Melting Point Slip Melting Point Iodine Value Aplikasi Produk Hidrogenasi

analisa yang telah diakui oleh sistem standarisasi AOCS Cd 16b-93 revisi pada tahun 2000 di USA dan ISO 8292 di Eropa http:www.process-nmr.com.

2.3.2. Melting Point

Ketika suatu senyawa kimia murni dipanaskan, maka terjadi perubahan transisi fase dari padat menjadi cair pada suhu tertentu. Saat cairan tersebut didinginkan, transisi akan berjalan sebaliknya pada suhu yang sama. Ketajaman melting point adalah salah satu tes kemurnian bahan. Lemak alami, bukanlah senyawa yang murni tapi lebih merupakan campuran trigliserida yang disusun oleh beragam asam lemak. Karena itu, pelelehan lemak berlangsung secara gradual. Melting point pada asam lemak bervariasi tergantung pada beberapa aturan sederhana, yaitu:  Peningkatan panjang rantai meningkatkan melting point  Peningkatan tingkat kejenuhan meningkatkan melting point  Perubahan isomer cis menjadi trans meningkatkan melting point

2.3.3. Slip Melting Point

Metode ini tidak banyak digunakan di Amerika Serikat tapi sering digunakan di negara lain. Sample diletakkan pada tabung kapiler, tapi kedua ujungnya dibiarkan terbuka. Setelah pembekuan, tabung diletakkan secara vertikal pada waterbath dan dihangatkan secara perlahan. Slip melting point adalah suhu dimana lemak atau minyak mulai naik pada jarak tertentu dalam kapiler.

2.3.4. Iodine Value

Iodine Value IV menunjukkan tingkat ketidakjenuhan suatu minyak. Iodine I 2 dapat diadisikan pada ikatan rangkap dalam asam lemak tak jenuh. Reaksi ini dengan berbagai variasi untuk mempercepat digunakan untuk mengukur kejenuhan minyak. Hasilnya dijelaskan sebagai gram iodine yang 27 Universitas Sumatera Utara terserap oleh 100 gram minyaklemak. Reaksi berlangsung baik pada ikatan rangkap konfigurasi cis ataupun trans.

2.3.5. Aplikasi Produk Hidrogenasi

Fungsi utama dari minyak dan lemak dalam industri makanan adalah sebagai sifat lubricity dan strukturalnya. Lubricity menunjukkan kesan lembut dan kekayaan rasa serta peningkatan karakter makanan; lubricity juga memberikan perasaan puas setelah makan. Sifat struktural dari minyak dan lemak mempengaruhi konsistensi makanan lewat aerasi, kemampuan pengembangan, titik leleh, kemampuan pengolesan dan berbagai fungsi lainnya. Kedua sifat dalam minyak nabati tersebut ditentukan oleh komposisi dan distribusi asam-asam lemak pada suatu trigliserida. Minyak nabati dengan kandungan asam lemak seperti asam linoleat, oleat maupun linolenat hanya memiliki sifat lubricity dan kurang akan karakter struktural; tapi hal ini dapat dibentuk dengan proses hidrogenasi. Fleksibilitas hidrogenasi memungkinkan variasi struktur yang luas yang dapat dimodifikasi lebih lanjut dengan proses blending untuk memperoleh rasio solid dan liquid sesuai aplikasi yang diinginkan. Beberapa contoh aplikasi produk hidrogenasi pada bidang confectionery gula-gula adalah cocoa butter. Produk ini membutuhkan kurva SFC yang curam, yang membuatnya kaku, dengan range titik leleh yang pendek sehingga memastikan terjadinya pelelehan tiba-tiba dan memberi mouth-feel yang enak. Produk ini biasanya digunakan sebagai bahan pengganti cokelat substitute atau sebagai coating pelapis dari bahan makanan seperti biskuit, cake dan sebagainya. Beberapa jenis cocoa butter atau disebut pula hard butter adalah: 1. Cocoa butter equivalent – dibuat dari beberapa specialty fat yang tak terhidrogenasi, yang mengandung asam lemak dan trigliserida tak jenuh yang sama. Produk ini dapat menggantikan komposisi cokelat asli hingga kadar 90-100. 2. Lauric cocoa butter substitute CBS – merupakan produk yang dibuat dari minyak inti sawit dan minyak kelapa, yang dapat diproses lewat hidrogenasi, 28 Universitas Sumatera Utara interesterifikasi, fraksinasi, ataupun gabungan proses-proses tersebut. Produk ini dapat menggantikan komposisi cokelat asli hingga kadar 5-10. 3. Nonlauric CBS, dibagi lagi menjadi 2 golongan, yaitu: 1. Hidrogenasi selektif, dimana minyak tidak jenuh dihidrogenasi secara selektif oleh katalis menjadi produk dengan kadar trans-isomer yang tinggi dan pembentukan asam stearat yang rendah sehingga titik lelehnya dapat dijaga hanya sedikit di atas suhu tubuh. 2. Fraksinasi hidrogenasi selektif, dimana fraksi non-laurat dipilih dengan kadar SFC yang tinggi pada suhu ruang dan aroma yang lebih baik daripada produk yang belum difraksinasi.

2.4 Modifikasi Lemak minyak