Metode dan Analisis Data
Keterangan : P = tingkat kesukaran Tabel 1
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta
Tabel 1 Klasifikasi tingkat kesukaran
Interval P Kriteria
0,00 P ≤ 0,30 Sukar
0,30 P ≤ 0,70
Sedang 0,70 P ≤ 1,00
Mudah
Menurut Arikunto 2009
Pada soal uji coba sebanyak 50 soal, ada 18 soal masuk dalam kriteria soal mudah, 23 soal masuk dalam kriteria soal sedang dan 9 soal dengan kriteria
sukar Tabel 2. Tabel 2 Rekapitulasi tingkat kesukaran
Kriteria Nomor Soal Mudah
1, 4, 5, 24, 25, 26, 32, 33, 36, 38, 39, 41, 42, 45, 46, 47, 48, 50 Sedang 2, 3, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 27, 28, 30, 31, 34, 43, 44
Sukar 6, 11, 16, 17, 29, 35, 37, 40, 49
b. Daya pembeda, yaitu kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Soal yang
digunakan adalah soal dengan daya pembeda pada interval 0,20D ≤1,00
dengan kriteria Cukup sampai Sangat Baik. Indeks diskriminasi D adalah angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda yang dihitung dengan rumus
Arikunto, 2009 :
Keterangan : JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya jawaban benar dari kelompok atas
BB = banyaknya jawaban benar dari kelompok bawah PA = proporsi jawaban benar dari kelompok atas
PB = proporsi jawaban benar dari kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Klasifikasi daya pembeda
Interval D Kriteria
D ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 D ≤ 0,29 Jelek
0,3 0 D ≤ 0,59
Cukup 0,6
0 D ≤ 0,69 Baik
0,70 D ≤ 1,00 Sangat Baik
Menurut Arikunto 2009
Uji coba 50 soal diperoleh 18 soal termasuk kriteria baik, 13 soal termasuk kriteria cukup dan 19 soal termasuk kriteria jelek Tabel 4.
Tabel 4 Rekapitulasi daya pembeda
Kriteria Nomor Soal Baik
11, 12, 13, 15, 18, 20, 22, 29, 30, 32, 33, 36, 37, 38, 40, 43, 46, 47 Cukup
1, 2, 3, 6, 7, 10, 21, 23, 35, 41, 45, 48, 49 Jelek
4, 5, 8, 9, 14, 16, 17, 19, 24, 25, 26, 27, 28, 31, 34, 39, 42, 44, 50
c. Validitas, yaitu validitas butir soal ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi biserial Arikunto, 2010 :
Keterangan: rpbis = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total P = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf kesalahan 5. Jika harga r hitung r tabel product
moment, maka item soal yang diuji bersifat valid dan dapat digunakan. Uji coba 50 soal diperoleh 31 soal yang dinyatakan valid dan 19 soal
tidak valid Tabel 5. Tabel 5 Rekapitulasi validitas butir soal
Nomor Soal yang Valid Nomor Soal yang Tidak Valid
1, 2, 3, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 29, 30, 32, 33, 35, 36, 37,
38, 40, 41, 43, 45, 46, 47, 48, 49 4, 5, 8, 9, 14, 16, 17, 19, 24, 25, 26, 27,
28, 31, 34, 39, 42, 44, 50
d. Reliabilitas dihitung dengan teknik korelasi KR-21 Arikunto, 2010 :
Keterangan : M = rata-rata skor total
k = jumlah butir soal Vt = variasi skor total
Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf kesalahan 5. Jika r hitung r tabel product moment
maka instrumen yang dicobakan bersifat reliabel dan dapat digunakan. Uji coba 50 soal diperoleh 39 soal yang dinyatakan reliabel dan 11 soal tidak
reliabel sesuai dengan perhitungan di atas Tabel 6. Tabel 6 Rekapitulasi reliabilitas butir soal
Nomor Soal yang Reliabel Nomor Soal yang Tidak Reliabel
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 35, 36,
37, 38, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50 5, 9, 14, 16, 19, 24, 25, 31, 34, 39, 42
Dari analisis soal uji coba Lampiran 6, diambil 30 soal yang memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai soal post-test Tabel 7.
Tabel 7 Rekapitulasi soal yang dipakai
Nomor Soal yang Dipakai
1, 2, 3, 6, 10, 11, 12, 13, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 29, 30, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 43, 45, 46, 47, 48, 49
2. Hasil belajar berupa post-test. 3. Data nilai hasil belajar dianalisis untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar.
a. Nilai akhir siswa evaluasi post-test digunakan rumus
b. Nilai LKS dan tugas kelompok digunakan rumus
c. Tingkat ketuntasan secara klasikal dihitung dengan teknik analisis persentase.
d. Untuk mengukur nilai rata-rata kelas digunakan rumus.
4. Data tentang nilai aktivitas siswa dihitung dengan persentase kemudian dikonversi dalam bentuk nilai dengan menggunakan skala 11 Tabel 8.
Tabel 8 Skala 11 Acuan Penentuan Nilai Aktivitas Siswa
No. Tingkat
Penguasaan Batas Atas
Batas Bawah Nilai
Kriteria
1. 95 - 100
100 x SM 95 x SM
10 Sangat tinggi
2. 85 - 94
94 x SM 85 x SM
9 Tinggi
3. 75 - 84
84 x SM 75 x SM
8 Tinggi
4. 65 - 74
74 x SM 65 x SM
7 Cukup tinggi
5. 55 - 64
64 x SM 55 x SM
6 Cukup tinggi
6. 45 - 54
54 x SM 45 x SM
5 Rendah
7. 35 - 44
44 x SM 35 x SM
4 Rendah
8. 25 - 34
34 x SM 25 x SM
3 Rendah
9. 15 - 24
24 x SM 15 x SM
2 Rendah
10. 5 - 14
14 x SM 5 x SM
1 Sangat rendah
11. 0 - 4
4 x SM 0 x SM
Sangat rendah
Menurut Rofieq 2008 SM:Skor Maksimal
5. Data hasil angket tanggapan siswa dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat rekapitulasi hasil angket tentang tanggapan siswa. b. Menghitung persentase jawaban siswa.
6. Data hasil wawancara guru terhadap pembelajaran dianalisis secara deskriptif kualitatif.
18