Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

dan pegawai swasta dalam semua bidang pekerjaan pada umumnya diperlukan adanya hubungan sosial yang baik dengan baik. Pekerjaan dimiliki peranan penting dalam menentukan kwalitas manusia, pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek yang memotifasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan Notoatmojo, 2007. d. Sumber informasi Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi, merangsang pikiran dan kemampuan seseorang. Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita Notoatmodjo, 2007. Sumber informasi yang diperoleh seseorang dapat berasal dari : 1. Media massa Media massa merupakan yang paling banyak memberikan informasi kepada masyarakat. Informasi yang memerlukan dukungan data perlu dibantu dengan alat bantu media massa seperti : a Media cetak; b Media elektronik; c Media papan bill board Notoatmodjo, 2007. 2. Keluarga Kerabat Keluarga atau kerabat mempunyai peran yang sangat penting yang dapat dijadikan contoh. Karena pada umumnya ibu lebih percaya kepada keluarga atau kerabat untuk meningkatkan pengetahuan Notoatmodjo, 2007. 3. Tenaga Kesehatan Banyak informasi yang dapat disalurkan dari tenaga kesehatan, khususnya informasi kesehatan, oleh sebab itu komunikasi interpersonal akan membantu ibu berhubungan baik. komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila ibu dekat dengan petugas kesehatan Notoatmodjo, 2011.

4. Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden Notoatmodjo, 2007 hal. 146. a. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian responden,atau bercakap-cakap, berhadap muka dengan orang tersebut face to face. Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terpimpin. Interview jenis ini dilakukan berdasarkan pedoman- pedomanberupa kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya Notoatmodjo, 2005. b. Kuesioner Menurut Notoatmodjo, 2005 kuesioner disini diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden dalam hal angket dan interview dalam hal wawancaratinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan dengan tanda-tanda tertentu.dengan demikian kuesioner sering juga disebut “daftar pertanyaan” formulir. B. IMUNISASI 1. Pengertian Imunisasi Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil menurunkan morbiditas angka kesakitan dan mortalitas angka kematian penyakit infeksi pada bayi dan anak. Agar bidan dapat memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi dan balita, salah satunya adalah memahami hal – hal yang berkaitan dengan imunisasi, termasuk pengertian – pengertian imunisasi berikut ini Maryunani, 2010 hal. 208 : a. Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan pada penyakit itu saja. b. Imunisasi adalah pemberian imunitas kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi manusia. c. Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Imunisasi Dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. Imunisasi diberikan pada bayi antara umur 0 – 12 bulan, yang terdiri dari BCG, DPT 1,2,3, Polio 1,2,3,4, Hepatitis B 1,2,3, dan Campak Pedoman penyelenggaraan Imunisasi, 2005 dalam Marimbi, 2010 hal. 109.

2. Tujuan Imunisasi

Tujuan dalam pemberian imunisasi Maryunani, 2010 hal. 209 antara lain : a. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu di dunia. b. Untuk melindungi dan mencegah penyakit – penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak. c. Diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan morbiditas, mortalitas, dan cacat.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN PERILAKU PASCA IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI PUSKESMAS SUKOHARJO

0 5 48

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 9

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 2

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 9

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 20

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 2 3

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 22

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKSANAKAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI DESA KRAGAN GONDANGREJO KARANGANNYAR.

0 0 10

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Dengan Perilaku Ibu Pasca Pemberian Imunisasi Polio Pada Bayi Di Desa Mancang Wilayah Kerja Puskesmas Selesai, Kab. Langkat Tahun 2014

0 1 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN WAKTU PEMBERIAN IMUNISASI POLIO DI PUSKESMAS JETIS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN WAKTU PEMBERIAN IMUNISASI POLIO DI PUSKESMAS J

0 1 12