Potensi dan Kondisi Ekonomi
Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida
Fakultas Teknik Universitas Udayana
II-6
Pertumbuhan ekonomi Klungkung selama 2010-2012 adalah rata-rata sebesar 5,75 per tahun. Selisih antara pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan penduduk
merupakan cerminan makro dari kenaikan taraf kehidupan ekonomi masyarakat. Tahun 2012 pertumbuhan PDRB perkapita atas harga berlaku adalah 10,73 per tahun,
sedangkan pertumbuhan tahun yang sama atas harga konstan tahun 2012 adalah 6,03 per tahun.
Dilihat dari kontribusi masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB pada tahun 2010-2012 nampaknya sektor pertanian masih mendominasi. Distribusi presentase
PDRB Kabupaten Klungkung dari sektor-sektor lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2010-2012 disajikan dalam Tabel 2.4, berikut ini.
Tabel 2.4 Distribusi presentase PDRB Kabupaten Klungkung atas harga berlaku. No
Lapangan Usaha 2010
2011 2012
1 Pertanian
30,77 29,28
28,33 2
Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,77
21,32 22,11
3 Jasa-jasa
15,84 16,55
16,63 4
Industri pengolahan 10,40
10,24 9,89
5 Bangunan
7,68 8,01
8,43 6
Pengangkutan dan komunikasi 6,29
6,44 6,57
7 Pertambangan
3,63 3,47
3,26 8
Keuangan persewaan dan jasa perusahaan
2,99 3,02
2,99
9 Listrik, Gas dan Air
1,62 1,68
1,80 PDRB
100,00 100,00
100,00 PDRB juta rupiah
2.748.354,59 3.022.786,71 3.347.198,61 Sumber: BPS Klungkung dalam Angka, 2013.
Berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku ada 2 dua sektor yang mempunyai peranan cukup besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Klungkung yaitu: sektor
pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida
Fakultas Teknik Universitas Udayana
II-7
a. Sektor Pertanian Sektor pertanian menunjukkan peranan yang paling dominan dalam pembentukan
PDRB Kabupaten Klungkung. Kondisi ini menunjukkan bahwa struktur perekonomian Kabupaten Klungkung masih bercorak agraris. Peranan sektor pertanian terus mengalami
penurunan dari tahun 2010 30,77, tahun 2011 29,28, dan tahun 2012 28,33. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya peranan sub sektor Tabama Tanaman Bahan
Makanan, dibandingkan tahun sebelumnya dimana terjadi penurunan luas panen dan produksi.
Selain sub sektor Tabama, sub sektor perikanan juga mempunyai andil yang cukup besar dalam pembentukan PDRB sektor ini, karena kabupaten Klungkung mempunyai laut
yang luas dimana produksi ikan laut cukup banyak. Selain ikan laut di Kabupaten Klungkung juga banyak menghasilkan rumput laut dari Kecamatan Nusa Penida yang
diekspor ke luar negeri. Rumput laut merupakan sektor andalan di kabupaten Klungkung, dengan produksi rata-rata disajikan dalam Tabel 2.5 di bawah ini.
Tabel 2.5 Data produksi rumput laut Nusa Penida. Tahun
Produksi ton Nilai Rp.
2010 101.514,6
99.939.014.000 2011
106.951,4 224.125.654.000
2012 100.197,1
83.713.830.000 2013
100.859,5 118.462.865.000
Sumber: Statistik Perikanan Budidaya Provinsi Bali, 2007-2013
Budidaya rumput laut saat ini sudah menjadi pekerjaan utama bagi masyarakat pesisir Utara Pulau Nusa Penida, hal ini karena permintaan rumput laut untuk memenuhi
pasar ekspor cukup tinggi. Rumput laut kering dikirim ke Denpasar atau Surabaya, selanjutnya di ekspor ke negara-negara tujuan seperti Jepang, Cina, Taiwan, Australia, dan
negara lainya. Sub sektor peternakan walaupun sumbangannya belum sebesar sub sektor
perikanan, tetapi sub sektor ini juga memberikan andil dalam pembentukan PDRB sektor
Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida
Fakultas Teknik Universitas Udayana
II-8
pertanian. Peternakan yang banyak di Kabupaten Klungkung, khususnya di kecamatan Nusa Penida adalah ternak sapi dan babi.
b Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran menduduki urutan ke dua, dimana
peranannya cendrung terus meningkat, pada tahun 2010 kontribusinya 20,77, tahun 2011 meningkat menjadi 21,32, dan tahun 2012 menjadi 22,11. Sub sektor yang mendukung
sektor ini adalah sub sektor perdagangan besar dan eceran serta sub sektor restoranrumah makan. Sedangkan, sub sektor hotel memberikan sumbangan paling rendah. Tingginya
share
sub sektor perdagangan disebabkan karena kabupaten Klungkung memiliki pasar Galiran yang merupakan sentra perekonomian di Bali bagian Timur. Bahkan pedagang
dari Denpasar banyak yang bertransaksi secara grosir di pasar Galiran. Hotel memberikan
share
yang terendah karena jumlah hotel di Kabupaten Klungkung sangat sedikit.