Nilai-Nilai Dasar Pemerintah yang Menangani Pengaduan Kewajiban dan Larangan Bagi Aparatur Pemerintah yang Menangai

Dalam menyelenggarakan penanganan pengaduan masyarakat setiap instansi wajib berpedoman pada asas-asas penanganan pengaduan masyarakat. Adapun azas-azas tersebut adalah: 1. Kepastian hukum 2. Transparansi 3. Koordinasi 4. Efektivitas dan efisiensi 5. Akuntabilitas 6. Obyektifitas 7. Proporsionalitas 8. Kerahasiaan Sebagai pedoman bagi aparatur pemerintah yang menangani pengaduan masyarakat dalam bersikap, bertindak, berucap dan berperilaku agar memiliki moral dan kepribadian yang baik, mendorong etos kerja serta menumbuh kembangkan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam penanganan pengaduan masyarakat maka pemerintah kota semarang menyusun etika dalam penanganan pengaduan masyarakat lampiran Walkot Semarang Nomor 16 Tahun 2010. Etika tersebut berisi hal-hal sebagai berikut:

1. Nilai-Nilai Dasar Pemerintah yang Menangani Pengaduan

Wasyarakat Aparatur pemerintah yang menangani pengaduan masyarakat wajib menjunjung nilai-nilai dasar, sebagai berikut: a. Berani mengambil sikap tegas dan rasional dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan penanganan pengaduan masyarakat. b. Integritas, mewujudkan perilaku yang jujur dan bermartabat. c. Tangguh, tegar dalam menghadapi berbagai godaan, hambatan, tantangan, ancaman, dan intimidasi dalam bentuk apapun dan dari pihak manapun; dan d. Inovatif, selalu meningkatkan pengetahuan dan kapasitas pribadi.

2. Kewajiban dan Larangan Bagi Aparatur Pemerintah yang Menangai

Pengaduan Masyarakat a. Aparatur pemerintah yang menangani pengaduan masyarakat wajib: 1 Melaksanakan tugas dan wewenang secara proporsional dan professional. 2 Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3 Membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja. 4 Mengembangkan pikiran secara kreatif dan inofatif dalam rangka peningkatan kinerja. 5 Menjaga informasi yang bersifat rahasia terkait dengan jabatan, pelapor, dan terlapor 6 Menyerahkan seluruh dokumen atau bahan-bahan yang berkaitan dengan pengaduan masyarakat kepada atasanya, apabila sudah tidak menangani pengaduan masyarakat atau berhentialih tugas. 7 Menjaga kerahasiaan, baik informasi maupun dalam bentuk dokumen kepada pihak lain, yang memperoleh sebagai konsekuensi pelaksanaan tugas selama menangani pengaduan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, apabila sudah tidak menangani pengaduan masyarakat atau berhentialih tugas. b. Aparatur pemerintah yang menangani pengaduan masyarakat dilarang: 1 Menggunakan sumber daya publik untuk kepentingan pribadi atau golongan. 2 Menerima imbalan dalam bentuk apapun untuk kegiatan yang berkaitan dengan penanganan pengaduan masyarakat. 3 Meminta atau menerima bantuan dari pihak manapun untuk kepentingan proses penanganan pengaduan masyarakat. 4 Menyampaikan informasidokumen kepada pihak manapun selain pejabat yang diberi kewenangan. 5 Menangani kasus yang dapat menimbulkan terjadinya konflik kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan. c. Etika aparatur pemerintah dalam penanganan pengaduan masyarakat 1 Etika terhadap pelapor a Memberikan pelayanan dan empati, hormat dan santun, tanpa pamrih dan tanpa unsure pemaksaan. b Memberikan pelayanan secara cepat tepat, terbuka dan adil serta tidak administrative c Menjamin kerahasiaan identitas pelapor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d Menciptakan keamanan dan kenyamanan kepada pelapor. e Memberikan penjelasan secara proporsional tentang perkembanagn proses pengaduan masyarakat yang ditangani. 2 Etika terhadap terlapor a Menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah b Menghormati hak-hak terlapor 3 Etika terhadap sesama aparatur pemerintah yang menangani pengaduan masyarakat a Menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan. b Menggalang rasa kebersamaan. c Menghargai perbedaan pendapat. d Saling membimbing, mengingatkan dan mengoreksi.

3. Waktu Penyelesaian

Dokumen yang terkait

Implikasi Tata Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Terhadap Efektivitas Perencanaan Pembangunan (Studi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Binjai).

13 180 165

TESIS OPTIMALISASI PENGAWASAN INSPEKTORAT KABUPATEN MAGELANG DALAM MEWUJUDKAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK ( GOOD GOVERNANCE).

0 4 16

PENDAHULUAN OPTIMALISASI PENGAWASAN INSPEKTORAT KABUPATEN MAGELANG DALAM MEWUJUDKAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK ( GOOD GOVERNANCE).

0 4 19

TINJAUAN PUSTAKA OPTIMALISASI PENGAWASAN INSPEKTORAT KABUPATEN MAGELANG DALAM MEWUJUDKAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK ( GOOD GOVERNANCE).

1 8 45

PENUTUP OPTIMALISASI PENGAWASAN INSPEKTORAT KABUPATEN MAGELANG DALAM MEWUJUDKAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK ( GOOD GOVERNANCE).

0 3 7

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN APBDES UNTUK MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG GOOD GOVERNANCE Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan APBDes Untuk Mewujudkan Pemerintahan Yang Good Governance (Studi Kasus Di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten

0 2 15

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN APBDES UNTUK MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG GOOD GOVERNANCE Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan APBDes Untuk Mewujudkan Pemerintahan Yang Good Governance (Studi Kasus Di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabu

0 6 20

PERAN KEPEMIMPINAN LURAH DALAM MEWUJUDKAN TATA KELOLA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN YANG BAIK ( GOOD GOVERNANCE ) DI KELURAHAN LALANG KECAMATAN RAMBUTAN KOTA TEBING TINGGI.

19 59 24

Strategi Pemberdayaan Birokrasi Daerah untuk Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik

0 1 10

TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNMENT) DAN TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) DALAM IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH - Repository IPDN

0 0 25