3. Cara pengambilan data Data yang digunakan dalam penelitian ini masing-masing diambil dengan cara
sebagai berikut : a. Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari hasil post-test di akhir proses
pembelajaran. Selain itu juga diambil data rata-rata nilai LKS dan tugas kelompok membuat model ekosistem.
b. Data aktivitas siswa diambil secara klasikal melalui lembar observasi aktivitas siswa.
c. Data tanggapan kepuasan siswa diambil dengan angket kepuasan siswa. d. Data keterlaksanaan pembelajaran kontekstual diambil melalui lembar
pengamatan yang diisi oleh observer. e. Data keterlaksanaan metode pembelajaran diambil melalui angket yang diisi
oleh siswa. f. Data kinerja guru diambil melalui lembar pengamatan yang diisi observer.
g. Data tanggapan guru diambil dengan menggunakan wawancara.
G. Metode dan Analisis Data
Setelah memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, data tersebut dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
1. Tes uji coba Setelah diadakan tes uji coba, instrumen yang digunakan dalam tes uji
coba tersebut dianalisis untuk mengetahui kelayakan instrumen yang telah diujicobakan tersebut. Adapun hal-hal yang harus dianalisis dari tes uji coba
tersebut adalah : a. Tingkat kesukaran, yaitu persentase jumlah siswa yang menjawab soal dengan
benar. Soal yang digunakan adalah soal dengan tingkat kesukaran pada interval 0P≤0,90 dengan kriteria Mudah sampai Sukar. Besar tingkat kesukaran dapat
dihitung dengan rumus Arikunto, 2009 :
Keterangan : P = tingkat kesukaran Tabel 1
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta
Tabel 1 Klasifikasi tingkat kesukaran
Interval P Kriteria
0,00 P ≤ 0,30 Sukar
0,30 P ≤ 0,70
Sedang 0,70 P ≤ 1,00
Mudah
Menurut Arikunto 2009
Pada soal uji coba sebanyak 50 soal, ada 18 soal masuk dalam kriteria soal mudah, 23 soal masuk dalam kriteria soal sedang dan 9 soal dengan kriteria
sukar Tabel 2. Tabel 2 Rekapitulasi tingkat kesukaran
Kriteria Nomor Soal Mudah
1, 4, 5, 24, 25, 26, 32, 33, 36, 38, 39, 41, 42, 45, 46, 47, 48, 50 Sedang 2, 3, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 27, 28, 30, 31, 34, 43, 44
Sukar 6, 11, 16, 17, 29, 35, 37, 40, 49
b. Daya pembeda, yaitu kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Soal yang
digunakan adalah soal dengan daya pembeda pada interval 0,20D ≤1,00
dengan kriteria Cukup sampai Sangat Baik. Indeks diskriminasi D adalah angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda yang dihitung dengan rumus
Arikunto, 2009 :
Keterangan : JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya jawaban benar dari kelompok atas
BB = banyaknya jawaban benar dari kelompok bawah PA = proporsi jawaban benar dari kelompok atas
PB = proporsi jawaban benar dari kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda disajikan pada Tabel 3.