melaksanakan penyimpanan kas milik pemerintah daerah serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah melalui deviden yang diberikan kepada pemerintah
daerah.
88
2. Perubahan Perusahaan Daerah dari Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Utara Menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara
Perubahan Perusahaan Daerah dari BPDSU menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara, terletak pada Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I
Sumatera Utara No. 2 Tahun 1999 tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dari Perusahaan Daerah Menjadi Perseroan
Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Awal mula Bank Sumut adalah BPDSU yang merupakan Perusahaan Daerah. Dengan dikeluarkannya Perda
tersebut maka seharusnya bentuk hukumnya juga berubah menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara.
Pada Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 2 Tahun 1999 tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dari
Perusahaan Daerah Menjadi Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara ada mencantumkan kata “Tbk” pada judul Peraturan Daerah tersebut
yang dikeluarkan oleh Pemprovsu. Seharusnya kata “Tbk atau Terbuka” tidak boleh digunakan pada akhir nama perusahaan apabila perusahaan tersebut belum melakukan
penawaran umum.
88
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Pasal 1 angka 12 Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, menyebutkan bahwa “Privatisasi adalah penjualan saham
Persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan
masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat”.
89
Pada Privatisasi, ada tiga elemen penting yang harus dicermati. Pertama, timing, kalau market tidak kondusif maka penerimaannya rendah. Jadi, timing
mempengaruhi pricing. Pricing adalah elemen kedua. Ketiga, target size, atau besaran yang hendak dicapai dalam privatisasi.
90
Pemerintah Daerah akan berkurang pendapatan dividennya setiap tahun jika PT. Bank Sumut di privatisasi karena harus
berbagi deviden dengan Pemegang Saham yang lainnya dari sektor swasta. Dari sisi waktu timing, PT. Bank Sumut belum dapat bersaing dengan kancah perbankan
Internasional. Ditakutkan nantinya PT. Bank Sumut akan memperoleh harga yang tidak stabil dan cenderung memiliki grafik menurun. Sudah jelas hal tersebut dapat
merugikan Pemerintah Daerah. Dari sisi target size, untuk ukuran Bank Pembangunan Daerah, PT. Bank
Sumut memang sudah tergolong besar dan maju. Kemajuan tersebut diukur dari hasil laba yang diperoleh oleh Pemerintah Daerah. Laba tersebut dapat dilihat pada
Laporan Keuangan Rugi Laba setiap tahunnya yang dikeluarkan oleh PT. Bank Sumut. Laporan keuangan tersebut juga sudah diaudit oleh Auditor Independen.
89
Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4297.
90
Riant Nugroho Dwijowijoto dan Ricky Siahaan, BUMN Indonesia : Isu, Kebijakan, dan, Strategi, Jakarta : Gramedia, 2005, hal. 24.
Universitas Sumatera Utara
Maka PT. Bank Sumut jika ditinjau dari besaran laba yang didapat adalah belum memenuhi target yang diharapkan. Pada konteks pricing tingkat saham yang
dikeluarkan oleh PT. Bank Sumut adalah seharga Rp. 10.000,- per lembar sahamnya. Namun, jika sudah dilakukan privatisasi maka harganya akan berfluktuasi. Tidak
menentu perubahannya bisa cenderung naik bisa juga turun. PT. Bank Sumut sudah cukup menjadi Bank Pembangunan Daerah saja yang
membangun dan mengelola asset daerah. Dengan begitu Pendapatan Asli Rakyat Daerah PARD akan meningkat pula. PT. Bank Sumut adalah milik masyarakat
daerah. Jadi, tidak perlu diprivatisasi karena PT. Bank Sumut menyimpan hampir seluruhnya anggaran daerah. Perihal privatisasi PT. Bank Sumut ini merupakan issue
saja, bagaimana mungkin sebuah perusahaan yang menguntungkan Pemerintah Daerah dilepas begitu saja.
91
3. Pengaturan Penyertaan Modal oleh Pemprovsu pada PT. Bank Sumut