setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD 5-6 tahun dan pada saat meninggalkan SD 12 tahun. Di Indonesia umumnya diberikan sebanyak 2
tetes 0,1 ml langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes dropper
yang baru. Adapun cara pemberian imunisasi polio menurut Proverawati dan Andhini 2010, hal. 57 :
a. Orang tua memegang bayi dengan kepala disangga dan dimiringkan ke belakang.
b. Mulut bayi dibuka hati – hati menggunakan ibu jari atau dengan menekan pipi bayi dengan jari – jari.
c. Teteskan 2 tetes vaksin dari alat tetes ke dalam lidah. Jangan biarkan alat tetes menyentuh bayi.
6. Efek Samping
Hampir tidak ada efek samping. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya pun sangat jarang Maryunani, 2010
hal. 219.
7. Kontra Indikasi
Sebaiknya pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah, seperti demam tinggi diatas 38
˚ C ditangguhkan. Pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan tidak diberikan imunisasi polio. Demikian juga anak dengan
penyakit HIVAIDS, penyakit kanker, sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum untuk tidak diberikan imunisasi polio Maryunani, 2010
hal. 219.
8. Tingkat Kekebalan
Tingkat kekebalan hingga 90 .
9. Pencegahan Polio
Beberapa cara pencegahan penyakit polio yang harus dilakukan Hadinegoro, 2011 hal. 271 adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Hygine Karena penyakit polio ditularkan per oral melalui makanan dan minuman
yang tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung virus, maka hygine makanan dan minuman sangat penting.
b. Imunisasi Polio Imunisasi polio yaitu proses pembentukan kekebalan terhadap penyakit
polio dengan menggunakan Vaksin Polio Oral OPV. OPV sangat bermanfaat pada saat KLB, karena selain menimbulkan kekebalan humoral dan local pada
usus resipien juga mempunyai “community effect” yaitu virus vaksin yang berbiak di usus akan ikut menyebar ke anak sekitarnya, sehingga jangkauan
imunisasi makin meluas. Selain itu virus vaksin yang berbiak akan menutup PVR Polio Virus Receptor di usus selama 100 hari, sehingga virus polio liar
tidak dapat menempel dan menimbulkan infeksi.
10. Diagnosis Laboratorium
Diagnosis laboratorium menurut Notoatmodjo 2007, hal. 266 sebagai berikut :
a. Diambil dari daerah faring atau tinja pada orang yang dicurigai terkena poliomyelitis selama rentang waktu 2 minggu setelah gejala