38
dari biodiesel yang dihasilkan serta mengetahui kesesuaian karakter biodiesel hasil sintesis, jika dibandingkan dengan standar SNI 7182: 2012.
Pembuatan biodiesel menggunakan bahan minyak biji karet dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Pengambilan Minyak Biji Karet
Pengambilan minyak biji karet dilakukan dengan menggunakan metode pres hidrolik. Metode ini merupakan salah satu dari metode yang digunakan untuk
memperoleh minyak dari jaringan hewan atau tanaman. Metode pres hidrolik cocok digunakan untuk ekstraksi minyak dari bahan yang mempunyai kadar
minyak yang cukup tinggi, seperti biji karet. Selain itu, waktunya cepat dan caranya mudah.
Sebelum dilakukan pengepresan, biji karet yang didapatkan dari PTPN IX Semarang terlebih dahulu dikupas dari cangkangnya yang keras. Selanjutnya
dipilih biji karet dengan kondisi yang baik atau tidak berjamur. Untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam biji karet dilakukan proses pengeringan di dalam
oven selam 24 jam dengan suhu 40-50
o
C. Biji karet yang telah kering selanjutnya dipres menggunakan pres hidrolik.
Sebanyak 200 gram biji karet dimasukkan ke dalam tabung pres yang sudah diberi kain saring untuk menyaring minyak yang dihasilkan dari pengepresan tersebut.
Pres dilakukan pada tekanan 240 kN selama 5 menit. Setelah itu dilakukan proses penjernihan terhadap minyak biji karet hasil pengepresan. Hal ini dilakukan untuk
menghilangkan kotoran-kotoran halus yang dapat melewati kain saring dan bercampur dengan minyak. Proses penjernihan ini menggunakan arang aktif,
39
dengan perbandingan minyak dan arang aktif adalah 100: 1, kemudian campuran didiamkan selama 48 jam. Arang aktif tersebut akan menjerap kotoran-kotoran
yang bercampur dengan minyak. Setelah 48 jam, minyak yang bercampur dengan arang aktif disaring menggunakan kertas saring untuk memperoleh minyak biji
karet yang bersih. Minyak biji karet yang sudah bersih perlu dilakukan proses degumming
untuk memisahkan getah atau lendir yang terdiri dari fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air, dan resin tanpa mengurangi asam lemak yang terdapat di dalam
minyak. Menurut Muharram dan Kurniawan 2016: 1344 fosfolipid harus dihilangkan, karena memiliki sifat pengemulsi. Jika tidak dibuang, maka dapat
mempersulit pemisahan fasa selama proses transesterifikasi. Proses ini dilakukan di atas hot plate stirrer. Minyak biji karet dipanaskan terlebih dahulu hingga
mencapai suhu 80
o
C. Kemudian ditambahkan larutan asam fosfat 20 sebanyak 0,3 dan diaduk selama 30 menit. Asam fosfat berfungsi untuk menarik getah
yang terkandung dalam minyak, sehingga getah dapat terpisah dari minyak. Setelah itu, minyak dimasukkan ke dalam corong pisah dan dicuci dengan air
hangat. Pencucian ini dilakukan secara berulang-ulang sampai air buangan mencapai pH netral. Untuk menghilangkan sisa air yang masih tersisa di dalam
minyak, minyak tersebut dipanaskan sampai suhu 120
o
C. Biji karet yang sudah melewati proses degumming kemudian ditentukan
karakternya, yang meliputi massa jenis, viskositas, serta gugus fungsi yang terdapat dalam minyak biji karet. Pengujian massa jenis dan viskositas biji karet
dilakukan pada suhu 40
o
C. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa minyak biji
40
karet mempunyai massa jenis dan viskositas secara berturut-turut adalah sebesar 907,9 kgm
3
dan 33,5740 cSt. Gugus fungsi yang terdapat dalam minyak biji karet
adalah C=O ester, C-O ester, C-H alkana, C-H alifatik dan –CH
3.
2. Penentuan Kadar FFA Minyak Biji Karet