glass untuk menonaktifkan katalis ditambah sedikit asam sitrat citric acid dan diaduk dengan memakai stirer , sambil ditambahkan air panas , kemudian
dipindahkan ke corong pisah dan dipisahkan bagian filtrat air dibuang , diekstrak dengan air panas beberapa kali sampai air cucian berwarna jernih. Hasil ekstrak
dipisahkan dengan corong pisah dan diambil bagian atas yang telah terbentuk. Dan dilanjutkan dengan menguapkan air dalam kondisi vacum.
Hasil dari interesterifikasi dilakukan analisa slip melting point , IV , SFC dan FAC.
3.4.3.1. Interesterifikasi minyak inti sawit
Proses interesterifikasi dilakukan dengan sampel RBDPKO , RBDHPKO ,RBDHPO , dan Blending antara RBDHPKO : RBDHPO dengan rasio
perbandingan 88 : 12 . Hasil interseterifikasi dibandingkan dengan kualiti sebelum interesterifikasi. Hasil interesterifikasi dari masing-masing reaksi
interesterifikasi diatas dikarakteristik dengan beberapa cara yaitu :
Penentuan kandungan lemak padat
Penentuan titik leleh
Penentuan komposisi asam lemak dan asam lemak trans
3.4.3.2 Interesterifikasi hasil blending
Proses interesterifikasi dilakukan dengan sampel RBDPST dengan RBDPKL dari hasil blending , rasio perbandingan 70:30 , 60:40 , 50:50. Hasil
interesterifikasi dilakukan analisa slip melting point , IV , SFC ,FAC dan TFA.
3.4.4 Penentuan bilangan iodium IV = Iodine Value
Angka yodium Iodine value = IV ditentukan dengan metode AOCS , angka yodium dilakukan terhadap produk hasil hidrogenasi parsial RBDPKO ,
RBDPKOlein dan hasil blending antara RBDHPKO dengan RBDPKO dengan ratio perbandingan : 10:90, 20:80, 30:70 , 40:60, 50:50, 60:40, 70:30, 80:20 dan
90:10. Hasil blending antara RBDHPKO dengan RBDHPKOlein dengan ratio perbandingan 95:5, 90:10, 85:15, 80:20, 75:25, 70:30, 65:35, 60:40, 55:45, 50:50,
44
Universitas Sumatera Utara
45:55, 60:40, 65:35, 70:30, 75:25, 80:20, 85:15, 90:10, dan 95:5. Dan hasil blending dan Interesterifikasi antara RBDPST dengan RBDPKL juga dianalisa
angka yodium.
Prosedur :
1. Pastikan sample sudah benar homogen, untuk sample padat
cairkan, pastikan bebas air kemudian disaring dengan kertas saring. 2.
Timbang dengan teliti sample yang beratnya kira-kira +- 0.7933 gr.
3. Tambahkan 20 ml pelarut cyclohexane, homogenkan Tambahkan 25 ml larutan Wij’s, tutup dan homogenkan. Peram
selama 1 jam di tempat gelap. 3.
Tambahkan 20 ml larutan KI 15 . 4.
Tambahkan 100 ml aquades, homogenkan. 5.
Titrasi dengan larutan standar Natrium Thiosulfat 0,1 N hingga
warna kuning muda. 6.
Tambahkan 3 tetes indikator amilum 1 , homogenkan. warna biru.
7. Titrasi lagi hingga warna biru tepat hilang, catat volume Na.
Thiosulfat terpakai V
SP
. 8.
Lakukan blanko, catat volume terpakai V
B
.
Perhitungan
12,69 x
Sample Gram
Tio. Nat.
N x
SP V
B V
= IV
3.4.5 Penentuan titik leleh SMP = slip melting point
Titik leleh ditentukan dengan metode pipa kapiler AOCS , titik leleh dilakukan terhadap produk hasil hidrogenasi parsial RBDPKO , RBDPKOlein dan
45
Universitas Sumatera Utara
hasil blending antara RBDHPKO dengan RBDPKO dengan ratio perbandingan : 10:90, 20:80, 30:70 , 40:60, 50:50, 60:40, 70:30, 80:20 dan 90:10. Analisa juga
dilakukan terhadap blending antara RBDHPKO dengan RBDPKOlein dan hasil blending dan hasil reaksi Interesterifikasi antara RBDPST dengan RBDPKL.
Prosedur
1. Siapkan terlebih dahulu pipa kapiler dan beri label.
2. Sample dicairkan dalam beaker glass 100 ml, untuk menghilangkan
airnya. 3.
Celupkan 2 buah pipa kapiler dalam sample cair sepanjang 1 cm. 4.
Sentuhkan dengan es agar cepat beku dan masukkan ke dalam lemari es dengan suhu konstan 10 ºC selama 16 jam.
5. Tempatkan pipa kapiler pada sisi thermometer diikat sejajar
dengan thermometer sehingga ujung pipa kapiler dan thermometer sama.
6. Siapkan
600 ml aquadest dalam beaker glass 1000 ml, atur suhu air 10 ºC di bawah MP.
7. Gantung thermometer bersama pipa kapiler sampai kedalaman
setengah dari air. 8.
Aduk air dalam beaker glass dengan magnet stirer 1 skala dan dengan pemanasan 1 skala atau kenaikan temperatur 1 °C menit.
9. Catat temperatur saat minyak mulai bergerak
10. Titik cair lemak adalah suhu yang ditunjukkan thermometer saat
cairan dalam pipa kapiler telah berbentuk cairan yang jernih dan mulai bergerak ke atas.
4.4.6 Penentuan Kandungan Lemak Padat SFC =solid fat content