Potensi dan Kondisi Sumber Daya Alam

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana II-2 terbarukan, pariwisata dan penelitian-penelitian. Potensi hilir lainnya adalah potensi yang muncul sebagai akibat dari keberhasilan pengelolaan potensi dasar seperti hasil kerajinan dan perdagangan, industri jasa khususnya dalam bidang pariwisata. Di bidang pertanian dan perkebunan, komoditi utama seperti kelapa dan jambu mente menjadi andalan pada sektor ini. Strategi pengembangan potensi dibidang pertanian dan perkebunan adalah dengan mengembangkan sistem pertanian terintegrasi dengan meningkatkan perekonomian berbasis pertanian, industri kecil serta pesisir dan kelautan. Usaha memantapkan potensi pertanian lahan kering, perkebunan dan peternakan melalui pengembangan Kawasan Agropolitan Nusa Penida. Budi daya dan eksploitasi rumput laut merupakan komoditi primadona yang hingga kini masih bertahan serta masih berkontribusi sangat baik secara ekonomi sebagai komoditi unggulan yang mampu bersaing, baik pada skala nasional maupun internasional. Pada sektor peternakan, khususnya ternak sapi, pemeliharaan ternak sapi dilakukan secara terintegrasi guna mewujudkan kawasan Nusa Penida sebagai pusat pembibitan sapi Bali. Di bidang perdagangan dan kerajinan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag Bali memberikan pelatihan Tehnik Tenun ATBM Alat Tenun Bukan Mesin di Desa Tanglad Kecamatan Nusa di tahun 2014. Nusa Penida memiliki banyak potensi kerajinan yang bisa dikembangkan. Salah satunya adalah kerajinan tenun. Seperti di Desa Tanglad dikenal dengan tenun ―Cepuk”nya, sedangkan Desa Suana dan Desa Karang dengan kain Rang-rang-nya. Di bidang energi Nusa Penida menyimpan potensi sumber daya terbarukan yang belum tereksplorasi dan tereksploitasi dengan maksimal. Wind Power atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu PLTB adalah salah satu energi terbarukan yang ramah lingkungan karena energinya berasal dari hasil konversi tenaga angin menjadi tenaga listrik. Proyek percontohan PLTB di Indonesia diantaranya dilakukan di Pulau Nusa Penida yang bertempat di PuncakBukit Mundi. PLTB Nusa Penida mulai dibangun sejak tahun 2005 sebanyak 1 satu unit dan kemudian dilanjutkan 1 satu unit di tahun 2006 dimana masing-masing berkapasitas 80 kW. Pada tahun 2007, sebanyak 7 tujuh unit PLTB dengan kapasitas masing-masing 80 kW dibangun di areal perbukitan Puncak Mundi. Disamping itu, 1 satu unit pembangkit listrik tenaga surya telah diujicobakan di pesisir timur Pulau Nusa Penida. Dengan demikian, Nusa Penida telah mampu memanfaatkan Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana II-3 sumber daya alam terbarukan di bidang tenaga listrik dengan menyulang sebesar 735 kW tenaga listrik untuk kebutuhan domestik. Pada bidang pertambangan, secara umum, Pulau Nusa Penida yang terbentuk oleh batuan limestone memberikan potensi quarry yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk kebutuhan konstruksi lokal. Namun, pemanfaatan batuan limestone sebagai bahan konstruksi khususnya sebagai bahan agregat jalan belum dieksplorasi secara menyeluruh. Sebuah karya penelitian dalam rangka pemanfaatan limestone sebagi bahan agregat perkerasan jalan telah dilakukan oleh Fakultas Teknik Universitas Udayana. Hasil analisis memperlihatkan bahwa gradasi agregat kasar dan halus memenuhi standar baku mutu Bina Marga, walaupun agregat sedang cenderung agak kasar. Sifat fisik agregat batu kapur yaitu berat jenis bulk semu berkisar antara 2,4 – 2,5 grcm 3 dan berat jenis apparent nyataeffective berkisar 2,54 – 2,60 grcm 3 masih dalam batas baku mutu 2,5 kgcm 3 cukup memenuhi standar mutu. Sedangkan dari aspek penyerapan berkisar 1.77 – 2.7 mendekati standar mutu 3 dan dari aspek kekerasan sangat baik dengan nilai abrasi 27 kurang dari 40 standar Bina Marga. Gambaran tersebut jelas memperlihatkan bahwa batu kapur Nusa Penida, dapat digunakan untuk bahan konstruksi dan perkerasan jalan Negara, I.N.W dan T.G.S. Putra, 2010.

2.2 Potensi dan Kondisi Sumber Daya Manusia

Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Klungkung selama periode 2000 sampai dengan 2010 adalah 0,95 tiap tahun. Jumlah penduduk di Kabupaten Klungkung Tahun 2012 adalah sebanyak 175.053 jiwa, terdiri dari 86.422 jiwa 49,37 penduduk laki-laki dan 88.631 jiwa 50,63 penduduk perempuan, dengan kepadatan rata-rata 556 jiwakm 2 . Bila laju pertumbuhan dianggap tetap, maka diperkirakan jumlah penduduk pada tahun 2016 awal pembangunan fisik rencana jalan akan menjadi 181.705 jiwa. Secara lengkap jumlah dan kepadatan penduduk untuk 4 empat kecamatan di Kabupaten Klungkung dan 16 enam belas desa yang dicakup dalam wilayah studi Nusa Penida adalah seperti ditampilkan dalam Tabel 2.1 dan Tabel 2.2, berikut ini. Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana II-4 Tabel 2.1. Jumlah Penduduk di tiap Kecamatan di Kabupaten Klungkung. No Kecamatan Luas Lahan km 2 Penduduk jiwa Kepadatan jiwakm 2 Laki-laki Perempuan Jumla h 1 Nusa Penida 202,84 22.721 23.085 45.806 226 2 Banjarangkan 45,73 19.070 19.222 38.292 837 3 Klungkung 29,05 27.894 28.993 56.887 1.958 4 Dawan 37,38 16.737 17.331 34.068 911 Sumber: Klungkung Dalam Angka, 2013 Tabel 2.2. Jumlah dan kepadatan penduduk di tiap desa di kecamatan Nusa Penida. No Desa Luas km 2 Jumlah KK Jumlah penduduk jiwa Kepadatan jiwakm 2 Laki- laki Perem- puan Total 1 Sakti 13,16 1.109 1.770 1.791 3.561 271 2 Bunga Mekar 19,73 734 1.176 1.297 2.473 125 3 Batumadeg 13,56 569 1.206 1.175 2.381 176 4 Klumpu 13,58 1.028 1.658 1.663 3.321 245 5 Batukandik 21,66 1.318 1.886 2.354 4.240 196 6 Sekartaji 15,39 440 770 843 1.613 105 7 Tanglad 15,24 553 1.013 1.167 2.180 143 8 Pejukutan 10,84 838 1.660 1.780 3.440 317 9 Suana 10,42 978 1.645 1.684 3.329 319 10 Batununggul 13,45 1.436 2.048 2.260 4.308 320 11 Kutampi 13,14 743 1.507 1.561 3.068 233 12 Kutampi Kaler 10,75 733 1.393 1.286 2.679 249 13 Ped 21,15 1.075 1.927 1.897 3.824 181 14 Toyepakeh 0,65 149 279 318 597 918 15 Lembongan 6,150 1.036 2.203 2.088 4.291 698 16 Jungutbatu 3,97 765 1.566 1.689 3.255 820 Sumber: Kecamatan Nusa Penida Dalam Angka 2013