Panduan Pembelajaran
54
4. Karakteristik Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kom- petensi yang Sesuai dengan Pembelajaran Berbasis Masalah
Mengacu pada pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah di atas, kita ketahui bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah menjadikan masa-
lah sebagai titik sentral kajian dalam proses pembelajaran, dikaji untuk ditemukan pemecahannya. Masalah yang dijadikan kajian dalam Pem-
belajaran Berbasis Masalah adalah masalah-masalah nyata, kontekstual, relevan dengan yang ada di lingkungan kehidupan sehari-hari siswa,
sifatnya terbuka, open-ended, ill-deined and ill-structured problems. Dalam memecahkan masalah menemukan solusi terbaik terhadap ma-
salah, siswa akan belajar serangkaian pengetahuan terutama faktual, konseptual, procedural, keterampilan, dan sikapnilai-nilai yang diper-
lukan untuk memecahkan masalah.
Pada dasarnya, Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diterapkan un- tuk pembelajaran semua KD baik sikap, pengetahuan, maupun keteram-
pilan. Namun demikian, untuk KD pengetahuan, Pembelajaran Berbasis Masalah lebih cocok untuk pembelajaran KD yang melibatkan proses
kognitif menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
5. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Langkah-langkah dalam Pembelajaran Berbasis Masalah adalah se- bagai berikut:
Tabel 8. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Sekolah Menengah Pertama
55
Panduan Pembelajaran
56
6. Contoh-Contoh Skenario Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Contoh 1
Mata Pelajaran : PPKn
Materi Pokok : Norma-norma yang Berlaku dalam Masyarakat
KelasSemester : VII1
Kompetensi Dasar dan Indikator
Sekolah Menengah Pertama
57
Langkah-langkah Pembelajaran
o o
o
o o
o
Panduan Pembelajaran
58
Sekolah Menengah Pertama
59
Contoh 2
Mata Pelajaran : PJOK
Materi Pokok : Bola Basket
KelasSemester : VII1
o o
o o
o o
o
Panduan Pembelajaran
60
7. Peran Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: 1 memfasilitasi dan memberi klariikasi dalam kegi-
atan diskusi agar siswa memahami dengan jelas apa yang harus dikerja- kan; 2 mengondisikan atau membangun situasi untuk kegiatan inves-
tigasi untuk menolong siswa menemukan masalah di lingkungannya; 3 menentukan masalah sesuai dengan konteks; 4 menentukan pri-
oritas masalah sebagai kajian agar supaya mendapatkan fokus diskusi; dan 5 melakukan intervensi terhadap kegiatan kelompok yang tidak
kondusif untuk menjaga agar diskusi berjalan lancar.
Peran memfasilitasi siswa oleh guru dilakukan dalam 1 proses menemukan, mengidentiikasi dan menganalisis masalah; 2 kegi-
atan brainstorming dalam menganalisis masalah dan presentasi hasil brainstorming; 3 kegiatan pengumpulan data; 4 terjadinya kegiatan
belajar aktif siswa untuk mendorong pemikiran kritis dan kreatif; 5 mengharapkan siswa agar bertanggung jawab untuk menyelesaikan ma-
salah secara berkualitas melalui pembelajaran mandiri, serta 6 dalam melakukan penilaian atau releksi berdasarkan unjuk kerja siswa serta
hasil kerja siswa yang berupa solusi yang ditawarkan untuk penyelesai- an masalah.
Sekolah Menengah Pertama
61
Peran guru untuk siswa yang sudah terbiasa berbeda dengan peran guru untuk siswa yang belum terbiasa dengan metose pembelajaran
ini. Pembelajaran berbasis Masalah diberlakukan secara berbeda. Ter- hadap siswa yang telah terbiasa dengan Pembelajaran Berbasis Masalah
pemberian fasilitas dilakukan terbatas pada pengamatan proses tanpa memberikan ceramah. Intervensi guru terhadap siswa yang belum ter-
biasa dengan Pembelajaran Berbasis Masalah dilakukan atas dasar hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dan pertimbangan kesulitan
yang dihadapi siswa.
Peran siswa dalam Pembelajaran Berbasis Masalah adalah belajar mandiri secara individu maupun
berkelompok, “students generally work in collaborative groups”, mencari dan menemukan informasi penge-
tahuan yang dibutuhkan dari berbagai macam sumber belajar untuk dipergunakan dalam menentukan solusi dari permasalahan yang ada,
tidak banyak tergantung pada guru.
Siswa bertanggungjawab atas kegiatan belajarnya secara mandiri serta belajar untuk mengorganisasi diri dalam kelompok self-directed
learning. Siswa mengalami proses belajar melalui aktivitas; belajar se- cara integrated serta menggunakan masalah kontekstual sebagai stimu-
lus dalam belajar. Peran-peran tersebut perlu dilaksanakan agar siswa mendapatkan manfaat yang maksimal, yaitu tercapainya tujuan Pem-
belajaran Berbasis Masalah seperti yang disebutkan di bagian sebelum- nya.
D. PEMBELAJARAN BERBASIS PROyEK
PROJEcT-BASED LEARNING
1.
Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek
Proyek adalah tugas yang kompleks, berdasarkan tema yang menan- tang, yang melibatkan siswa dalam mendesain, memecahkan masalah,
mengambil keputusan, atau kegiatan investigasi; memberikan kesem- patan kepada siswa untuk bekerja dalam periode waktu yang telah di-
jadwalkan dalam menghasilkan produk homas, Mergendoller, and Michaelson, 1999.
Proyek terurai menjadi beberapa jenis. Stoller 2006 mengemuka- kan tiga jenis proyek berdasarkan sifat dan urutan kegiatannya, yaitu:
1 proyek terstruktur, ditentukan dan diatur oleh guru dalam hal topik,