17
complex. Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf, yang
mencakup kategori persepsi perception, kesiapan set, gerakan terbimbing guided response, gerakan terbiasa mechanism, gerakan komplek complex
overt response, penyesuaian adaptation, dan kreativitas originality. Selanjutnya Gerlach dan Ely 1980 dalam Rifa’i dan Anni 2011: 85
menyatakan bahwa : Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta
didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung apa yang dipelajari oleh
pebelajar. Oleh karena itu apabila peserta didik mempelajari pelajaran tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh
berupa penguasaan konsep. Dalam peserta didikan, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan
kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan peserta didikan. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat ditarik simpulan bahwa hasil
belajar merupakan sesuatu yang diperoleh siswa atas kegiatannya yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
2.1.7 Karakteristik Anak Usia SD
Rusman 2012: 250 menyatakan bahwa tahap perkembangan tingkah laku belajar siswa Sekolah Dasar sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam
dirinya dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri siswa dan
lingkungannya. Selanjutnya Piaget 1950 dalam Rusman 2012: 250-1 menyatakan
bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya teori kognitif. Piaget membagi
18
perkembangan berpikir anak ke dalam tahap-tahap sebagai berikut: 0-2 tahun sensorimotor, 2-7 tahun praoperasional, 7-11 tahun operasi konkret, dan usia
11 tahun lebih operasi formal. Anak pada usia Sekolah Dasar 7-11 tahun berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usisa ini tingkah laku anak
yang tampak yaitu: 1 anak mulai memandang dunia secara objektif, 2 anak mulai berpikir secara operasional, 3 anak mampu mempergunakan cara berpikir
operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, 4 anak dapat membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan
mempergunakan hubungan sebab-akibat, dan 5 anak dapat memahami konsep substansi, panjang, lebar, luas, tinggi, rendah, ringan, dan berat. Kecenderungan
belajar anak usia Sekolah Dasar memiliki tiga ciri, yaitu: konkret, integratif, dan hierarkis.
Berikutnya Rifa’i dan Anni 2011: 68 para pendidik memberikan label kepada anak usia Sekolah Dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan penting tertentu. Kemudian, anak usia Sekolah Dasar
merupakan periode kritis dalam dorongan berprestasi. Masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak suskses, atau sangat sukses.
Perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak Sekolah Dasar adalah anak yang berusia 7-11 tahun dimana mereka berada
dalam tahap operasional konkret dan sedang membentuk kebiasannya.
19
2.1.8 Hakikat IPA