Menurut The General System Theory, “Struktur Hukum yang Sistematis dan Hierarkis”, peraturan perundang-undangan mengenai penyertaan modal kepada
PT.Bank Sumut belum baik. Hal ini dikarena banyaknya kata-kata yang salah dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara yang mengatur mengenai penyertaan
modal ini. Contohnya dapat dilihat pada judul Perda Provsu No. 2 Tahun 1999 yang kata PT. Bank Sumut sudah menggunakan kata “Tbk” padahal PT. Bank Sumut
belum melakukan privatisasi. Penggunaan kata terbuka tidak boleh dilakukan jika perusahaan belum melakukan penawaran umum. Selanjutnya, diikuti juga dengan
aparatur yang tidak baik dan budaya hukum yang tidak baik pula maka peraturan tersebut akan sia-sia. Dalam hal Peraturan Daerah mengenai penyertaan modal bank
sumut, terdapat redaksi yang salah. Inilah substansi hukum yang tidak baik.
1. Hak dan Kewajiban Pemprovsu
Mengenai hak dan kewajiban Pemprovsu dalam hal penyertaan modal. Pemprovsu berkewajiban menyertakan modal kepada PT. Bank Sumut sebesar Rp.
400 miliar.
215
Penyertaan modal tersebut bertujuan untuk : meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Kesejahteraan
masyarakat Sumatera Utara; meningkatkan kemampuan PT. Bank Sumut dalam
215
Pasal 7 ayat 1, Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 2 Tahun 1999 tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dari Perusahaan Daerah
Menjadi Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara, Tbk.
Universitas Sumatera Utara
rangka perluasan usaha guna meningkatkan perekonomian; dan memenuhi ketentuan modal PT. Bank Sumut sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
216
Pada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS PT. Bank Sumut, Pemprovsu mempunyai kewajiban untuk menghadiri rapat tersebut.
217
Kehadiran Pemprovsu dalam hal ini Kepala Daerah Tingkat I yaitu Gubernur Sumatera Utara terkait dengan
prinsip duty of care dan duty of loyality.
218
Setelah melakukan penyertaan modal dan menghadiri RUPS maka Pemprovsu mempunyai hak yaitu surat bukti penyertaan
modal berupa Sertifikat Kolektif Saham atas nama Pemerintah Daerah.
219
Saham atas nama daerah ini disimpan oleh Pemerintah Daerah yaitu Kepala Daerah Sumatera
Utara tepatnya Gubernur Sumatera Utara. Hak pemegang saham atas saham yang dipegangnya antara lain : hak atas dividen; hak menghadiri Rapat Umum Pemegang
Saham RUPS; hak mengemukakan pendapat pada RUPS; hak mendapatkan laporan keuangan tahunan.
216
Pasal 2, Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 5 Tahun 2009 tentang Penyertaan Modal pada PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara.
217
RUPS diatur dalam Pasal 75-91, Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
218
Duty of Loyality adalah istilah yang digunakan dalam hukum perusahaan untuk menggambarkan kesetiaan dari pengurus perusahaan yang menhindarkan kepentingan pribadi
dibanding kepentingan perusahaan. Intinya pengurus perusahaan harus mengedepankan kepentingan perusahaan. Dalam hal ini adalah RUPS, setiap unsur dari perusahaan harus menghadiri RUPS untuk
menunjukkan bahwa pengurus tersebut memiliki Duty of Loyality. Dalam Beatty Samuelson, Introduction to Business Law, Third Edition, USA : South Western Cengage Learning, hal. 350.,
lihat juga Dedy Sutanto, “Penentuan Standar Duty of Loyality dan Duty of Care Dalam Pertanggungjawaban Direktur Perseroan Terbatas”, Medan : Tesis, Universitas Sumatera Utara,
2006, hal. 69.
219
Pasal 6, Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 5 Tahun 2009 tentang Penyertaan Modal pada PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
2. Hak dan Kewajiban PT. Bank Sumut