62
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
Berdasarkan Tabel 4.2, aktivitas siswa pada pertemuan 1 mencapai 71,86 termasuk kriteria keaktifan tinggi. Sedangkan pada pertemuan 2 aktivitas siswa
mencapai 75,19 termasuk kriteria keaktifan sangat tinggi. Nilai rata-rata aktivitas siswa siklus I mencapai 73,52 termasuk kriteria keaktifan tinggi,
sehingga kriteria tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan ≥ 70 . Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I dapat digambarkan pada bagan berikut ini:
Gambar 4.2 Diagram Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Siklus I
4.1.1.3 Paparan Hasil Belajar
Hasil belajar siswa diukur dengan tes formatif yang dilaksanakan di akhir siklus I. Hasil tes formatif siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
70 71
72 73
74 75
76
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2
Skor Total Perolehan 2371,39
2857,15 Persentase Aktivitas Siswa
71,86 75,19
Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa
73,52
63
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Belajar Siswa Siklus I
Kategori Rentang
Nilai Frekuensi Jumlah
Nilai Ketuntasan
Belajar Klasikal
Tuntas 70-100
32 2510
84 Tidak Tuntas
0-69 6
360 16
Jumlah 38
2870 Rata-rata
75,53
Berdasarkan Tabel 4.3, jumlah siswa yang telah memenuhi KKM ≥ 70 sebanyak 32 siswa, sedangkan yang belum memenuhi KKM sebanyak 6 siswa,
dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 75,53 sehingga nilai rata-rata kelas sudah memenuhi kriteria keberhasilan sekurang-kurangnya 70. Presentase
ketuntasan belajar klasikal mencapai 84, dengan demikian presentase ketuntasan belajar klasikal juga sudah mencapai indikator keberhasilan, yaitu sekurang-
kurangnya 75. Ketuntasan belajar klasikal siklus I dapat digambarkan pada bagan berikut:
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I
Presentase tuntas belajar
84 Presentase tidak
tuntas belajar 16
Sales; 0 Sales; 0
tuntas tidak tuntas
64
4.1.1.4 Refleksi
Secara umum, nilai performansi guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, kehadiran siswa, serta ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sudah mencapai
indikator keberhasilan penelitian. Nilai performasnsi guru pada siklus I mencapai 77,42 dengan indikator keberhasilan ≥ 71, lebih rinci pada pertemuan 1 mencapai
71,21 dan pertemuan 2 mencapai 83,62. Rata-rata persentase aktivitas siswa mencapai 73,52 dengan indikator
keberhasilan penelitian ≥ 70. Lebih rinci pada presentase aktivitas siswa pada pertemuan 1 71,86 dan pertemuan 2 75,19. Persentase kehadiran siswa pada
siklus I mencapai 93,42 dengan indikator keberhasilan minimal 90. Dijelaskan lebih rinci presentase kehadiran pada pertemuan 1 sebesar 86,84 dan
pertemuan 2 sebesar 100. Rata-rata hasil belajar siswa mencapai 84,21 dengan indikator keberhasilan ≥ 70. Ketuntasan belajar klasikal mencapai 84 dengan
indikator keberhasilan ≥ 75. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai performansi guru,
aktivitas belajar siswa, dan presentase kehadiran siswa siklus I terjadi peningkatan pada pertemuan pertama dan kedua. Peningkatan tersebut diupayakan melalui
proses refleksi pada setiap akhir pertemuan, yang bertujuan agar peningkatan tidak hanya terjadi pada satu siklus saja, melainkan peningkatan juga terjadi pada
setiap pertemuan. Kekurangan-kekurangan pada setiap pertemuan dijadikan sebagai bahan perbaikan pada pertemuan selanjutnya sehingga diharapkan terjadi
peningkatan yang berkelanjutan. Nilai performansi guru, aktivitas belajar siswa, kehadiran siswa, dan rata-
65
rata hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan. Walaupun nilai performansi guru, aktivitas belajar siswa, kehadiran siswa, dan rata-rata hasil
belajar siswa serta ketuntasan belajar klasikal sudah mencapai indikator keberhasilan namun hasilnya belum memuaskan sehingga perlu diupayakan agar
nilai performansi guru, aktivitas belajar siswa, rata-rata hasil belajar, dan ketuntasan belajar klasikal dapat meningkat pada siklus II. Hal tersebut terjadi
karena masih terdapat kekurangan-kekurangan pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2. Kekurangan tersebut berasal dari guru dan siswa. Adapun
kekurangan yang berasal dari guru pada siklus I pertemuan1 yaitu: 1
Guru masih ragu-ragu dalam menerapkan tahap-tahap pembelajaran strategi Take and Give.
2 Media pembelajaran yang disediakan oleh guru jumlahnya terbatas
sehingga tidak dapat menjangkau semua siswa. 3
Guru menunjuk beberapa siswa tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan diri.
Kekurangan yang berasal dari siswa pada siklus I pertemuan 1 sebagai berikut:
1 Siswa masih kebingungan dalam memahami langkah-langkah
pembelajaran strategi Take and Give. 2
Masih ada siswa yang menyelesaikan tugas dari guru tidak tepat waktu. 3
Masih sedikit siswa yang berani menyampaikan pendapatnya. 4
Siswa belum berani bertanya kepada guru. Sedangkan, kekurangan yang berasal dari guru pada siklus I pertemuan 2 ,
66
yaitu: 1
Media yang digunakan guru kurang besar sehingga kurang terlihat jelas dari siswa barisan belakang.
Kekurangan yangt berasal dari siswa pada siklus I pertemuan 2, yaitu : 1
Masih ada siswa yang bermain main saat pembelajaran. 2
Siswa belum berani bertanya pada guru. 3
Masih ada siswa yang mengerjakan tugas tidak tepat waktu.
4.1.1.5 Revisi