12
Selanjutnya Slameto 2013: 54-71 membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern itu sendiri dibagi menjadi tiga: faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh; faktor psikologis meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan; dan faktor kelelahan. Selanjutnya faktor ekstern dibagi menjadi tiga, yaitu: faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi
antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan; faktor sekolah meliputi metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah; dan faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat. Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern.
2.1.3 Pengertian Pembelajaran
Beberapa pengertian pembelajaran oleh ahli pendidikan, diantaranya menurut Wenger 1998: 227; 2006: 1 dalam Huda 2013: 2 menyatakan bahwa:
Pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain.
pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi di mana saja dan
pada level yang berbeda-beda, secara individual, kolektif atau sosial. Sedangkan menurut Hausstatter dan Nordkvelle 1978 dalam Huda 2013:
5 mengatakan bahwa pembelajaran merefleksikan pengetahuan konseptual yang
13
digunakan secara luas dan memiliki banyak makna yang berbeda-beda. Meskipun demikian, menurut Huda 2013: 5 ada dua definisi yang cukup
mewakili berbagai perspektif teoretis terkait dengan praktik pembelajaran : 1
Pembelajaran sebagai perubahan perilaku. Salah satu contoh perubahannya adalah ketika seorang pembelajar yang awalnya tidak begitu perhatian
dalam kelas ternyata berubah menjadi sangat perhatian. 2
Pembelajaran sebagai perubahan kapasitas. Salah satu contoh perubahannya adalah ketika seorang pembelajar yang awalnya takut pada
pelajaran tertentu ternyata berubah menjadi seseorang yang sangat percaya diri dalam menyelesaikan pelajaran tersebut.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran merupakan sesuatu yang dilakukan secara langsung dan berulang-
ulang baik secara kolektif atau individual sehingga menghasilkan pengetahuan dan perubahan sikap.
2.1.4 Performansi Guru
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Bab III Pasal 10 Ayat 1, dijelaskan bahwa “kompetensi guru sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi”. Selanjutnya Rusman 2012: 22-3 menyatakan kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang guru yang profesional meliputi:
14
1 Kompetensi pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2 Kompetensi personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawwa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3 Kompetensi profesional, adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalaam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam Standar Nasional Pendidikan. 4
Kompetensi sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan seorang pendidik harus memiliki empat kompetensi yang telah dijabarkan di atas sehingga dapat
disebut sebagai pendidik profesional.
2.1.5 Aktivitas Belajar