Menurut David 2002, QSPM adalah alat yang direkomendasikan
bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success factors internal-eksternal yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Jadi, secara konseptual, tujuan QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif relative attractiveness dari strategi-
strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan. Seperti alat analisis
untuk memformulasikan strategi lainnya, QSPM juga membutuhkan intuitive judgement
yang baik.
2.10. Penelitian Terdahulu
Sahal 2003 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Formulasi Strategi PT. Fastfood Indonesia, Tbk KFC dalam Menghadapi Persaingan
Bisnis Fastfood, dengan menggunakan analisis internal dan eksternal diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan berada pada pada kuadran II yaitu
grow and build dan cocok dikendalikan dengan strategi-strategi intensif atau
strategi-strategi terintegrasi. Melihat kondisi perusahaan saat ini maka strategi yang paling cocok dan relevan untuk diimplementasikan perusahaan
adalah strategi-strategi intensif. Sementara dari kombinasi matiks IE dan SWOT dihasilkan beberapa alternatif strategi bisnis yang mendukung tahap
keputusan dengan QSPM. Dari hasil QSPM didapatkan urutan alternatif implementasi strategi yang dapat direkomendasikan yaitu starategi penetrasi
pasar, strategi pengembangan pasar dan strategi pengembangan produk. Nugraha 2004 telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Strategi Pemasaran pada Restoran Waralaba Studi Kasus di Bakmi Japos Cabang Bogor. Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor
internal dan eksternal perusahaan menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Berdasarkan hasil analisis matriks IE, posisi perusahaan berada pada
kuadran IV yang disebut posisi grow and build dan alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah strategi intensif dan integratif.
Berdasarkan hasil dari analisis SWOT, perusahaan sebaiknya mencoba melaksanakan alternatif strategi tersebut dan khususnya memprioritaskan
peraturan-peraturan baku yang telah dibuat untuk cabang-cabangnya agar lebih fleksibel dan lebih disesuaikan dengan daerah setiap outlet-outletnya.
Kustiartono 2005 dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Strategi Pemasaran Produk Ayam Bakar Berdasarkan Perilaku Konsumen Studi
Kasus di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Halalan Thoyyiban Cabang Kalimalang berdasarkan perilaku dan atribut ideal konsumen
dengan menggunakan analisis SWOT diperoleh hasil bahwa posisi perusahaan berada pada kuadran IV. Strategi diversifikasi yang digunakan
pada kuadran IV antara merespon trend masakan terbaru yang disukai pelanggan, meningkatkan pelayanan, serta memperjelas value yang didapat
konsumen baik secara emosional maupun fungsional dalam mengkonsumsi ayam bakar seperti kekhasan masakan maupun kenyamanan suasana rumah
makan.
3.1 Kerangka Pemikiran