Cerita PROSES SOSIALISASI BUDAYA PERUSAHAAN

4.6.Penghargaan dan Promosi Penghargaan dan promosi akan dilakukan kepada karyawan yang sudah melakukan tugasnya dengan baik sama halnya dengan BTBS Medica yang selalu memberikan penghargaan buat kinerja karyawan yang bagus. Penghargaan itu bisa diimplikasikan dengan harga non nominal di mana karyawan tersebut menjadi bahan pembicaraan di setiap pertemuan-pertemuan yang dilakukan BTBS Medica dan dijadikan sebagai sosok yang dijadikan contoh maupun tauladan bagi karyawan yang lainnya untuk mengikuti jejaknya. Penghargaan lainnya bisa diukur dengan nominal yaitu dengan diberikannya uang tambahan sebagai hasil dari kerja keras nya. Promosi mengenai sosok karyawan yang berhasil berfungsi untuk mengajak karyawan lain untuk sama-sama mendapatkan posisi yang sama seperti yang dicontohkan tadi dan mengajari karyawan lainnya untuk tetap meningkatkan prestasi kerja dan loyalitas yang tinggi demi mencapai keberhasilan perusahaan BTBS Medica.

4.7. Cerita

Cerita merupakan suatu narasi peristiwa pimpinan dalam menceritakan apa yang menjadi keputusan-keputusan yang seharusnya memberi dampak terhadap jalannya perusahaan di masa yang akan datang. Cerita di BTBS Medica diawali dengan menceritakan apa yang menjadi falsafah dan tujuan dari BTBS Medica. Falsafah yang selalu diceritakan adalah bergotong-royong. Kata gotong royong merupakan budaya yang menjadi falsafah di negara Indonesia yang digunakan pimpinan sebagai salah satu falsafah di BTBS Medica. Pimpinan pun selalu menceritakan bahwa bergotong-royong itu sangat perlu. Dengan bergotong- Universitas Sumatera Utara royong perusahaan akan mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dari BTBS Medica. Untuk membangun motivasi pimpinan akan selalu mengingatkan bahwa hidup adalah kompetisi. Kompetisi bisa terjadi karena semakin banyaknya manusia di dunia. Cerita ini juga berisikan apa yang menjadi pengalaman- pengalaman pimpinan untuk mempertahankan BTBS Medica. Keputusan- keputusan apa yang dibuat pimpinan untuk kemajuan BTBS Medica. Beliau mengatakan kepada karyawannya “Saya memandang kalian semua sebagai SDM Sumber Daya Manusia bukan menganggap kalian sebagai alat.” Adapun makna dari ungkapan itu adalah karyawan dianggap sebagai manusia yang bisa memilih jalan hidupnya dan bisa mengembangkan ilmu yang sudah didapatkan. Pimpinan tidak membatasi apa yang menjadi kemauan karyawan asalkan kemauan itu bisa berujung pada kemajuan. Karyawan selalu diingatkan untuk belajar dan terus belajar untuk menjadi yang lebih baik. Makna dari tidak menganggap karyawannya bukan sebagai alat adalah pimpinan tidak memperlakukan karyawannya hanya sebatas karyawan yang bekerja memang seharusnya bekerja dan digaji. Pimpinan memperlihatkan sifatnya yang mau mengajari karyawannya untuk berkembang sebagai contoh : 1. Belajar berusaha Selain memiliki pendapatan dari Medica pimpinan akan membantu karyawannya yang sudah terbukti memiliki loyalitas yang tinggi dan menduduki jabatan MMI dengan cara memberikan modal untuk buka usaha baru. Usaha yang diputuskan pimpinan adalah membangun rumah-rumah kontrakan. Universitas Sumatera Utara 2. Tidak membatasi mencoba test PNS Pimpinan akan terbuka dengan karyawan yang memilih jalan untuk bekerja di institut negara dengan mencoba test PNS. Hal ini sudah terjadi, beberapa pembimbing sudah ada yang menjadi PNS, tetapi masih tetap mengajar di BTBS Medica. Hal inilah yang selalu diceritakan sebagai bukti pimpinan tidak menjadikan karyawannya sebagai alat. Adapun kriteria penilaian kinerja karyawan yang nantinya bisa mendapat modal usaha dari pimpinan perusahaan adalah sebagai berikut : • Loyalitas Loyalitas di sini melihat kesungguhan, ketekunan, tanggung jawab, motivasi dan orientasi pencapaian hasil. Loyalitas menyangkut bagaimana karyawan melayani siswa. Siswa yang bimbingan di BTBS Medica harus mendapat pelayanan yang baik. Melihat apa yang menjadi kebutuhan siswa tersebut sehingga siswa tidak merasa kecewa. Pembimbing harus sungguh- sungguh dalam melayani siswa di ruangan kelas maupun di ruang diskusi. Pembimbing yang dikatakan bersungguh-sungguh adalah pembimbing yang harus menguasai topik yang diajarkannya, tentunya cara dalam membawakan topik yang diajarkannya mempermudah siswa untuk lebih mudah memahami materi bukan sebaliknya. Kesungguhan pembimbing dilihat dari komentar angket yang dibagikan terhadap siswa. Pembimbing yang selalu mendapat angket baik dari siswa berarti dia sudah sungguh-sungguh dalam menjalankan pekerjaannya. Kesungguhan itu terlihat dari angket motivasi di atas 8, dan angket ilmiah 900 ke atas serta komentar siswa yang memuji pelayanan yang baik dari seorang pembimbing. Universitas Sumatera Utara Pembimbing yang selalu mendapat angket baik dari siswa jenjang kariernya akan jelas, jika loyalitasnya juga semakin meningkat maka pembimbing tersebut akan menduduki MMI sebagai jabatan yang tertinggi di BTBS Medica. Ketekunan pembimbing bisa dilihat dari bagaimana proses dalam memahami dan mempelajari budaya korporat yang ada di perusahaan tersebut. Untuk bisa memahami budaya korporat BTBS Medica yang harus dilakukan adalah rajin pelatihan dan mengikuti rapat. • Kedisplinan Kehadiran dan kepatuhan terhadap peraturan perusahaan, sistem dan prosedur kerja. Peraturan yang dibuat perusahaan haruslah dipatuhi semua karyawan. Peraturan yang dibuat perusahaan bertujuan untuk menciptakan rasa nyaman terhadap diri sendiri maupun pelanggan. BTBS Medica memiliki aturan yang mengharuskan karyawan untuk berdisplin. Khususnya terhadap pembimbing yang hendak mengajar tidak boleh datang terlambat jika hal ini terjadi maka pembimbing tersebut akan mendapat teguran dan sangsi dari perusahaan. Teguran itu nanti akan disampaikan pihak KTU kepada Supervisor bidang studi yang bersangkutan. Adapun sangsinya adalah pembimbing tersebut tidak mendapat jadwal mengajar seminggu ke depannya. Kedisplinan di sini tidak hanya dilihat dari absensi kehadiran saja, akan tetapi melihat dari segi penampilan karyawan. Penampilan karyawan dalam berpakaian sangatlah diperhatikan di BTBS Medica khususnya pembimbing karena perusahaan ini adalah perusahann yang bergerak di pelayanan jasa dalam hal mendidik. Dari cara berpenampilan karyawan sudah Universitas Sumatera Utara termasuk mendidik. Selain mengajari siswa untuk memiliki prestasi yang baik pembimbing juga dapat mengajari moral siswa dari segi berpakaian. • Mentalitas Sikap pelayanan, kemauan untuk belajar, inisiatif, kerjasama, kesediaan menerima kritik dan saran, hubungan antar individu, kedewasaan pribadi, kemampuan adaptasi. Sikap pelayanan dapat dilihat bagaimana pelayanan karyawan BTBS Medica. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan. Baik itu pelayanan dalam mengajari siswa, pelayanan dalam melayani pertanyaan-pertanyaan dari orang tua yang mendaftarkan anak- anak mereka. Pembimbing yang setiap memasuki ruangan untuk mengajar harus sudah menyiapkan mental karena selama pembimbing berdiri di depan pembimbing sudah harus siap dengan angket hasil mengajar mereka dari siswa yang di bimbing. Apapun yang menjadi isi angket dari siswa diharapkan menjadi bahan pembelajaran untuk pembimbing dalam membimbing ke depannya. Mental seorang pembimbing yang mampu menerima kritikan dan rendah hati untuk tetap berusaha, merekalah yang diyakini nantinya akan mampu mencapai keberhasilan. • Kemauan untuk belajar Pimpinan selalu mengajari karyawannya untuk tetap terus-menerus belajar dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan. Seperti yang terdapat di buku sistem nilai BTBS Medica yang mengatakan bahwa hidup ini adalah proses belajar. Tidak ada orang yang bodoh hanya saja mereka tidak mau belajar dan rendah hati. Pimpinan dan MMI akan secara terus-menerus mengatakan carilah dulu Universitas Sumatera Utara pengalaman baru uang menyusul. Kata-kata ini selalu diceritakan pada rapat-rapat yang diadakan BTBS Medica. • Inisiatif Inisiatif di sini adalah karyawan harus bisa menciptakan hal yang baru demi kemajuan perusahaan. Seorang karyawan yang memiliki integritas dan loyalitas yang tinggi akan bekerja dengan hati. BTBS Medica mengajarkan karyawannya untuk mau mengendalikan bukan dikendalikan. Artinya adalah karyawan jangan menunggu disuruh dengan paksa berproduktivitas dalam bekerja, akan tetapi bekerja dengan niat dan memiliki tujuan yang dapat membangun perusahaan. • Kesediaan menerima kritik dan saran BTBS Medica selalu mengadakan evaluasi terhadap kinerja karyawan. Setiap karyawan akan dikritik secara personal apabila kinerjanya tidak maksimal ataupun melakukan kesalahan. Kritikan itu terkadang menyakitkan, akan tetapi karyawan harus menerima saran dan sangsi yang telah ditetapkan pada karyawan yang melakukan kesalahan karena hal ini sudah menjadi ketetapan yang berlaku di BTBS Medica. • Hubungan antar individu Hubungan antar individu bisa dilihat dari cara bergaul sesama karyawan. Karyawan yang baik adalah karyawan yang menganggap karyawan yang lain sebagai teman seperjuangan di dalam mencapai tujuan dari BTBS Medica. • Kedewasaan pribadi Kedewasaan pribadi seseorang bisa dilihat dari bagaimana seseorang itu mampu mengendalikan dirinya. BTBS Medica memiliki nilai yang selalu Universitas Sumatera Utara mengajarkan karyawannya untuk dewasa dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup. Baik itu yang datang dari persoalan pribadi maupun persoalan yang datang dari pekerjaan. Seorang karyawan yang dewasa dapat memilah mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk keberlangsungan hidup. • Kemampuan adaptasi Kemampuan adaptasi yang terdapat di BTBS Medica adalah bagaimana karyawan tersebut mau bergabung dan mau beradaptasi pada lingkungan disekitarnya. Pada sistem nilai BTBS Medica yang mengajarkan untuk terus belajar dalam hal mengenali lingkungan sekitarnya. Dengan mampu mengenali lingkungan sekitar karyawan yang baru akan cepat mengenali siapa dirinya dan apa yang harus dilakukannya.

4.8. Acara-acara Ritual