang 2005

4.3.4 Pertanian dan Perkebunan