Teknik Pengumpulan Data Bank for International Settlement BIS

3. Teknik Pengumpulan Data

Seluruh bahan hukum dikumpulkan dengan menggunakan tehnik studi kepustakaan 63 library research dan studi dokumen dari berbagai sumber yang dipandang relevan, antara lain instansi terkait seperti Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan PT. Bank Sumut. Perpustakaan yang digunakan adalah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan Perpustakaan Cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Analisis Data

Bahan hukum primer yang terinventarisasi terlebih dahulu disistematisasikan sesuai dengan substansi yang diatur dengan mempertimbangkan relevansinya terhadap rumusan permasalahan dan tujuan penelitian. Kemudian dilakukan pengelompokan konsep hukum yang lebih umum, yaitu : prediktabilitas hukum, mencari keadilan hukum, perlindungan hukum, dan lain-lain. 64 Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan logika berfikir deduktif – induktif yaitu dilakukan dengan teori yang digunakan dijadikan sebagai titik tolak untuk melakukan penelitian. Deduktif artinya menggunakan teori sebagai 63 Menurut Bambang Sunggono, studi kepustakaan dapat membantu peneliti dalam berbagai keperluan, misalnya : a Mendapatkan gambaran atau informasi tentang penelitian yang sejenis dan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti; b Mendapatkan metode, teknik, atau cara pendekatan pemecahan permasalahan yang digunakan; c Sebagai sumber data sekunder; d Mengetahui historis dan perspektif dari permasalahan penelitiannya; e Mendapatkan informasi tentang cara evaluasi atau analisis data yang dapat digunakan; f Memperkaya ide-ide baru; dan g Mengetahui siapa saja peneliti lain di bidang yang sama dan siapa pemakai hasil penelitian tersebut, seperti yang dikemukakan Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : Rajawali Press, 2010, hal. 112-113. 64 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Rosda, 2006, hal. 248, dalam Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Ed. 1, Cet. 3, Jakarta : Kencana, 2009, hal. 144-145. Universitas Sumatera Utara alat, ukuran dan bahkan instrumen untuk membangun hipotesis, sehingga secara tidak langsung akan menggunakan teori sebagai pisau analisis dalam melihat masalah dalam kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Teorisasi induktif adalah menggunakan data sebagai awal pijakan melakukan penelitian, bahkan dalam format induktif tidak mengenal teorisasi sama sekali artinya teori dan teorisasi bukan hal yang penting untuk dilakukan. Maka deduktif – induktif adalah penarikan kesimpulan didasarkan pada teori yang digunakan pada awal penelitian dan data-data yang didapat sebagai tunjangan pembuktian teori tersebut. 65 Penerapan deduktif – induktif adalah menggunakan teori yang disebutkan dalam sub bab kerangka teoritis di atas untuk memecahkan permasalahan mengenai penyertaan modal yang dilakukan pemerintah. Penyertaan modal dilakukan apabila sudah diketahui mana yang dipilih antara menyalurkan penyertaan modal ke PT.Bank Sumut atau membangun sarana dan prasarana daerah dengan menyalurkanmenambah anggaran pada setiap SKPD Satuan Kerja Pemerintah Daerah. Penyaluran anggaran tersebut harus didukung dengan program-program yang jelas. Program tersebut harus diajukan terlebih dahulu ke DPRD untuk dikaji ulang apakah baik atau tidak. 65 Ibid., hal. 26-29. Universitas Sumatera Utara

BAB II PENGATURAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI

SUMATERA UTARA KEPADA PT. BANK SUMUT Definisi secara umum penyertaan modal yaitu suatu usaha untuk memiliki perusahaan yang baru atau yang sudah berjalan, dengan melakukan setoran modal ke perusahaan tersebut. Penyertaan Modal Negara adalah pemisahan kekayaan negara dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN atau penetapan cadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN danatau Perseroan Terbatas lainnya, dan dikelola secara korporasi. 66 Penyertaan modal pemerintah pusatdaerah adalah pengalihan kepemilikan barang milik negaradaerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modalsaham negara atau daerah pada badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara. 67 Pasal 1 angka 4 Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah menyatakan Penyertaan Modal adalah bentuk Investasi Pemerintah pada Badan Usaha dengan mendapat hak kepemilikan, termasuk pendirian Perseroan Terbatas danatau pengambilalihan Perseroan Terbatas. Dalam pengelolaan dan 66 Pasal 1 angka 7 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4555. 67 Pasal 1 angka 19 Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609. Universitas Sumatera Utara pertanggungjawaban keuangan negara terdapat beberapa jenis penyertaan modal yaitu, antara lain : a. Penyertaan modal pemerintah pusat adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara yang semula merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan negara yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modalsaham negara pada Badan Usaha Milik Negara BUMN, Badan Usaha Milik Daerah BUMD, atau Badan Hukum lainnya yang dimiliki NegaraDaerah. 68 b. Dalam APBD, penyertaan modal pemerintah daerah kedalam perusahaan daerah adalah salah satu bentuk kegiatanusaha pemda untuk meningkatkan pendapatan daerah guna mensejahterakan masyarakat. Berdasarkan peraturan perundang-undangan dinyatakan bahwa setiap penyertaan modal atau penambahan penyertaan modal kepada perusahaan daerah harus diatur dalam perda tersendiri tentang penyertaan atau penambahan modal. Perlu diingat bahwa penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal daerah berkenaan. Penambahan penyertaan modal oleh Pemda bersumber dari APBD tahun anggaran berjalan pada saat penyertaan atau penambahan penyertaan modal tersebut dilakukan. 68 Lampiran X Peraturan Menteri Keuangan No. 96PMK.062007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. Universitas Sumatera Utara c. Penyertaan Modal Bank Indonesia : sesuai dengan Pasal 64 Undang Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2009 dan Penjelasannya, Bank Indonesia hanya dapat melakukan penyertaan modal pada badan hukum atau badan lainnya yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Penyertaan di luar badan hukum atau badan lain yang sangat diperlukan tersebut hanya dapat dilakukan apabila telah memperoleh persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Dana untuk penyertaan modal tersebut hanya dapat diambil dari dana cadangan tujuan. Dalam hal penyertaan modal yang dilakukan Pemerintah Daerah pada Badan Umum Milik Daerah BUMD perlu dilihat modal awal yang dibutuhkan oleh BUMD tersebut. Adapun aturan-aturannya terdapat di dalam Bank for International Settlement sebagai lembaga yang dipayungi oleh Bank Dunia. Selanjutnya dapat dilihat kebijakan dari Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia. Kebijakan Bank Indonesia tersebut dikeluarkan melalui Peraturan Bank Indonesia yang berlaku pada Bank-Bank di Indonesia. Antara peraturan Bank Indonesia dengan Bank for International Settlement adalah tidak boleh bertentangan satu sama lain.

A. Modal Awal Bank Umum

Bagi suatu organisasi atau perusahaan ada istilah yang terkenal yaitu bahwa uang adalah darah bagi organisasi atau perusahaan tersebut karena tanpa uang Universitas Sumatera Utara organisasi atau perusahaan tidak akan berjalan, untuk hal ini uang tersebut umumnya terkonsentrasi pada sisi aktiva. Lain halnya dengan bank, bagi bank dana merupakan darah, karena tanpa adanya sumber dana, bank tidak akan dapat beroperasi. Kebalikan dari suatu organisasi atau perusahaan yaitu bahwa sumber dana yang merupakan darah bagi bank justru terkonsentrasi pada sisi pasiva. Oleh karena itu, untuk mendapatkan dana guna memenuhi kebutuhan operasional, bank melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dana pihak ketiga, dari pasar uang atau pasar modal dana pihak kedua, maupun dari pemilik pihak kesatu melalui pasar modal. 69 Di negara-negara maju bank sudah merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat setiap kali bertransaksi. Mengenai permodalan bank, di setiap negara dan daerah berbeda-beda. Peraturan tersebut ada yang bersifat internasional dan ada yang bersifat nasional. Peraturan perbankan yang bersifat internasional dikeluarkan oleh World Bank, sedangkan yang bersifat nasional dalam konteks Indonesia adalah Bank Indonesia.

1. Bank for International Settlement BIS

Bank for International Settlements BIS adalah organisasi internasional yang meningkatkan kerjasama moneter dan keuangan internasional dan berfungsi sebagai bank sentral. BIS memenuhi mandat tersebut dengan bertindak sebagai : Forum untuk mendorong diskusi dan analisis kebijakan di antara bank sentral dan dalam komunitas keuangan internasional; Pusat untuk riset ekonomi dan moneter; Suatu mitra utama 69 Boy Leon dan Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Nondevisa : Pengetahuan Dasar Bagi Mahasiswa dan Praktisi Perbankan, Jakarta : Grasindo, Tanpa Tahun, hal. 32. Universitas Sumatera Utara bagi bank sentral dalam transaksi keuangan; dan Agen atau wali amanat sehubungan dengan operasi keuangan internasional. BIS berkantor pusat di Basel, Swiss dan ada 2 dua kantor perwakilan di Hong Kong Daerah Administratif Khusus dari Republik Rakyat Cina dan di Mexico City. BIS didirikan pada tanggal 17 Mei 1930, BIS adalah organisasi tertua keuangan dunia internasional. 70 Modal standar bank sebagaimana dimaksud oleh Bank for International Settlement Part 2 : The First Pillar – Minimum Capital Requirements dalam Basel II : International Convergence of Capital Measurement and Capital Standards : A Revised Framework – Comprehensive Version June 2006, adalah sebagai berikut 71 : “I. Calculation of minimum capital requirements, in Act No. 40 : Part 2 presents the calculation of the total minimum capital requirements for credit, market and operational risk. The capital ratio is calculated using the definition of regulatory capital and risk-weighted assets. The total capital ratio must be no lower than 8. Tier 2 capital is limited to 100 of Tier 1 capital”. Perhitungan kebutuhan modal minimum dalam Act. 40, Part 2 menyajikan perhitungan kebutuhan modal minimum jumlah kredit, pasar, dan risiko operasional. Rasio modal dihitung dengan menggunakan definisi modal peraturan dan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Rasio modal harus tidak lebih rendah dari 8. Bank for International Settlement BIS melalui Bank Indonesia mewajibkan setiap Bank Umum termasuk di dalamnya Bank Sumut harus memiliki ATMR minimal 8, apabila kurang dari 8 maka akan mempengaruhi tingkat kesehatan Bank. Kaitannya 70 Bank For International Settlements, “Tentang BIS”, http:www.bis.orgaboutindex.htm., diakses pada 05 April 2011. 71 Bank for International Settlements, Basel II : International Convergence of Capital Measurement and Capital Standards : A Revised Framework – Comprehensive Version June 2006 The First Pillar – Minimum Capital Requirements, http:www.bis.orgpublbcbs107b.pdf., diakses pada 04 April 2011. Universitas Sumatera Utara adalah dengan kreditpembiayaan agar ATMR dikurangi dari 50 menjadi 25, terkait dengan masalah resiko tersebut, mempengaruhi nilai ATMR dan kesehatan Bank menjadi menurun. Akhirnya akan sangat berpengaruh terhadap modal dan kinerja, karena kalau nilai ATMR menurun terus bisa jadi harus menambah modal disetor ke Bank tersebut. 72

2. Kebijakan Direksi Bank Indonesia Mengenai Modal Minimum Bank