Modal, Saham-Saham dan Sumber Keuangan Lain

penunjukan dari Bank Indonesia untuk itu. 109 Jika bank devisa maka dapat menawarkan jasa-jasa bank yang berkaitan dengan mata uang asing tersebut seperti transfer ke luar negeri, jual beli valuta asing, transaksi ekspor-impor, dan jasa-jasa valuta asing lainnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan keuangan daerah, karena BPD banyak menyimpan dana APBD.

2. Modal, Saham-Saham dan Sumber Keuangan Lain

Modal PT. Bank Sumut berasal dari Pemerintah Daerah. Menurut Pasal 7 Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah menyebutkan bahwa besarnya modal BPD ditetapkan dalam peraturan pendirian Bank dengan ketentuan, bahwa modal yang disetor harus berjumlah paling sedikit Rp. 20 juta. Dalam penyetoran awal modal PT. Bank Sumut adalah sebesar Rp. 100 juta. Selanjutnya modal tersebut terbagi dalam saham-saham. Saham-saham tersebut dibagi kepada Pemerintah Propinsi, Kotamadya, dan Kabupaten terdiri dari saham-saham prioritas dan saham-saham biasa. 110 Saham- saham tersebut dikeluarkan disebut dengan ”saham atas nama”. 111 Jadi dalam konteks PT. Bank Sumut, sahamnya ada yang bernama Saham Kota Medan, Saham Kabupaten Langkat, dan lain sebagainya. Namun, untuk pengaturan mengenai saham- sahamnya diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 109 Pasal 6, Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah. 110 Pasal 8 ayat 1, Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah. 111 Pasal 8 ayat 5, Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah. Universitas Sumatera Utara Bank dapat mengeluarkan obligasi dan mengadakan pinjaman-pinjaman lainnya kecuali pinjaman-pinjaman ke luar negeri yang memerlukan izin terlebih dahulu dari dan pengawasan penggunaannya oleh Pemerintah Pusat. 112 PT. Bank Sumut juga mengggunakan sumber-sumber pembiayaan tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Pembiayaan tertentu tersebut adalah penyertaan modal yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan otonomi daerah. Tambahan penyetoran modal tahun 2007 oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Utara serta keseluruhan Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Sumatera Utara sebesar Rp. 23,05 miliar telah disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS yang diselenggarakan pada tanggal 10 Juni 2008. Modal disetor sampai dengan tahun 2008 sebesar Rp. 486,78 miliar dengan nilai nominal untuk setiap lembar saham sebesar Rp. 10.000,-. Adapun komposisi kepemilikan saham pada tahun 2007-2008 adalah sebagai berikut : 112 Pasal 9 ayat 1, Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah. Universitas Sumatera Utara TABEL 1 KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAM PT. BANK SUMUT 2007-2008 dalam miliar rupiah Pe m e ga n g Sah a m 2 0 0 8 2 0 0 7 Modal Disetor Persentase Modal Disetor Persentase Pem eri ntah Provi nsi Sum atera Utara 291.83 59,95 291.83 62,42 Pem eri ntah Kabupaten Labuhan Batu 19.64 4,04 19.64 4,27 Pem eri ntah Kabupaten Asahan 8.84 1,82 8.84 1,92 Pem eri ntah Kabupaten Deli Serdang 17.40 3,57 12.93 2,81 Pem eri ntah kota Medan 18.04 3,71 18.04 3,92 Pem eri ntah Kabupaten Si m al ungun 17.70 3,64 13.80 2,92 Pem eri ntah Kabupaten Langkat 7.47 1,53 7.47 1,62 Pem eri ntah Kota Tapanuli Sel atan 26.57 5,46 23.10 4,78 Pem eri ntah Kabupaten Ni as 8.86 1,82 8.13 1,70 Pem eri ntah Kabupaten Tap. Tengah 8.67 1,78 7.86 1,65 Pem eri ntah Kabupaten Tapanul i Utara 7.36 1,51 6.61 1,44 Pem eri ntah Kota Tebi ng Ti nggi 7.99 1,64 7.39 1,47 Pem eri ntah Kabupaten Mandaili ng Natal 4.91 1,01 4.61 0,94 Pem eri ntah Kota Bi nj ai 3.41 0,70 2.61 0,57 Pem eri ntah Kota Pem atang Si antar 5.84 1,20 5.27 1,09 Pem eri ntah kota Tanj ung Bal ai 4.31 0,88 3.91 0,85 Pem eri ntah Kabupaten Dai ri 3.79 0,78 2.95 0,64 Pem eri ntah Kabupaten Karo 2.81 0,58 2.81 0,61 Pem eri ntah Kabupaten Toba Sam osi r 4.71 0,97 3.96 0,86 Pem eri ntah kota Sibol ga 4.70 0,96 4.53 0,98 Pem eri ntah Kota Padang Si dem puan 4.95 1,02 4.32 0,86 Pem eri ntah Kabupaten Pakpak Barat 1.35 0,28 0.85 0,18 Pem eri ntah Kabupaten H. Hasundutan 2.93 0,60 1.37 0,30 Pem eri ntah Kabupaten Ni as Sel atan 1.19 0,24 0.16 0,04 Pem eri ntah Kabupaten Sam osi r 1.01 0,21 0.74 0,16 Pem eri ntah Kabupaten Serdang Bedagai 0.5 0,10 - - J U M L A H 4 8 6 .7 8 1 0 0 ,0 0 4 6 3 .7 3 1 0 0 ,0 0 Sumber : Bank Sumut, ”Info Saham”, http:www.banksumut.comsaham.php., diakses pada 07 April 2011. Universitas Sumatera Utara Maksud dari pencantuman Tabel 1 di atas mengenai komposisi kepemilikan saham PT. Bank Sumut adalah untuk melihat besaran saham yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi, KabupatenKota. Jadi, dengan mengetahui besaran saham tersebut dapat dilihat bahwa saham yang paling besar adalah dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp. 291,83 miliar, dengan persentase 62,42. Kebijakan yang telah dilakukan selama tahun 2000 hingga tahun 2008 telah meningkatkan kinerja usaha PT. Bank Sumut dari tahun ke tahun. Target laba yang telah ditetapkan berhasil dicapai setiap tahunnya, sedangkan asset terus mengalami pertumbuhan secara signifikan. Peningkatan kinerja usaha tersebut telah menjadikan PT. Bank Sumut berada pada level yang baik untuk penilaian tingkat kesehatan Bank sejak tahun 2002 sampai dengan 2007 berdasarkan penilaian Bank Indonesia. Kantor Akuntan Publik Grant Thornton Hendrawinata, Gani Hidayat sebagai auditor independen memberikan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian untuk tahun buku 2003 sampai dengan tahun 2007. Demikian juga Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji dan Dadang sebagai auditor independen tahun buku 2008 memberikan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. 113 Kegiatan operasional bank selain dibiayai dengan modal sendiri, juga dari dana pihak ketiga seperti Giro, Tabungan, dan Deposito. Komposisi dana pihak ketiga yang dihimpun oleh Bank Sumut pada tahun 2008 terdiri dari Giro sebesar Rp.3.237 miliar, Tabungan sebesar Rp. 2.567 miliar dan Deposito sebesar Rp. 1.847 miliar. Modal dasar PT. Bank Sumut sesuai dengan Akta Notaris Alina Hanum, SH No. 31 tanggal 15 Desember 1999 berjumlah Rp. 500 miliar. Anggaran dasar PT. 113 Bank Sumut, ”Info Saham”, Op.cit. Universitas Sumatera Utara Bank Sumut mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 39 tanggal 10 Juni 2008 yang dibuat di hadapan H. Marwansyah Nasution, SH di Medan berkaitan dengan Akta Penegasan No. 05 tanggal 10 November 2008 yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia No. AHU- 87927.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 20 November 2008 yang diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 10 tanggal 03 Februari 2009, maka modal dasar ditambah dari Rp. 500 miliar menjadi Rp. 1 triliun. 114 Penyetoran Modal oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Utara serta seluruh Pemerintah Kabupaten dan se-Sumatera Utara sampai dengan tahun 2008 sebesar Rp.486,78 miliar dan pada tahun 2007 sebesar Rp. 463,73 miliar dengan nilai nominal untuk setiap lembar saham sebesar Rp. 10.000,-. Rasio Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum atau CAR tahun 2008 sebesar 16,48. Hal ini sudah sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh peraturan Bank for Settlement International BIS dan Peraturan Bank Indonesia yaitu sebesar minimal 8, maka dari itu PT. Bank Sumut adalah bank yang sehat. Sehatnya keuangan dari PT. Bank Sumut tidak luput dari peran serta Pemerintah Provinsi, Pemerintah KabupatenKota Sumatera Utara. Peran sertanya berupa penambahan penyertaan modal setiap penerimaan yang berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 11 Tahun 2005 tentang Penyisihan Sebagian Dari Hasil Pajak Bumi dan 114 Ibid. Universitas Sumatera Utara Bangunan yang Merupakan Penerimaan Pemerintah Provinsi dan KabupatenKota Sebagai Penyertaan Modal pada PT. Bank Sumut. 115 Pada peraturan tersebut memerintahkan bahwa ada dana yang disisihkan dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai penerimaan daerah sebesar 5 setiap tahun anggaran sebagai penyertaan modal kepada PT. Bank Sumut. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dari tahun 1998 – 2008 telah menyetorkan dalam bentuk saham sebesar Rp. 25 miliar lebih. Seperti yang diutarakan Wakil Bupati Deli Serdang berikut ini 116 : “Sejak tahun 1998 hingga tahun 2008 Pemkab Deli Serdang telah menyertakan modalnya dalam bentuk saham sebesar Rp. 25 miliar lebih sesuai dengan Peraturan Gubsu No. 11 Tahun 2005 tentang Penyisihan Sebagian Dari Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Penerimaan Pemerintah Provinsi dan KabupatenKota sebesar 5 setiap tahun anggaran sebagai penyertaan modal kepada PT. Bank Sumut. Pada tahun 2009, Pemkab Deli Serdang telah mengalokasikan penambahan penyertaan modal kepada PT. Bank Sumut sebesar Rp. 3,5 miliar lebih, namun karena belum memiliki payung hukum berupa Perda, maka penyertaan modal itu tidak bisa direalisasikan. Kemudian, pada tahun 2010 juga telah dianggarkan sebesar Rp. 4,6 miliar lebih, sehingga diharapkan alokasi anggaran penyertaan modal tersebut bisa direalisasikan setelah DPRD menetapkan Ranperda yang diusulkan menjadi Perda sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditetapkan. Penyertaan modal pada PT. Bank Sumut ini, di samping berperan aktif bagi peningkatan pertumbuhan dan perkembangan BUMD Sumut, juga berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan daerah dalam bentuk deviden bank yang hingga kini telah tercatat mencapai Rp. 16 miliar lebih”. Lain halnya dengan Pemerindah Kabupaten Dairi yang menambah penyertaan modal melalui Peraturan Daerah Kabupaten Dairi No. 11 Tahun 2008 tentang 115 Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 11 Tahun 2005 tentang Penyisihan Sebagian Dari Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Yang Merupakan Penerimaan Pemerintah Provinsi Dan KabupatenKota Sebagai Penyertaan Modal Pada PT. Bank Sumut, Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005 Nomor 11 Seri C Nomor 9. 116 Obrolan Ekonomi, ”Saham Pemkab Deli Serdang di Bank Sumut Capai Rp. 25 m”, http:obrolanbisnis.comsaham-pemkab-deli-serdang-di-bank-sumut-capai-rp-25-m., diakses pada 13 April 2011. Universitas Sumatera Utara Penambahan Penyertaan Modal Daerah pada PT. Bank Sumut yang langsung menambahkan modal daerah kepada PT. Bank Sumut. 117 Penyertaan modal yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan jasa perbankan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD. 118 Nilai penyertaan modal terhitung 4 November 1961 sampai dengan 3 Juli 2008 sebanyak 379.122 lembar saham atau senilai Rp. 3.791.220.000,-. 119 Penambahan tersebut didapat dari 5 dana dari penerimaan daerah yang berasal dari dana bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan tahun 2007, deviden yang diinvestasikan kembali menjadi saham, dan jasa giro dari rekening Pemerintah Daerah. 120 Penerimaan Daerah yang bersumber dari PT. Bank Sumut atas penyertaan modal daerah berupa deviden tersebut ditetapkan dalam APBD dan Penjabaran APBD Tahun Anggaran Berjalan. Penerimaan Daerah tersebut disetorkan ke rekening kas umum daerah. Masalah pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam hal penyertaan modal yang dilakukan pemerintah daerah harus menggunakan Perda sebagai payung hukumnya. Namun, Ranperda yang diajukan terlalu lama dibahas di DPRD sehingga dapat menghambat penyertaan modal pada PT. Bank Sumut. Pemerintah Daerah harus mematuhi ketentuan tersebut sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah. Adanya unsur kepercayaan antara Pemerintah Daerah dan PT. Bank Sumut dalam hal penyertaan 117 Peraturan Daerah Kabupaten Dairi No. 11 Tahun 2008 tentang Penambahan Penyertaan Modal Daerah pada PT. Bank Sumut, Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2008 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 133. 118 Pasal 2 ayat 3, Peraturan Daerah Kabupaten Dairi No. 11 Tahun 2008 tentang Penambahan Penyertaan Modal Daerah pada PT. Bank Sumut, Ibid. 119 Pasal 5, Ibid. 120 Pasal 6 ayat 1, Ibid. Universitas Sumatera Utara modal disebabkan karena langkah yang diambil Pemda tersebut aman dalam konteks investasi. Aman maksudnya adalah Pemda tidak perlu takut kehilangan dana daerahnya karena PT. Bank Sumut membelikannya ke Surat Berharga dengan mendapatkan selisih keuntungan dari deviden yang dikeluarkan. 121 Hal tersebut dapat dilihat pada Laporan Perhitungan Laba Rugi Periode 1 Januari – 30 September 2010 dan 2009 di bawah ini : Tabel 2. Laporan Perhitungan Laba Rugi Periode 1 Januari – 30 September 2010 dan 2009 Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Sumut Bulan September 2010, http:www.banksumut.comlaporan.php., diakses pada 13 April 2011. 121 Pemda tidak perlu takut kehilangan dana daerahnya maksudnya adalah jika Pemerintah Daerah menempatkan pada pembangunan sarana tempat wisata misalnya akan membutuhkan waktu yang panjang untuk penerimaan kembali. Hal inilah yang menjadikan penyertaan modal pada PT.Bank Sumut menjadi alternatif yang dipilih oleh Pemerintah Daerah. POS-POS 30 September. 2010 30 September. 2009 1. Pendapatan Bunga a. Rupi ah 1.238.718 1.061.443 b. Val uta Asing - -

2. Beban B unga