21
sedangkan asam sulfat dan katalis asam fosfat akan cocok untuk minyak biji karet mentah. Penggunaan katalis heterogen tanah liat harus dikembangkan, karena
menghemat biaya. Penelitian yang dilakukan oleh Widayat, et al., 2013: 64-73 dengan judul
“Study on Production Process of Biodiesel from Rubber Seed Hevea brasiliensis by In Situ Transesterification Method with Acid Catalyst
” menggunakan H
2
SO
4
0,5 vv sebagai katalis dan rasio bahan baku dengan metanol 1: 2. Percobaan ini menggunakan variasi konsentrasi katalis 0,1-1 vv dan rasio bahan baku
dengan metanol 1: 1,5-1: 3. Reaksi dilakukan selama 120 menit pada 60
o
C. Hasil FAME terbesar adalah 53,61 pada H
2
SO
4
0,25 vv dan hasil FAME terbesar sebanyak 91,05 pada rasio baku bahan dengan metanol 1: 3.
C. Kerangka Berfikir
Tumbuhan karet Hevea brasiliensis merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia. Namun biji dari tanaman ini belum dimanfaatkan secara
maksimal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa biji karet mengandung minyak sebanyak 40-50 . Minyak yang terkandung dalam
biji karet tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel. Pengambilan minyak biji karet dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, salah satunya
melalui metode pres hidrolik. Minyak biji karet yang telah terambil digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan biodiesel. Proses pembuatan biodiesel
dilakukan melalui reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. Reaksi esterifikasi dilakukan dengan katalis H
2
SO
4
pada suhu 60
o
C selama 60 menit. Pada proses reaksi transesterifikasi minyak biji karet direaksikan dengan metanol dan diberi
22
katalis KOH. Reaksi transesterifikasi akan berlangsung selama 60 menit dengan variasi suhu yaitu 45, 65, dan 85
o
C serta variasi rasio metanol: minyak adalah 8: 1 dan 6: 1. Pengujian biodiesel hasil transesterifikasi dilakukan dengan instrumen
spektroskopi FTIR. Uji karakter biodiesel yang dihasilkan berupa massa jenis, viskositas, kalor pembakaran, titik tuang, dan titik nyala.
Penelitian sejenis ini pernah dilakukan, yaitu pengambilan minyak biji karet menggunakan metode pres hidrolik. Reaksi esterifikasi dilakukan dengan
katalis HCl pada suhu 55-60
o
C selama 60 dan 120 menit. Reaksi transesterifikasi menggunakan katalis NaOH berlangsung selama 30 dan 60 menit dengan suhu
55-60
o
C dan variasi rasio metanol: minyak adalah 4: 1, 6: 1 dan 8: 1. Uji karakter biodiesel yang dihasilkan berupa bilangan asam, FFA, densitas pada suhu
15
o
C, viskositas kinematik pada suhu 40
o
C, bilangan penyabunan, bilangan ester teoritis, dan titik nyala Yusuf, 2010.
23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah biji karet Hevea brasiliensis.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah biodiesel dari minyak biji karet Hevea brasiliensis hasil dari reaksi transesterifikasi.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah suhu reaksi transesterifikasi yaitu 45, 65, dan 85
o
C, serta rasio metanol minyak sebanyak 81 dan 61.
2. Variabel Kontrol
Variabel kontrol pada penelitian ini adalah biji karet yang digunakan berasal dari PTPN IX Semarang, reaksi transesterifikasi dilakukan selama 60
menit, katalis yang digunakan dalam reaksi transesterifikasi adalah KOH 1 , serta alkohol yang digunakan adalah metanol 99 .
3. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah karakter dari biodiesel yang dihasilkan, meliputi: massa jenis, viskositas, titik tuang Pour Point, titik nyala
Flash Point, kalor pembakaran serta analisa gugus fungsi berdasarkan spektrum FTIR.