Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida
Fakultas Teknik Universitas Udayana
I-8
Gambar 1.2. Lokasi Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida
1.7 Pengadaan Tanah
Untuk memastikan terwujudnya pembangunan fisik berupa prasarana dan sarana dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dengan tetap
menjamin kepentingan pendudukmasyarakat, maka dibutuhkan satu mekanisme yang baik untuk menjamin tersedianya lahan yang memadai dan cukup untuk terlaksananya
pembangunan fisik tersebut. Pemerintah, dalam hal ini pemerintah pusat dan atau daerah mempunyai kewajiban untuk menjamin tersedianya lahan tersebut.
Pemerintah telah mengundangkan UU No.2 Tahun 2012 yang mengatur tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Adapun pokok-pokok
pengadaan tanah tersebut meliputi kewajiban-kewajiban pemerintah pusat dan atau pemerintah daerah serta pihak-pihak yang berhak pendudukmasyarakat yang terkena
pengadaan tanah untuk melakukan pengadaan tanah. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum diselenggarakan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW, Rencana
Jalan Lingkar Selatan-Barat Jalan IKK
Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida
Fakultas Teknik Universitas Udayana
I-9
Pembangunan NasionalDaerah, Rencana Strategis dan Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum ini diselenggarakan melalui
perencanaan dengan melibatkan semua pengampu dan pemangku kepentingan. Penyelengaraan pengadaan tanah untuk kepentingan umum dapat meliputi berbagai
kepentingan pembangunan yang meliputi berbagai aspek yang menunjang kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat seperti pertahanan dan keamanan nasional, dan berbagai
prasarana seperti
transportasi, energi,
telekomunikasi, pendidikan,
kesehatan, permukiman, olah raga, kesenian dan lain-lain.
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum diselenggarakan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1 tahap perencanaan, 2 tahap persiapan, 3 tahap
pelaksanaan, dan 4 tahap penyerahan hasil. Tahapan pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum dapat dilihat pada gambar 1.3.
Pada tahap perencanaan ini pihak yang memerlukan tanah instansi harus membuat perencanaan pengadaan tanah yang didasarkan atas RTRW dan prioritas
pembangunan yang tercantum dalam RPJM, Renstra, dan rencana kerja instansi yang bersangkutan. Perencanaan pengadaan tanah ini hendaknya disusun dalam satu dokumen
perencanaan pengadaan tanah yang sekurang-kurangnya memuat tentang maksud dan tujuan rencana pembangunan, kesesuaian dengan RTRW, letak tanah, luas tanah yang
dibutuhkan, gambaran umum status tanah, perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan tanah, perkiraan jangka waktu pembangunan, perkiraan nilai tanah, dan rencana penganggaran.
Dokumen perencanaan pengadaan tanah ini disusun berdasarkan dokumen Studi Kelayakan yang dilaksanakan untuk rencana pembangunan tersebut.
Tahapan berikutnya adalah berturut-turut tahap persiapan yang berisi kegiatan
berupa pemberitahuan rencana pembangunan, pendataan awal lokasi rencana
pembangunan dan Konsultasi Publik rencana pembangunan. Tahap pelaksanaan
pengadaan tanah ini meliputi aktivitas dari pihakinstansi yang memerlukan tanah untuk mengajukan pelaksanaan pengadaan tanah kepada Lembaga Pertanahan. Tahap
pelaksanaan ini meliputi a inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah; b penilaian Ganti Kerugian; c musyawarah
penetapan Ganti Kerugian; d pemberian Ganti Kerugian; dan e pelepasan tanah Isntansi.