Kaji Ulang Kebijakan dan Sasaran Perencanaan

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana II-10 - pemerataan kesempatan kerja, - peningkatan kebebasan individual, dan - pelestarian ragam kehidupan budaya. Dalam pencapaian tujuan-tujuan pembangunan yang umumnya ditetapkan secara berkala oleh pemerintah, khususnya pemerintah daerah masing-masing, keberadaan prasarana pembangunan, khususnya prasarana transportasi menjadi sangat vital. Pembangunan jalan lingkar adalah salah satu variabel penentu kesuksesan pembangunan Nusa Penida, karena dalam perencanaannya telah mengakomodasi persyaratan-persyaratan di atas. Hal ini berarti pembangunan jaringan jalan ini diharapkan mampu menunjang upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan, pertumbuhan ekonomi serta stabilitas wilayah Nusa Penida. Dengan semakin terbatasnya anggaran, maka pembangunan semakin menuntut perubahan pola pikir ke arah perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan dan pengembangan prasarana secara efektif, sesuai permintaankebutuhan yang berdasarkan pada data riil pola aktivitas, pola bangkitan pergerakan, sebaran pergerakan serta keunggulan komparatif antar zona dalam suatu wilayah, yang seyogyanya terbentuk dalam suatu tatanan transportasi wilayah dan sejalan dengan Rencana Detail Tata Ruang RDTR dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategisprioritas Nusa Penida. Disisi lain, dengan adany a kebijakan ―Desentralisasi” merupakan pengurangan peran Pemerintah Pusat dan peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Perubahan tersebut tertuang dalam UU Nomor 22 tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Seiring berlakunya Undang-undang tersebut, setiap Pemerintah Daerah KabupatenKota memiliki kewenangan dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan sesuai kebutuhan dan potensi yang dimiliki. Masing-masing aparat pemerintah daerah, terutama Kepala Dinas Sektoral di masing-masing daerah dituntut untuk mampu merencana dan mengidentifikasi keunggulan komparatif comparative advantages wilayahnya. Keunggulan komparatif wilayah tersebut untuk selanjutnya harus dapat diarahkan dan dipadukan, serta dikembangkan secara terencana, sehingga tercapai pengembangan wilayah yang optimal. Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana II-11 Khusus untuk Nusa Penida, dengan mengandalkan industri pariwisata dalam pembangunan ekonominya, kedepannya pembangunan sektor ini tentu akan semakin padat, khususnya untuk menunjang perkembangan pariwisata pada zona-zona Kawasan Efektif Pariwisata KEP. Berdasarkan kota dan kawasan-kawasan yang dihubungkan bukan merupakan kotakawasan utama, maka kebijakan pembangunan jalan kolektor yang ditunjang oleh perbaikan geometrik jalan-jalan lokal tentu sudah sangat representatif sebagai kawasan tujuan wisata. Meningkatnya pembangunan perekonomian wilayah dan adanya peningkatan kunjungan wisatawan, akan meningkatkan kebutuhan transportasi jalan secara langsung maupun tidak langsung ditahun-tahun mendatang. Namun, dengan kondisi topografi alam yang berbukit dengan lembah yang relatif lebar untuk pembangunan sebuah jembatan, maka jalan lingkar Nusa Penida relatif masih berbelok- belok dan maksimal mempunyai kecepatan rencana Vr 60 kmjam. Bahkan, pada beberapa segmen terpaksa harus diturunkan menjadi 40 kmjam dan inipun karena alasan topografi yang tidak memungkinkan lagi untuk kecepatan 60 kmjam.

2.6 Kaji Ulang Lingkungan dan Tata Ruang

Kecamatan Nusa Penida yang berpusat di Ibu Kota Kecamatan Sampalan, yang berada pada tepian pantai utara pulau Nusa Penida. Pusat keramaian tentunya berkembang diseputaran Sampalan dengan kondisi lalu lintas yang sudah padat dan macet pada jam-jam sibuk, karena kawasan ini merupakan pintu keluar masuk dari Bali. Kajian terhadap beberapa komponen lingkungantata ruang menghasilkan deskripsi, sbb.: Potensi jalan raya: lebih terkonsentrasi pada tepian UtaraTimur Pulau Nusa Penida ini, yakni adanya jalan utama dari Desa Sakti sampai Suana sampai Semaya, jalan ini merupakan jalan lingkar utara yang menyisir pantai. Sedangkan, jalan lingkar selatan mulai dai Desa Sakti —Klumpu—Batu Madeg--Batu Kandik—Tanglad—Pejukutan dan nyambung kembali ke Suana. Jalan lingkar selatan ini adanya diatas di puncak bukit yang posisinya jauh dari pantai Selatan maupun Barat. Kahyangan Jagat: letaknya tersebar di kepulauan Nusa Penida ini merupakan obyek obyek yang sangat padat dikunjungi oleh wisatawan spiritual yang datang dari Bali. Sementara ini yang sering dikunjungi mengingat aksesnya lebih mudah, adalah: Pura Batu Medau, Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana II-12 Pura Gua Giri Putri, Pura Dalem Ped, Pura Puncak Mundi, Pura Saab. Sedangkan, pura yang berada di belahan selatan belum ramai dikunjungi mengingat aksesnya lebih sulit. Pelabuhan yang ada di Nusa Penida untuk hubungan dengan luar terutama ke Bali lebih efektif yang berada diseputaran Sampalan sampai Toya Pakeh. Pelabuhan penyeberangan dengan kapal jenis Roro lokasinya berada di desa Kutampi Kaler dan Batununggul. Akses keluar masuk dari pelabuhan penyeberangan ini pada jalan yang relatif sempit dengan lalulintas yang cukup padat terutama pada jam jam keberangkatan maupun kedatangannya. Berdasarkan beberapa ketimpangan kondisi lingkungan dan tata ruang tersebut yang dapat menjadi lesson learn dalam perencanaan jalan lingkar Nusa Penida, antara lain: a. Perlu adanya perumusan dan pendefinisian pemerataan pembangunan di wilayah UtaraTimur dan BaratSelatan, serta untuk mengembangkan perencanaan partisipatif berbasis komunitas, sehingga dalam pelaksanaannya menjadi lebih murah, partisipatif dan lancar. b. Perlu adanya otoritas untuk berperan aktif dalam perencanaan dan implementasi perencanaan ditingkat regional Nusa Penida, sehingga dapat lebih fokus dalam pencapaian tujuan pembangunan Nusa Penida. c. Perlu pengaturan khusus dalam pemanfaatan lokasi-lokasi privat bagi kepentingan umum dan penataan wilayah sekitar jalan lingkar seiring dengan perencanaan dan pembangunan jalan lingkar Nusa Penida, sesuai tata ruang yang direncanakan. d. Perlunya peningkatan akses dari Kabupaten Klungkung Daratan dan Kepulauan, sehingga pembangunan di wilayah terkebelakang Nusa Penida dapat dipacu dan direncanakan secara bertahap. e. Perlu ada kebijakan khusus dalam hal kependudukan serta strategi pengembangan pusat-pusat permukiman baru, untuk menghindari wilayah liar dan kumuh dikemudian hari, dan kawasan-kawasan wisata Nusa Penida dapat berkembang menjadi objek tujuan pariwisata yang diperhitungkan.

2.7 Kaji Ulang Pengadaan Lahan

Pengadaan lahan merupakan langkah pertama dalam pembangunan konstruksi jalan. Agar tak menimbulkan masalah dalam pelaksanaan pembangunan jalan, maka