Pengadaan Tanah STUDI LARAP (Land Acquisition and Resettlement Action Plan) PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR NUSA PENIDA.

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana I-9 Pembangunan NasionalDaerah, Rencana Strategis dan Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum ini diselenggarakan melalui perencanaan dengan melibatkan semua pengampu dan pemangku kepentingan. Penyelengaraan pengadaan tanah untuk kepentingan umum dapat meliputi berbagai kepentingan pembangunan yang meliputi berbagai aspek yang menunjang kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat seperti pertahanan dan keamanan nasional, dan berbagai prasarana seperti transportasi, energi, telekomunikasi, pendidikan, kesehatan, permukiman, olah raga, kesenian dan lain-lain. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum diselenggarakan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1 tahap perencanaan, 2 tahap persiapan, 3 tahap pelaksanaan, dan 4 tahap penyerahan hasil. Tahapan pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum dapat dilihat pada gambar 1.3. Pada tahap perencanaan ini pihak yang memerlukan tanah instansi harus membuat perencanaan pengadaan tanah yang didasarkan atas RTRW dan prioritas pembangunan yang tercantum dalam RPJM, Renstra, dan rencana kerja instansi yang bersangkutan. Perencanaan pengadaan tanah ini hendaknya disusun dalam satu dokumen perencanaan pengadaan tanah yang sekurang-kurangnya memuat tentang maksud dan tujuan rencana pembangunan, kesesuaian dengan RTRW, letak tanah, luas tanah yang dibutuhkan, gambaran umum status tanah, perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan tanah, perkiraan jangka waktu pembangunan, perkiraan nilai tanah, dan rencana penganggaran. Dokumen perencanaan pengadaan tanah ini disusun berdasarkan dokumen Studi Kelayakan yang dilaksanakan untuk rencana pembangunan tersebut. Tahapan berikutnya adalah berturut-turut tahap persiapan yang berisi kegiatan berupa pemberitahuan rencana pembangunan, pendataan awal lokasi rencana pembangunan dan Konsultasi Publik rencana pembangunan. Tahap pelaksanaan pengadaan tanah ini meliputi aktivitas dari pihakinstansi yang memerlukan tanah untuk mengajukan pelaksanaan pengadaan tanah kepada Lembaga Pertanahan. Tahap pelaksanaan ini meliputi a inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah; b penilaian Ganti Kerugian; c musyawarah penetapan Ganti Kerugian; d pemberian Ganti Kerugian; dan e pelepasan tanah Isntansi. Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana I-10 Dalam melakukan penilaian terhadap Ganti Kerugian, Lembaga Pertanahan menetapkan Penilai yang akan bertugas untuk melaksanakan penilaian Objek Pengadaan Tanah. Penilai ini wajib bertanggung jawab terhadap penilaian yang telah dilaksanakan dan bila terdapat pelanggaran terhadap kewajiban penilai maka penilai akan dikenakan saksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Penilaian Ganti Kerugian yang dilakukan oleh Penilai adalah terhadap bidang per bidang tanah, meliputi:  tanah;  ruang atas tanah dan bawah tanah;  bangunan;  tanaman;  benda yang berkatian dengan tanah; danatau  kerugian lain yang dapat dinilai Nilai Ganti Kerugian yang diberikan oleh Penilai merupakan nilai pada saat pengumuman penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum. Besarnya nilai Ganti Kerugianberdasarkan hasil penilaian Penilai dituangkan kedalam Berita Acara dan diserahkan kepada Lembaga Pertanahan. Nilai hasil penilaian Penilai ini akan menjadi dasar musyawarah penetapan Ganti Kerugian. Pemberian Ganti Kerugian dapat berupadalam bentuk a uang; b tanah; c permukiman kembali; d kepemilikan saham; atau e bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak. Pemberian Ganti Kerugianatas Objek Pengadaan Tanah diberikan langsung kepada pihak yang Berhak berdasarkan hasil penilaian yang ditetapkan dalam musyawarah dan pada saat pemberian Ganti Kerugian, yang Berhak menerima Ganti Kerugian wajib a melakukan pelepasan hak; dan b menyerahkan bukti penguasaan atau kepemilikan Objek Pengadaan Tanah kepada Instansi yang memerlukan tanah melalui Lembaga Pertanahan. Tahapan yang terakhir dari mekanisme Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum ini adalah Tahap Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah. Pada tahap ini Lembaga Pertanahan menyerahkan hasil Pengadaan Tanah kepada instansi yang memerlukan tanah setelah pemberian Ganti Kerugian kepada Pihak yang Berhak dan Pelepasan Hak danatau pemberian Ganti Kerugian telah dititipkan di Pengadilan Negeri dalam hal Pihak yang Berhak menolak bentuk danatau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan hasil musyawarah. Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana I-11 Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN danatau Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD dan sumber-sumber lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Dana Pengadaan Tanah ini meliputi dana a perencanaan; b persiapan; c pelaksanaan; d penyerahan hasil; e administrasi dan pengelolan; dan f sosialisasi. Dalam penyelengaraan Pengadaan Tanah, Pihak yang Berhak mempunyai hak untuk mengetahui rencana penyelenggaraan Pengadaan Tanah dan memeperoleh informasi mengenai Pengadaan Tanah. Masyarakat dapat berperan serta antara lain untuk memberikan masukan secara lisan atau tertulis serta memberikan dukungan dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah. Gambar 1.3 Tahapan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana II-1

2.1 Potensi dan Kondisi Sumber Daya Alam

Ruang daratan Kecamatan Nusa Penida terdiri dari: 3 tiga pulau kecil berpenghuni mencakup Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan dan 17 tujuh belas buah pulau kecil tidak berpenghuni di Kecamatan Nusa Penida. Pulau Nusa Penida merupakan pulau yang didominasi oleh daerah perbukitan karst. Satuan morfologinya merupakan satuan morfologi perbukitan karst menggelombang membentuk perbukitan dan lembah dengan puncak tertinggi mencapai 528 meter PuncakBukit Mundi. Berdasarkan hubungan antara sungai induk dengan anak-anak sungainya maka pola aliran sungai yang berkembang di daerah ini adalah pola aliran paralel yaitu pola aliran yang arah aliran anak sungai dan induknya hampir sejajar. Jika dilihat berdasarkan kuantitas airnya maka sungai- sungai yang ada di wilayah ini dapat dikategorikan sebagai sungai Episodis Ephemeral yaitu sungai yang mengalir pada musim penghujan saja, sedangkan pada musim kemarau kering airnya. Pulau ini merupakan Pulau Kars yang litologi utamanya merupakan batu gamping terumbu. Satuan batuan ini dapat dimasukkan ke dalam Formasi Selatan yang berumur Miosen Akhir. Litologi berupa aluvium hanya terdapat di bagian pantai Utara di wilayah sekitar desa Kutampi, dan desa Batununggul yang merupakan pusat pemerintahan kecamatan Nusa Penida. Kondisi geologi dan morfologi pembentukan pulau-pulau Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan mempengaruhi potensi sumber daya alam. Potensi sumber daya alam dimaksud adalah: potensi hasil bumi seperti pertanianperkebunan, peternakan dan perikanan, serta pertambangan dan energi. Keadaan bentang alam juga menyimpan berbagai potensi untuk dikembangkan dan bersifat terbarukan, seperti energi Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana II-2 terbarukan, pariwisata dan penelitian-penelitian. Potensi hilir lainnya adalah potensi yang muncul sebagai akibat dari keberhasilan pengelolaan potensi dasar seperti hasil kerajinan dan perdagangan, industri jasa khususnya dalam bidang pariwisata. Di bidang pertanian dan perkebunan, komoditi utama seperti kelapa dan jambu mente menjadi andalan pada sektor ini. Strategi pengembangan potensi dibidang pertanian dan perkebunan adalah dengan mengembangkan sistem pertanian terintegrasi dengan meningkatkan perekonomian berbasis pertanian, industri kecil serta pesisir dan kelautan. Usaha memantapkan potensi pertanian lahan kering, perkebunan dan peternakan melalui pengembangan Kawasan Agropolitan Nusa Penida. Budi daya dan eksploitasi rumput laut merupakan komoditi primadona yang hingga kini masih bertahan serta masih berkontribusi sangat baik secara ekonomi sebagai komoditi unggulan yang mampu bersaing, baik pada skala nasional maupun internasional. Pada sektor peternakan, khususnya ternak sapi, pemeliharaan ternak sapi dilakukan secara terintegrasi guna mewujudkan kawasan Nusa Penida sebagai pusat pembibitan sapi Bali. Di bidang perdagangan dan kerajinan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag Bali memberikan pelatihan Tehnik Tenun ATBM Alat Tenun Bukan Mesin di Desa Tanglad Kecamatan Nusa di tahun 2014. Nusa Penida memiliki banyak potensi kerajinan yang bisa dikembangkan. Salah satunya adalah kerajinan tenun. Seperti di Desa Tanglad dikenal dengan tenun ―Cepuk”nya, sedangkan Desa Suana dan Desa Karang dengan kain Rang-rang-nya. Di bidang energi Nusa Penida menyimpan potensi sumber daya terbarukan yang belum tereksplorasi dan tereksploitasi dengan maksimal. Wind Power atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu PLTB adalah salah satu energi terbarukan yang ramah lingkungan karena energinya berasal dari hasil konversi tenaga angin menjadi tenaga listrik. Proyek percontohan PLTB di Indonesia diantaranya dilakukan di Pulau Nusa Penida yang bertempat di PuncakBukit Mundi. PLTB Nusa Penida mulai dibangun sejak tahun 2005 sebanyak 1 satu unit dan kemudian dilanjutkan 1 satu unit di tahun 2006 dimana masing-masing berkapasitas 80 kW. Pada tahun 2007, sebanyak 7 tujuh unit PLTB dengan kapasitas masing-masing 80 kW dibangun di areal perbukitan Puncak Mundi. Disamping itu, 1 satu unit pembangkit listrik tenaga surya telah diujicobakan di pesisir timur Pulau Nusa Penida. Dengan demikian, Nusa Penida telah mampu memanfaatkan