Sekolah Menengah Pertama
93
belajaran ini memungkinkan siswa untuk mempelajari bahasa secara eksplisit. Selain itu, Pembelajaran Berbasis Teks mampu mengembang-
kan kemampuan berpikir kritis siswa karena pembelajaran ini sangat kental dengan membaca dan menulis, yang merupakan cara yang pa-
ling ampuh untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
4. Karakteristik KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi yang Se- suai dengan Pembelajaran Berbasis Teks
Sesuai dengan namanya, Pembelajaran Berbasis Teks sangat sesuai untuk mata pelajaran-mata pelajaran yang membelajarkan teks, yang
dalam hal ini adalah mata pelajaran bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa daerah. Dengan demikian, semua KD dalam KI 3 dan KI 4
dalam ketiga mata pelajaran tersebut sangat sesuai untuk dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran berbasis teks.
5. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Teks
Ada beberapa model pembelajaran berbasis teks. Model yang paling awal terdiri dari tiga tahap pembelajaran, yaitu
Modelling, Joint Cons- truction, dan
Independent Construction. Dalam perkembangan selan- jutnya ada beberapa tahap yang ditambahkan. Misalnya, Derewienka
1990 menambahkan persiapan, Rothery 1996 menambahkan Nego- tiating Field dan Deconstruction, Hammond 1992 menambahkan Bu-
ilding Knowledge of Field BKOF, dan Feez 1998 menyarankan adanya tahap
Building the Context. Masing-masing model memiliki sintaks pembelajaran yang khusus.
Pada panduan ini disajikan model yang sudah cukup dikenal oleh para guru, yaitu Pembelajaran Berbasis Teks yang dikembangkan oleh Ham-
mond 1992 yang meliputi empat tahap pembelajaran yang terdiri dari Building Knowledge of Field, Modelling of Text, Joint Construction of Text,
dan Independent Construction of Text. Keempat langkah tersebut di-
gambarkan dalam diagram di halaman berikut.
Panduan Pembelajaran
94 Diagram 1.
Tahap Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Teks Hammond et al. 1992:17
Pada tahap pertama Building Knowledge of Field BKOF, guru dan siswa membangun konteks budaya, berbagi pengalaman, membahas
kosakata, pola-pola kalimat, dan sebagainya. Pada tahap kedua, Model- ling of Text MOT siswa dipajankan pada teks model lisan atau tulis
dari jenis teks yang sedang dipelajari. Selanjutnya, pada tahap ketiga, Joint Construction of Text JCOT, siswa mencoba memproduksi teks
secara berkelompok dan dengan bantuan guru. Setelah memperoleh pengalaman berkolaborasi dengan teman, siswa melanjutkan ke tahap
terakhir, Independent Construction of Text ICOT. Pada tahap ini siswa
diharapkan mampu memproduksi teks lisan atau tulis secara mandiri. Feeze dan Joyce 2002 menambahkan satu tahap pembelajaran, ya-
itu Linking to Related Texts yang dapat diterapkan di kelas, terlebih bila ada siswa yang memiliki kompetensi lebih. Jadi, tahap ini tidak bersifat
wajib. Secara lengkap, model yang mereka kembangkan meliputi tahap- tahap
Building the Context, Modelling and Deconstructing the Text, Joint Construction of the Text, Independent Construction of the Text, dan Lin-