Prosedur Pembentukan Perilaku Bentuk Perilaku

Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar objek tersebut. Menurut Notoatmodjo 2007, hal. 135 Respons ini berbentuk dua macam, yakni : a. Bentuk Pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berfikir, tanggapan atau sikap batin, dan pengetahuan. Perilaku ini disebut covert behavior karena perilakunya masih terselubung. b. Bentuk Aktif adalah apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Perilaku ini disebut overt behavior karena perilakunya sudah tampak dalam bentuk nyata. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap merupakan respons seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselubung dan disebut covert behavior. Sedangkan tindakan nyata seseorang sebagai respons seseorang terhadap stimulus practice adalah overt behavior.

4. Proses Adopsi Prilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers 1974, dalam Notoatmodjo 2007 hal 144 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni: a. Awareness kesadaran dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengerti lebih dahulu terhadap objek. b. Interest tertarik, dimana orang mulai tertarik pada stimulus. c. Evaluation menimbang-nimbang, terhadap tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini terjadi sikap responden sudah lebih baik. d. Trial mencoba, dimana subjek telah mencoba perilaku baru. e. Adoption adopsi, dimana subjek telah mencoba perilaku baru sesuai dengan pengetahuan. Namun demikian dari penelitian selanjutnya rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerima perilaku baru atau adopsi prilaku melalui proses ini, dimana didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long lasting. Sebaliknya apabila perilaku ini tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka akan tidak berlangsung lama Notoatmodjo, 2007 hal. 144. Hubungan yang dipengaruhi pengetahuan terhadap perilaku menurut Green dalam Notoatmodjo 2003 perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor: 1. Faktor predisposisi predisposing factor yaitu terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,nilai-nilai dan sebagainya. 2. Faktor pendukung enabling factor yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, jamban dan sebagainya. 3. Faktor pendorong reinforcing factor yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN PERILAKU PASCA IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI PUSKESMAS SUKOHARJO

0 5 48

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 9

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 2

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 9

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 20

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 2 3

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 22

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKSANAKAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI DESA KRAGAN GONDANGREJO KARANGANNYAR.

0 0 10

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Dengan Perilaku Ibu Pasca Pemberian Imunisasi Polio Pada Bayi Di Desa Mancang Wilayah Kerja Puskesmas Selesai, Kab. Langkat Tahun 2014

0 1 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN WAKTU PEMBERIAN IMUNISASI POLIO DI PUSKESMAS JETIS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN WAKTU PEMBERIAN IMUNISASI POLIO DI PUSKESMAS J

0 1 12