sesaat sebelum dan sesudah divaksinasi dengan OPV, karena pada saat tersebut zat antipoliomelitik sudah tidak ada dalam ASI atau kalaupun ada sangat rendah,
sehingga tidak mampu untuk menetralisir virus vaksin dalam usus anak Gondrowahyuhono, et all, 2002 dalam Widayati, 2009.
F. Keuntungan ASI
Menurut Bahiyatun 2009, adapun keuntungan dari ASI adalah sebagai berikut :
1. Mengandung zat antivirus polio. Kandungan zat antipoliomyelitis yang
dapat mempengaruhi vaksinasi polio yang diberikan secara oral Oral
Polio Vaksin a.
Masa laktasi 2 – 6 hari kolostrum 1
Kandungan zat antipoliomilitis paling tinggi 2
Kandungan zat antipoliomilitis tipe 1, 2, sebesar 92,1 3
Kandungan zat antipoliomilitis tipe 3 sebesar 15,8 b. Masa laktasi pada bulan ke 4
1 Kandungan zat antipoliomilitis tipe 3 mengalami penurunan 2
Kandungan zat antipoliomilitis tipe 1 sebesar 7,8 3
Kandungan zat antipoliomilitis 1 dan 3 sebesar 15,8 c.
Masa laktasi bulan ke 5 Kandungan zat sudah tidak ada lagi dalam ASI. Beberapa pendapat
dari penyelidikan terdahulu mengemukakan bahwa anak yang akan mendapat imunisasi polio dianjurkan untuk tidak diberi ASI 2 jam sebelum
dan sesudah mendapat vaksin. Alasannya :
1 Dalam ASI terdapat zat penghambat yang dapat menetralisir virus
polio didalam traktus intestinalis bayi yang berumur 6 minggu. 2
Kadar zat antibody dalam ASI dan sisa cairan amnion yang ditelan bayi akan mempengaruhi pemberian OPV.
G. Perilaku 1. Pengertian Perilaku
Menurut Skinner dalam Notoatmodjo 2007, hal. 132 seorang ahli dalam perilaku mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara
perangsangan stimulus tanggapan dan respon.
Menurut Kwick dalam Notoatmodjo 2007, hal. 138 menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan
dipelajari.
2. Prosedur Pembentukan Perilaku
a. Melakukan identifikasi tentang hal – hal yang merupakan penguat atau reinforce berupa hadiah – hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan
dibentuk. b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen – komponen kecil
yang membentuk perilaku yang dikehendaki. c. Dengan menggunakan secara urut komponen – komponen itu sebagai
tujuan – tujuan sementara, mengidentifikasi reinforce atau hadiah untuk masing – masing komponen tersebut.
d. Melakukan pembentukan perilaku, dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu.
3. Bentuk Perilaku