Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat peneliti simpulkan bahwa: 1. Persoalan yang memunculkan keluhan adalah disebabkan karena pelayanan baik jasa maupun non jasa dari penyedia pelayanan pemerintah Kota Semarang belum sesuai dengan harapan masyarakat. Selain itu, keluhan muncul disebabkan karena penyedia pelayanan maupun pengguna layanan yang melanggar hak pegguna layanan yang lain. Persoalan yang menyebabkan munculnya keluhan di Kota Semarang adalah menyangkut biaya pelayanan yang tidak wajar, biaya pelayanan yang tidak pasti, pungutan liar pungli, kebijakan atau peraturan daerah yang kurang mencerminkan aspirasi masyarakat, keberadaan pengamen dan pengemis jalanan yang meresahkan, keberadaan PKL, warung atau bangunan di badan jalan atau di bantaran sungai, perijinan membangun bangunan tanpa izin IMB, usaha dengan memanfaatkan fasilitas perumahan, sikap petugas pemberi pelayanan, kompetensi petugas pemberi pelayanan, pelayanan yang kurang cepat, jadwal pelayanan yang tidak pasti dan pelayanan yang berbelit-belit, keadilan dalam memberikan pelayanan, kedisiplinan petugas penyedia pelayanan, tidak ada markah jalan tanda yang berupa garis-garis penunjuk atau ada tetapi tidak jelas, keberadaan 125 baliho yang dirasa kurang representatif, keberadaan orang stress atau gila, keberadaan PSK Penjajah Seks Komersial yang meresahkan, pasangan muda mudi tanpa ikatan suami istri yang meresahkan, parkir becak yang mengganggu pengguna jalan lainya, jalan rusak dan jembatan rusak, air PDAM tidak lancar, lampu penerangan jalan, warga tidak terima lingkungannya didirikan tower, warga membuang sampah di sembarang tempat yang berimbas pada warga lain, penjual minuman keras, bau asap yang tidak baik untuk kesehatan, kondisi pasar yang kumuh, halte rusak, minta penambahan halte atau ada halte tetapi dimanfaatkan orang untuk hal-hal lain, kurangnya angkutan umum, adanya mobil plat hitam yang ngompreng, lampu bangjo yang dirasa warga sangat cepat, pohon peneduh yang digunakan untuk hal-hal lain misalnya dipasangi bendera, jembatan rusak, keberadaan mobil rusak yang membuat tidak sedap dipandang dan isu-isu yang tidak jelas. 2. Pengelolaan keluhan masyarakat khususnya di Kota Semarang dipusatkan untuk ditangani oleh P5 Pusat Penanganan Pengaduan Pelayanan Publik Kota Semarang. Masyarakat dapat menyalurkan keluhan melalui media cetak, elektronik dan atau datang langsung ke P5. Penanganan keluhan dilakukan dengan melalui proses sebagai berikut: a. Pengaduan yang masuk diterima oleh Customer Service CS untuk dilakukan proses pencatatan kedalam buku agenda. b. Proses penelaahan keluhan c. Proses penyaluran keluhan d. Pembuktian atas kebenaran substansi keluhan e. Pelaporan f. Pengarsipan Namun, cepat atau lambatnya pengaduan dapat ditangani lebih banyak ditentukan oleh dinas atau instansi yang diadukan. 3. Hal yang menghambat dalam penanganan pengaduan adalah adanya pengaduan yang tidak jelas, kurang responya SKPD teradu untuk dimintai koordinasi, kurangnya SDM yang handal, kurangnya sarana dan prasarana. Usaha untuk mengatasinya dalah dengan melakukan sosialisasi tentang pusat penanganan pengaduan pelayanan publik Kota Semarang kepada pengguna layanan menyangkut bagaimana melayangkan keluhan yang baik, benar dan tepat. Disusunya pedoman penanganan pengaduan pelayanan publik bagi unit penyedia layanan di Kota Semarang.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Implikasi Tata Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Terhadap Efektivitas Perencanaan Pembangunan (Studi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Binjai).

13 180 165

TESIS OPTIMALISASI PENGAWASAN INSPEKTORAT KABUPATEN MAGELANG DALAM MEWUJUDKAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK ( GOOD GOVERNANCE).

0 4 16

PENDAHULUAN OPTIMALISASI PENGAWASAN INSPEKTORAT KABUPATEN MAGELANG DALAM MEWUJUDKAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK ( GOOD GOVERNANCE).

0 4 19

TINJAUAN PUSTAKA OPTIMALISASI PENGAWASAN INSPEKTORAT KABUPATEN MAGELANG DALAM MEWUJUDKAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK ( GOOD GOVERNANCE).

1 8 45

PENUTUP OPTIMALISASI PENGAWASAN INSPEKTORAT KABUPATEN MAGELANG DALAM MEWUJUDKAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK ( GOOD GOVERNANCE).

0 3 7

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN APBDES UNTUK MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG GOOD GOVERNANCE Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan APBDes Untuk Mewujudkan Pemerintahan Yang Good Governance (Studi Kasus Di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten

0 2 15

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN APBDES UNTUK MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG GOOD GOVERNANCE Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan APBDes Untuk Mewujudkan Pemerintahan Yang Good Governance (Studi Kasus Di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabu

0 6 20

PERAN KEPEMIMPINAN LURAH DALAM MEWUJUDKAN TATA KELOLA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN YANG BAIK ( GOOD GOVERNANCE ) DI KELURAHAN LALANG KECAMATAN RAMBUTAN KOTA TEBING TINGGI.

19 59 24

Strategi Pemberdayaan Birokrasi Daerah untuk Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik

0 1 10

TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNMENT) DAN TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) DALAM IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH - Repository IPDN

0 0 25