20
1 Sikap : rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup,
serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended.
2 Proses : prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode
ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
3 Produk : berupa fakta, prinsip,teori, dan hukum.
4 Aplikasi : penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan
sehari-hari. Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Berdasarkan pengertian beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan ilmu yang mempelajari alam semesta beserta isinya yang dapat dibuktikan kebenarannya serta diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
2.1.9 Pembelajaran IPA di SD
Samatowa 2011: 3-4 menyebutkan beberapa alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar, alasan itu dapat digolongkan menjadi empat golongan,
yakni: 1
IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kesejahteraan materiil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA
sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan.
21
2 Bila diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata
pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis. 3
Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan sendiri yang dilakukan oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat
hapalan belaka. 4
Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
Keterampilan proses sains didefinisikan oleh Paolo dan Marten dalam Samatowa 2011: 5 adalah: 1 mengamati, 2 mencoba memahami apa yang
diamati, 3 mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, 4 menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat
apakah ramalan tersebut benar. Selanjutnya Samatowa 2011: 6 menyatakan Ilmu Pengetahuan Alam
tidak menyediakan semua jawaban untuk semua masalah yang kita ajukan. Dalam IPA anak-anak dan guru harus tetap bersifat skeptis sehingga kita selalu siap
memodifikasi strategi-movel yang kita punyai tentang alam ini sejalan dengan penemuan-penemuan baru yang kita dapatkan.
Dikutip oleh Tisno Hadisubroto 1996: 28 dalam Samatowa 2011: 5 Piaget mengatakan bahwa pengalaman langsung yang memegang peranan penting
sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak. Pengalaman langsung anak yang terjadi secara spontan dari kecil sejak lahir sampai 12 tahun. Efisiensi
pengalaman langsung pada anak tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan objek dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap
22
untuk mengembangkan konsep tertentu hanya bila ia telah memiliki struktur kognitif skemata yang menjadi prasyaratnya yakni perkembangan kognitif yang
bersifat hirarkhis dan integratif. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
IPA di SD hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif anak dan dengan melibatkan siswa secara langsung.
2.1.10 Materi Kenampakan Permukaan Bumi