b. Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Bank Pembangunan Daerah
Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah diundangkan dengan tujuan untuk mempercepat
terlaksananya usaha-usaha pembangunan yang merata di seluruh Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu adanya pengerahan modal dan potensi di
daerah-daerah untuk pembiayaan pembangunan daerah.
100
Di dalam undang-undang ini juga diatur mengenai fungsi, lapangan kerja, cara mengurus dan cara menguasai
serta bentuk hukum dari Bank Pembangunan Daerah dalam rangka Ekonomi Terpimpin.
101
1. Tujuan Bank Pembangunan Daerah
Tujuan Bank Pembangunan Daerah adalah untuk membangun perekonomian daerah juga tidak terlepas dari tujuan dari jasa perbankan. jasa bank pada umumnya
terbagi atas 2 dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah. Untuk itu, bank menyediakan uang tunai,
tabungan, dan kartu kredit. Inilah peran bank yang sangat penting bagi kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efisien ini, maka barang
hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.
102
100
Bagian Menimbang huruf a., Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah.
101
Bagian Menimbang huruf d., Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah.
102
Wikipedia, “Bank”, http:id.wikipedia.orgwikiBankSejarah_Perbankan_di_Indonesia., diakses pada 06 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk
investasi dan pemanfaatan yang lebih baik produktif. Bila peran ini berjalan baik, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih
produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik maka ekonomi suatu negara akan meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang
tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman.
103
Jasa perbankan sebenarnya sangat banyak, hanya saja sedikit sekali masyarakat yang mengetahui. Tujuan dan manfaatnya juga sangat baik bagi para
nasabah. Akan tetapi, banyak yang memanfaatkan untuk tindakan kriminal, seperti pembobolan Automatic Teller Machine ATM pemalsuan buku tabungan dan lain-
lain.
104
Dalam hal PT. Bank Sumut, tujuan didirikannya adalah sebagai alat kelengkapan otonomi daerah di bidang perbankan. PT. Bank Sumut berfungsi sebagai
penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah, bertindak sebagai pemegang kas daerah yang melaksanakan penyimpanan uang daerah serta sebagai salah satu
sumber pendapatan asli daerah dengan melakukan kegiatan usaha sebagai Bank umum seperti dimaksudkan pada Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan yang diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
103
Ibid.
104
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Adapun tujuan Bank Sumut didirikan adalah untuk membiayai pelaksanaan proyek-proyek pembangunan daerah, sehingga modal pembelanjaannya dapat
diperoleh dari hasil proyek-proyek pembangunan tersebut. Pembiayaan proyek- proyek daerah dalam rangka Pembangunan Nasional Semesta Berencana maka Bank
Sumut bertugas mengerahkan modal dan potensi di daerah-daerah yang mengikutsertakan pihak swasta nasional progresip.
105
Untuk melaksanakan maksud tersebut di atas, Bank memberikan pinjaman untuk keperluan investasi, perluasan dan
pembaruan proyek-proyek pembangunan daerah di daerah yang bersangkutan, baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah maupun yang diselenggarakan oleh
Perusahaan-perusahaan campuran antara Pemerintah Daerah dan Swasta.
106
Dengan kata lain, Bank Sumut bertindak sebagai saluran kredit bagi proyek-proyek
Pemerintah Daerah.
107
Tetapi, Bank tidak dapat memberikan untuk keperluan lainnya.
108
PT. Bank Sumut menyimpan deposito uangnya di Bank Indonesia, tidak boleh di bank lain karena Bank Indonesia adalah bank sentral Indonesia. BPD dapat
menerima uang dari pihak ketiga sebagai deposito tetapi tidak menerima uang giro dan tidak menjalankan tugas-tugas bank umum. BPD bukanlah bank devisen, jadi
tidak dapat memperdagangkan mata uang asing karena tidak memperoleh surat
105
Bagian Menimbang huruf b dan c., Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah.
106
Pasal 5 ayat 1 huruf a., Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah.
107
Pasal 5 ayat 1 huruf b-c., Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah.
108
Pasal 5 ayat 3, Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah.
Universitas Sumatera Utara
penunjukan dari Bank Indonesia untuk itu.
109
Jika bank devisa maka dapat menawarkan jasa-jasa bank yang berkaitan dengan mata uang asing tersebut seperti
transfer ke luar negeri, jual beli valuta asing, transaksi ekspor-impor, dan jasa-jasa valuta asing lainnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan keuangan daerah,
karena BPD banyak menyimpan dana APBD.
2. Modal, Saham-Saham dan Sumber Keuangan Lain