Melting Point MP ,titik leleh Penentuan angka yodium IV , Iodine Value.

semakin tinggi konsumsi gas H 2 , ketidakjenuhan minyak akan semakin berkurang. Akibatnya, titik leleh akan semakin tinggi yang berarti komponen solid pada minyak semakin bertambah pada suhu yang sama. Sehingga, dengan kenaikan konsumsi gas H 2 maka SFC produk pun semakin meningkat pada suhu yang sama.

4.2.4. Melting Point MP ,titik leleh

Hasil percobaan hidrogenasi parsial titik leleh dapat dilihat di tabel 4.9 sd 4.16. Syarat utama pada proses pembuatan lemak pengganti coklat adalah padat pada suhu kamar 27 o C dan melebur pada suhu tubuh 32-37 o C. Karena itu pada proses pembuatan ini titik leleh menjadi syarat yang harus dipenuhi. Ketika suatu senyawa kimia murni dipanaskan, maka terjadi perubahan transisi fase dari padat menjadi cair pada suhu tertentu. Saat cairan tersebut didinginkan, transisi akan berjalan sebaliknya pada suhu yang sama. Ketajaman melting point adalah salah satu tes kemurnian bahan. Lemak alami, bukanlah senyawa yang murni tapi lebih merupakan campuran trigliserida yang disusun oleh beragam asam lemak. Karena itu, pelelehan lemak berlangsung secara gradual. Melting point pada asam lemak bervariasi tergantung pada beberapa aturan sederhana, yaitu:  Peningkatan panjang rantai meningkatkan melting point  Peningkatan tingkat kejenuhan meningkatkan melting point  Perubahan isomer cis menjadi trans meningkatkan melting point Parameter Proses Hidrogenasi yang dicapai adalah penurunan IV Iodine Value, dengan berkurangnya ikatan rantai rangkap maka angka IV-nya juga semakin turun. Dan sebaliknya nilai Slip Melting Point SMP menjadi naik, secara fisik minyaknya menjadi lebih kerassolid, sehingga sering disebut Harden Fat. Dari variabel proses di atas, dapat dilihat bahwa peningkatan suhu, tekanan, agitasi dan konsentrasi katalis akan menyebabkan selektivitas meningkat seiring dengan peningkatan suhu dan berakibat sebaliknya seiring dengan kenaikan tekanan, agitasi dan katalis. Isomerisasi ikatan rangkap meningkat seiring kenaikan suhu tapi menurun dengan peningkatan tekanan, agitasi dan katalis.

4.2.5. Penentuan angka yodium IV , Iodine Value.

79 Universitas Sumatera Utara Iodine Value IV menunjukkan tingkat ketidakjenuhan suatu minyak. Iodine I 2 dapat diadisikan pada ikatan rangkap dalam asam lemak tak jenuh. Reaksi ini dengan berbagai variasi untuk mempercepat digunakan untuk mengukur kejenuhan minyak. Hasilnya dijelaskan sebagai gram iodine yang terserap oleh 100 gram minyaklemak. Reaksi berlangsung baik pada ikatan rangkap konfigurasi cis ataupun trans. Perbandingan angka yodium IV dapat dilihat pada tabel 4.9 sd 4.16. juga hubungan antara IV dengan MP dan SFC. Hidrogenasi erat kaitannya dengan tujuan untuk menurunkan IV produk. Maka semakin tinggi IV, semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk menurunkannya. Lamanya waktu yang diperlukan untuk suatu proses produksi, tentunya tidak diharapkan oleh sebuah perusahaan yang menginginkan efisiensi waktu. Untuk itu diusahakan konsumsi nikel yang cukup untuk mempercepat proses hidrogenasi. Namun jumlah nikel yang digunakan juga tidak baik jika terlalu banyak, karena hal tersebut merupakan suatu pemborosan. Jika hal demikian terjadi, tentunya perusahaan harus mengeluarkan anggaran yang lebih banyak untuk membeli nikel untuk katalis. Untuk itu harus ditentukan jumlah konsumsi nikel yang tepat untuk masing-masing produk. Tidak terlalu banyak, tetapi juga tidak terlalu sedikit. Hidrogenasi merupakan reaksi yang bersifat eksoterm melepaskan panas, jadi semakin lama hidrogenasi dilakukan semakin tinggi suhu produk sampai saat tertentu dimana tidak terdapat lagi ikatan rangkap karena seluruh ikatan rangkap pada raw material telah dijenuhkan.

4.2.6. Komposisi blending Coating Fat