Keterkaitan Studi dengan proyek Jalan Existing

Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana II-9 Deskripsi wilayah studi juga sangat penting artinya sebagai dasar analisis dampak lingkungan, serta menjadi dasar pertimbangan survei fisik, sosial dan lingkungan wilayah rencana koridor jalan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, pembangunan jalan lingkar ini sangat penting karena akan bermanfaat bagi pembangunan Nusa Penida secara keseluruhan. Namun, untuk mencegah alih fungsi lahan khususnya pada segmen jalan baru dari Guna Lahan Pertanian sebagai lahan mata pencaharian masyarakat, harus segera dibatasi dengan peraturan daerah maupun undang-undang, agar wilayah hijau tersebut tidak berubah fungsi menjadi perumahan dan wilayah terbangun lainnya. Dengan demikian lahan-lahan hijau relatif akan terjaga keberadaannya.

2.5 Kaji Ulang Kebijakan dan Sasaran Perencanaan

Sebelumnya, pembangunan semata-mata dipandang sebagai ―fenomena ekonomi” saja. Kemajuan pembangunan suatu wilayah hanya diukur berdasarkan kenaikan PDRB. Indeks ekonomi lainnya yang juga sering digunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita income per capita . Dalam fenomena ini diasumsikan bahwa kenaikan pendapatan akan dengan sendirinya menciptakan lapangan pekerjaan dan akan menumbuhkan berbagai peluang ekonomi lainnya. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa ketika suatu wilayah, mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, ternyata tetap gagal memperbaiki taraf hidup sebagian besar penduduknya. Akhir-akhir ini pembangunan mengalami redefinisi menjadi penghapusan atau pengurangan tingkat kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan dan penyediaan lapangan pekerjaan dalam konteks perekonomian yang terus berkembang. Bahkan, Bank Dunia sendiri dalam salah satu publikasi resminya, yakni World Development Report tahun 1991, menyatakan dengan tegas bahwa pembangunan adalah memperbaiki kualitas kehidupan dengan persyaratan, sbb.: - pendapatan yang lebih tinggi, - pendidikan yang lebih baik, - peningkatan standar kesehatan dan nutrisi, - pemberantasan kemiskinan, - perbaikan kondisi lingkungan hidup, Studi Larap Jalan Lingkar Nusa Penida Fakultas Teknik Universitas Udayana II-10 - pemerataan kesempatan kerja, - peningkatan kebebasan individual, dan - pelestarian ragam kehidupan budaya. Dalam pencapaian tujuan-tujuan pembangunan yang umumnya ditetapkan secara berkala oleh pemerintah, khususnya pemerintah daerah masing-masing, keberadaan prasarana pembangunan, khususnya prasarana transportasi menjadi sangat vital. Pembangunan jalan lingkar adalah salah satu variabel penentu kesuksesan pembangunan Nusa Penida, karena dalam perencanaannya telah mengakomodasi persyaratan-persyaratan di atas. Hal ini berarti pembangunan jaringan jalan ini diharapkan mampu menunjang upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan, pertumbuhan ekonomi serta stabilitas wilayah Nusa Penida. Dengan semakin terbatasnya anggaran, maka pembangunan semakin menuntut perubahan pola pikir ke arah perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan dan pengembangan prasarana secara efektif, sesuai permintaankebutuhan yang berdasarkan pada data riil pola aktivitas, pola bangkitan pergerakan, sebaran pergerakan serta keunggulan komparatif antar zona dalam suatu wilayah, yang seyogyanya terbentuk dalam suatu tatanan transportasi wilayah dan sejalan dengan Rencana Detail Tata Ruang RDTR dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategisprioritas Nusa Penida. Disisi lain, dengan adany a kebijakan ―Desentralisasi” merupakan pengurangan peran Pemerintah Pusat dan peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Perubahan tersebut tertuang dalam UU Nomor 22 tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Seiring berlakunya Undang-undang tersebut, setiap Pemerintah Daerah KabupatenKota memiliki kewenangan dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan sesuai kebutuhan dan potensi yang dimiliki. Masing-masing aparat pemerintah daerah, terutama Kepala Dinas Sektoral di masing-masing daerah dituntut untuk mampu merencana dan mengidentifikasi keunggulan komparatif comparative advantages wilayahnya. Keunggulan komparatif wilayah tersebut untuk selanjutnya harus dapat diarahkan dan dipadukan, serta dikembangkan secara terencana, sehingga tercapai pengembangan wilayah yang optimal.