Pembelajaran kontekstual sebagai pendekatan pembelajaran biologi
berdasarkan pengalaman. Inkuiri atau menyelidiki adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara
sistematis. Bertanya dalam pembelajaran kontekstual dilakukan baik oleh guru maupun siswa. Bertanya merupakan refleksi keingintahuan setiap individu.
Melalui pertanyaan, guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya. Masyarakat belajar merupakan
sekelompok orang siswa yang terikat dalam kegiatan belajar, tukar pengalaman, dan berbagi pengalaman. Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar
dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memeragakan sesuatu sebagai
contoh. Penilaian autentik dimaksudkan untuk ngumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Refleksi pada prinsipnya adalah
pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kegiatan yang sudah dilakukan.
Peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa diperoleh melalui pendekatan kontekstual yang dilaksanakan pada berbagai materi antara lain dalam
penelitian Suryanti et al 2006, Setiawan 2007 dan Kurniastuti 2006. Hasil penelitian Suryanti et al 2006 menunjukkan bahwa untuk mengatasi kesulitan
siswa dalam memahami materi pokok panas dapat dilakukan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri dengan seting kelompok kooperatif.
Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas dalam hal bertanya, mengemukakan pendapatide serta mendengarkan dengan
aktif. Selain itu juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pokok panas. Setiawan 2007 mengemukakan bahwa dengan menggunakan
pembelajaran kontekstual, terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, ditunjukkan oleh peningkatan nilai hasil kerja kelompok dari siklus I, siklus II, dan siklus III,
terjadi peningkatan penguasaan konsep-konsep biologi mulai dari siklus I, Siklus II dan Siklus III, yang berarti bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran biologi. Menurut Kurniastuti 2006, pembelajaran kontekstual pada pokok bahasan ekosistem dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA.
Menurut Sanjaya 2006, pembelajaran kontekstual sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran biologi memiliki kelebihan dan kekurangan
antara lain : a. Kelebihan
1 Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan nyata. Siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan
nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan
berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
2 Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada
siswa karena
pembelajaran kontekstual
menganut aliran
konstruktivisme, di mana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri.
b. Kelemahan 1 Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam pembelajaran
kontekstual, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar
seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya.
2 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar menggunakan strategi-
strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan
pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.