Kaji Ulang Lingkungan dan Tata Ruang

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana II-12 Pura Gua Giri Putri, Pura Dalem Ped, Pura Puncak Mundi, Pura Saab. Sedangkan, pura yang berada di belahan selatan belum ramai dikunjungi mengingat aksesnya lebih sulit. Pelabuhan yang ada di Nusa Penida untuk hubungan dengan luar terutama ke Bali lebih efektif yang berada diseputaran Sampalan sampai Toya Pakeh. Pelabuhan penyeberangan dengan kapal jenis Roro lokasinya berada di desa Kutampi Kaler dan Batununggul. Akses keluar masuk dari pelabuhan penyeberangan ini pada jalan yang relatif sempit dengan lalulintas yang cukup padat terutama pada jam jam keberangkatan maupun kedatangannya. Berdasarkan beberapa ketimpangan kondisi lingkungan dan tata ruang tersebut yang dapat menjadi lesson learn dalam perencanaan jalan lingkar Nusa Penida, antara lain: a. Perlu adanya perumusan dan pendefinisian pemerataan pembangunan di wilayah UtaraTimur dan BaratSelatan, serta untuk mengembangkan perencanaan partisipatif berbasis komunitas, sehingga dalam pelaksanaannya menjadi lebih murah, partisipatif dan lancar. b. Perlu adanya otoritas untuk berperan aktif dalam perencanaan dan implementasi perencanaan ditingkat regional Nusa Penida, sehingga dapat lebih fokus dalam pencapaian tujuan pembangunan Nusa Penida. c. Perlu pengaturan khusus dalam pemanfaatan lokasi-lokasi privat bagi kepentingan umum dan penataan wilayah sekitar jalan lingkar seiring dengan perencanaan dan pembangunan jalan lingkar Nusa Penida, sesuai tata ruang yang direncanakan. d. Perlunya peningkatan akses dari Kabupaten Klungkung Daratan dan Kepulauan, sehingga pembangunan di wilayah terkebelakang Nusa Penida dapat dipacu dan direncanakan secara bertahap. e. Perlu ada kebijakan khusus dalam hal kependudukan serta strategi pengembangan pusat-pusat permukiman baru, untuk menghindari wilayah liar dan kumuh dikemudian hari, dan kawasan-kawasan wisata Nusa Penida dapat berkembang menjadi objek tujuan pariwisata yang diperhitungkan.

2.7 Kaji Ulang Pengadaan Lahan

Pengadaan lahan merupakan langkah pertama dalam pembangunan konstruksi jalan. Agar tak menimbulkan masalah dalam pelaksanaan pembangunan jalan, maka Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana II-13 Ruang Milik Jalan Rumija harus disesuaikan dengan bentuk struktur dan kebutuhan lahan masing-masing segmen jalan, antara lain: pembebasan selebar 20 meter sepanjang jalan, kecuali pada beberapa lokasi jembatan dan timbunan sekitar 40 meter. Mempertimbangkan berbagai hal yang mungkin terjadi yang dapat mengurangi kinerja dalam Pembangunan Jalan Lingkar Nusa Penida ini, maka beberapa tahapan tindak lanjut perencanaan, adalah: o Langkah awal perlu dilakukan pengamanan daerah koridor rencana jalan dengan pengawasan pemberian ijin perubahan fungsi lahan, sesuai lebar Rumija yang dibutuhkan. o Memberikan penyuluhan dan informasi tentang maksud, tujuan pembangunan jalan dan kebutuhan pembebasan lahan, seperti seberapa luas kebutuhan lahan bagi kepentingan pembangunan jalan lingkar Nusa Penida, khususnya terhadap penduduk yang terkena lokasi jalur jalan. o Luas tanah dan bangunan yang akan dibebaskan dibatasi, sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan saja, sehingga biaya pembangunan minimal, serta terselesaikan pada saat awal dimulainya pembangunan jalan lingkar tersebut. o Melakukan sosialisasi dalam penetapan ganti rugi tanah dan bangunan, serta memberikan ganti rugi yang memadai, sehingga tidak menimbulkan berbagai gejolak dimasyarakat. o Lahan harus dibebaskan sesuai dengan mekanisme peraturan dan perundangan yang berlaku. Estimasi biaya pengadaan lahan disesuaikan dengan Keppres No. 55 tahun 1993 dan Keputusan Kepala BPN No. 1 tahun 1994 atau mengikuti Pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. o Memperlancar proses pelaksanaan ganti rugi dan menindak tegas setiap kegiatan yang merugikan masyarakat luas.

2.8 Formulasi Alternatif-Alternatif Solusi

Alternatif-alternatif solusi permasalahan transportasi wilayah umumnya cenderung berbasis pada multi aspeksektor, yaitu melalui kapasitas daerah, Sumber Daya Manusia SDM, kelembagaan, pembiayaan, kesenjangan antar kota-desa atau antar desa-desa, dst. Rute terpilih untuk jalan lingkar Nusa Penida merupakan rute terbaik dalam