Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Metode Saintiik

dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya; i. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi kon- sep, hukum, atau prinsip; dan j. Melibatkan proses kognitif yang potensial dalam merangsang per- kembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

3. Tujuan Pembelajaran dengan Metode Saintiik

Tujuan pembelajaran dengan metode saintiik adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampu- an berpikir tingkat tinggi siswa; b. Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik; c. Memperoleh hasil belajar yang tinggi; d. Melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis karya ilmiah; serta e. Mengembangkan karakter siswa. Kelebihan metode saintiik dengan metode ceramah adalah bahwa metode saintiik dapat mengembangkan kemampuan berikir kritis dan inovatif, bekerjasamakolaborasi, berkomunikasi, kreativitas. Hal yang demikian tidak ditemukan pada metode ceramah.

3. Karakteristik KD yang Sesuai dengan Pembelajaran dengan Metode Saintiik

Pada dasarnya semua KD dapat dicapai melalui penerapan pembel- ajaran dengan metode saintiik, terutama KD pengetahuan dan KD ke- terampilan. Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta PPKn, pembelajaran dengan metode saintiik juga dapat mengan- tarkan siswa untuk pencapaian KD sikap spiritual dan sosial, terutama untuk mencapai moral knowing. 4. Langkah Pembelajaran dengan Metode Saintiik Secara umum pembelajaran dengan metode saintiik dilakukan me- lalui sejumlah langkah sebagai berikut. Sekolah Menengah Pertama 31 a. Melakukan pengamatan terhadap suatu fenomena untuk menemu- kan masalah Pada langkah ini siswa mengamati fenomena dengan panca in- dera mendengarkan, melihat, membau, meraba, mengecap dengan atau tanpa alat untuk menemukan masalah atau gap of knowledge skill. Fenomena dapat berupa kejadiankeadaan alam IPA, peris- tiwa situasi sosial IPS dan Pendidikan Agama, interaksikomuni- kasi verbal Bahasa, dsb. – sesuai karakteristikn mata pelajaran dan kompetensi yang dipelajari. b. Merumuskan pertanyaan Siswa merumuskan pertanyaan berangkat dari masalah gap of knowledge andor skill yang diperoleh dari pengamatan. Contoh: • Pendidikan Agama dan Budi Pekerti: Mengapa beribadah itu penting bagi manusia? • Bahasa Inggris: Apa makna kata-kata yang dicetak tebal pada ba- caan? • IPSPPKn: Mengapa saat ini banyak pencurian? • IPA: Larutan apa saja yang dapat menghantarkan listrik? • PPKn: Bagaimana mengamandemen UUD? Panduan Pembelajaran 32