Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Budaya merupakan tema yang tidak pernah berhenti dan habis dibicarakan, karena budaya memiliki dinamika sendiri. Semua organisasi mempunyai budaya, begitu pula perusahaan karena perusahaan adalah sebuah organisasi juga Deal Kennedy 1982:4. Suatu perusahaan dapat dikatakan memiliki budaya perusahaan yang kuat apabila perusahaan itu antara lain mampu menerapkan budaya perusahaan yang membuat perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain, sehingga kemampuan bersaing perusahaan tersebut dapat membuat perusahaan itu tetap bertahan. Seperti yang dikatakan Hofstede Moeljono 2003:29 budaya yang kuat dan khas yang terdapat pada suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan itu sendiri. Perusahaan dapat dikategorikan menjadi dua jenis. Madura 2007:4 menjelaskan jenis perusahaan yang pertama adalah perusahaan yang bergerak di bidang non jasa, perusahaan ini disebut sebagai perusahaan yang menghasilkan produk berupa barang seperti alat-alat elektronik, pakaian dan lain-lain. Sedangkan perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa adalah seperti pelayanan bank, pelayanan transportasi, pelayanan pendidikan dan lain-lain. Perusahaan yang akan saya pelajari budaya perusahaan-nya adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa yaitu layanan pendidikan. Universitas Sumatera Utara Budaya korporasi dalam dunia pendidikan itu sangat penting dipelajari karena kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. 1 Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Indonesia sebagian besar belum mampu memaksimalkan anak didik mereka yang berkualitas sesuai dengan target negara. Ini dibuktikan antara lain dengan : “Data UNESCO 2000 tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia Human Development Index, yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 1996, ke-99 1997, ke-105 1998, dan ke-109 1999. Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang 2003 bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program PYP. Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program MYP dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program DP.” 2 Budaya merupakan ciptaan manusia. Ndraha 2005:74 menjelaskan bahwa kehadiran budaya yang ada di sebuah perusahaan terbentuk dari hasil interaksi antar manusia dengan jaringan organisasi yang terkait. Bisa dikatakan Target negara dalam pendidikan adalah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional yang memiliki rumusan mengenai kualitas manusia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. 1 http:mii.fmipa.ugm.ac.id20060509pendidikan-di-indonesia-masalah-dan-solusinya. Diakses pada tanggal 26 oktober 2011 2 Lihat juga Ahmad Sudrajat, dalam http: Ahmad Sudrajat.word press.com 20100820 pendidikan-karakter. Diakses pada tanggal 26 oktober 2011. Universitas Sumatera Utara budaya itu dapat terbentuk karena interaksi antara orang-orang yang ada di perusahaan itu sendiri maupun interaksi antara orang-orang yang ada di perusahaan dengan pelanggan perusahaan tersebut. Selanjutnya Ndraha juga menjelaskan bahwa budaya itu dibentuk oleh organisasi dan organisasi berpatokan kepada budaya yang mereka buat untuk pencapaian tujuan dari organisasi. Tika 2005:141 mengatakan bahwa budaya yang terbentuk di sebuah perusahaan dinamakan budaya korporasi atau corporate culture. Budaya yang dibuat oleh organisasi tersebut dapat memberi pengaruh yang kuat dan penuh makna pada sikap perilaku anggota organisasi atau perusahaan. Robbins Moeljono 2003:18 mengatakan bahwa budaya korporasi adalah suatu sistem nilai-nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam organisasi. Selain dipahami, seluruh jajaran meyakini sistem nilai-nilai tersebut sebagai landasan gerak organisasi. Penerapan budaya korporasi Corporate Culture sudah membawakan banyak hasil, baik itu perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun non jasa. Moeljono menjelaskan salah satu perusahaan yang berhasil di bidang jasa adalah Bank BRI. BRI adalah salah satu perusahaan yang memasukkan budaya Korporat. BRI bukan saja mempertahankan kinerja organisasi namun juga dapat semakin meningkatkan performa. Satu-satunya indikator bagi adanya keunggulan tersebut adalah produktivitas. Bank BRI memiliki lima nilai budaya pokok yaitu integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah, keteladanan, dan penghargaan pada sumber daya manusia Moeljono 2003:XVii. Universitas Sumatera Utara Kajian tentang budaya korporasi bukan suatu hal yang baru. Mahasiswa Antropologi sendiri sudah menulis beberapa kajian mengenai budaya korporasi baik itu budaya korporasi di bidang jasa maupun di bidang non jasa. Tulisan yang bergerak di bidang jasa berjudul Budaya Korporasi Bank Muamalat oleh Abadi Putra 2009. Budaya perusahaan Bank Muamalat memasukkan nilai budaya religius prinsip syariah di dalam perusahaan tersebut. Sedangkan Tulisan yang bergerak di bidang non jasa berjudul Budaya Korporat Ace Hardware oleh Bambang Napitupulu 2010. Budaya perusahaan tersebut memasukkan nilai budaya yang excelence, leadership, integrity, team work dan enthusiasm. Untuk perkembangan perusahaan yang semakin hari semakin bertambah si pendiri perusahaan akan berusaha membangun budaya korporasi. Budaya tersebut akan menjadi pengaruh yang memiliki fungsi untuk kemajuan perusahaan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Robbins Usmara 2006:25 bahwa budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam organisasi. Selanjutnya Robbins juga menjelaskan bahwa budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam organisasi yaitu: • Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. • Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. • Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada kepentingan diri individual seseorang. • Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan. • Budaya membentuk sikap dan perilaku karyawan. Universitas Sumatera Utara Keberadaan budaya organisasi salah satunya mampu menghasilkan karyawan yang memiliki produktivitas. Dalam hal ini Sedurmanyanti menjelaskan pengertian produktivitas yang berasal dari bahasa Inggris. “Dimana produktivitas berarti mental seseorang yang berpandangan bahwa dalam bekerja hari ini hasilnya terus lebih baik daripada kemarin, demikian pula hasil hari esok harus lebih baik daripada sekarang. Produktivitas berasal dari bahasa inggris, produc:result, out come berkembang menjadi kata productive yang berarti menghasilkan dan productivity:having the ability make or create;creative. Perkataan ini digunakan dalam Bahasa Indonesia menjadi produktivitas yang berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu karena di dalam organisasi kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya, maka produktivitas berhubungan dengan sesuatu yang bersifat material dan non material baik yang dapat dinilai maupun tidak dapat dinilai dengan uang. Produktivitas adalah ukuran seberapa baik kita menggunakan sumber daya dalam pencapaian hasil yang diinginkan.” Sedurmanyanti : 2004. Kemampuan perusahaan dalam menghasikan produktivitas karyawan akan menjadi salah satu faktor perusahaan itu bisa bertahan dan berkembang meskipun banyak perusahaan yang menjadi saingannya. Moeljono 2003:91 menjelaskan hal lain yang membuat berhasilnya suatu perusahaan dikarenakan mampunya pendiri dan pemimpin perusahaan dalam mensosialisasikan budaya korporasi yang mereka miliki. Apabila orang-orang yang bekerja di perusahaan tersebut bisa mengikuti budaya yang ada di perusahaan itu maka produktivitas tenaga kerja akan semakin meningkat. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sama akan mengakibatkan adanya persaingan diantara sesama perusahaan tersebut. Persaingan inilah yang membuat pemilik perusahaan sadar atau tidak sadar sudah membentuk budaya dalam perusahaan tersebut. Secara sadar mereka juga berusaha membuat budaya perusahaan sebagai landasan Universitas Sumatera Utara si pemilik perusahaan untuk mampu bertahan serta mampu berkompetensi dengan perusahaan-perusahaan yang lainnya. Budaya korporasi bisa dikatakan sebagai motor penggerak mau dibawa kemana perusahaan tersebut. Budaya dapat mempunyai konsekuensi yang sangat berpengaruh terhadap perusahaan, terutama apabila budaya tersebut kuat. Mereka dapat menggiring perusahaan ke arah tujuan yang diinginkan namun bisa juga membawa perusahaan kearah kehancuran. Itu semua tergantung dari penerapan budaya oleh perusahaan. Sangat menarik jika layanan pendidikan dimasukkan dalam dunia bisnis. Ketika pendidikan berada di dunia bisnis, perusahaan tersebut akan selalu mengupayakan perusahaan itu untuk tetap eksis dan dikenal banyak orang dari hasil-hasil yang sudah dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. Perusahaan pendidikan yang sudah memiliki budaya korporasi akan bertujuan meningkatkan kualitas dari anak didik yang mereka bina. Masyarakat yang sadar akan pendidikan akan mencari tempat di mana anak-anak mereka bisa mendapatkan layanan pendidikan yang bagus. Perusahaan pendidikan yang memiliki kompetensi akan memberikan pengaruh yang besar dalam meningkatkan kualitas masyarakat. Tidak hanya sekolah-sekolah saja yang dikenal bertujuan meningkatkan mutu dari pendidikan di negara kita, melainkan bimbingan test bimbingan study BTBS juga. Untuk melihat budaya korporasi yang ada di bidang pendidikan saya meneliti bimbingan test bimbingan study BTBS. Adapun BTBS yang saya teliti adalah BTBS Medica, BTBS Medica adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa dengan layanan pendidikan. Ketertarikan saya memilih Universitas Sumatera Utara perusahaan BTBS Medica adalah karena dari sekian banyak BTBS yang ada di Medan BTBS Medica merupakan salah satu BTBS yang berkembang pesat dari tahun ke tahun. Perkembangan ini bisa dilihat dari jumlah fisik berupa bangunan- bangunan yang semakin tahun semakin bertambah. Bertambahnya suatu bangunan baru pastilah diikuti dengan bertambahnya siswa-siswi yang mempercayakan Medica untuk membimbing mereka dalam hal belajar. Cabang Medica tidak hanya berada di kota-kota besar dalam provinsi Sumatera Utara saja, melainkan di kota-kota kecil di luar kota Medan, misalnya di Sidikalang, Balige, Kisaran dan lain-lain. Medica juga sudah merambat ke provinsi lain di luar provinsi Sumatera Utara, misalnya di Lampung, Palembang. Sejak berdirinya perusahaan ini pada tahun 1979, perusahaan ini terus-menerus meningkat. Medica sampai saat ini sudah memiliki 46 lokasi sebagai tempat bimbingan belajar, baik itu di kota Medan maupun di luar kota Medan termasuk juga di luar provinsi Sumatera Utara. Suatu perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan pastinya yang menjadi salah satu peran utama di sana adalah bagaimana staf pengajarnya mampu mentransfer ilmu yang mereka miliki terhadap siswa-siswinya. Keberhasilan karyawan khususnya karyawan yang bekerja sebagai staf pengajar dalam mengajar tentunya tidak terlepas dari budaya korporat yang diterapkan oleh karyawan tersebut. Atas dasar inilah saya tertarik untuk meneliti budaya korporasi Medica. Budaya korporasi yang seperti apa yang mereka terapkan sehingga perusahaan tersebut dapat bertahan dan berkembang pesat. Hal lain yang membuat saya tertarik adalah saya pernah mewawancarai beberapa mantan siswa Medica yang telah lulus di perguruan tinggi negeri, dari pembicaraan yang saya dapatkan Universitas Sumatera Utara mereka mengatakan bahwasannya pembimbingstaf pengajar BTBS Medica berkualitas. Ketertarikan saya yang lain adalah saat ini BTBS sudah bisa dikatakan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan mutu dari pendidikan si anak. Untuk memasukkan anak ke BTBS secara langsung maupun tidak langsung sudah merupakan tuntutan bagi orang tua saat ini. Hal ini bisa saja dipengaruhi tuntutan pendidikan yang semakin lama semakin meningkat. Seorang anak yang ingin memiliki prestasi yang tinggi di sekolah ataupun seorang anak yang ingin mengejar ketertinggalannya di sekolah banyak memilih BTBS sebagai tempat belajar mereka. Hal yang paling banyak kita temui adalah ketika orang ingin memasuki Universitas Negeri. Masyarakat akan mempercayakan BTBS dalam membantu mereka untuk mencapai harapan mereka untuk lulus di perguruan tinggi negeri. BTBS Medica adalah salah satu perusahaan yang dipercaya dan yang menjadi pilihan masyarakat dalam meningkatkan prestasi dari anak-anak mereka. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk melihat bagaimana Penerapan Budaya Korporasi yang ada di BTBS Medica.

1.2. Rumusan Masalah