11 didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara
penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian adalah sebagai berikut:
1. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi, yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4;
2. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya; 3. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dikuasai dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta
didik; 4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi ketuntasan; 5. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, maka evaluasi harus diberikan baik pada proses, misalnya teknik
wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.
Terkait pembelajaran siswa dalam proses belajar-mengajar bahasa Indonesia, penilaian dilakukan antara lain dengan:
a. Penilaian terhadap Latihan-Latihan yang Dilakukan oleh Siswa
Latihan-latihan yang dikerjakan siswa pada pembelajaran setiap jenis teks yang terkait dengan keterampilan yang harus dikuasai siswa sesuai dengan konteks teks tersebut
12 dinilai sebagai tugas nontes. Penilaian dilakukan terhadap kemampuan reseptif dan
produktif. Lembar penilaian setiap jenis teks disertakan dalam buku siswa dan buku guru. Lembar penilaian perlu dipelajari siswa agar siswa mengetahui tuntutan akademik berupa
indikator dan penskoran tiap-tiap aspek penguasaan jenis teks isi, struktur teks, kosakata, kalimat, dan mekanik; diadopsi dari Teaching ESL Composition: Principles and
Techniques; Hughey, Jane B, et al., 1983. Penilaian ini disebut sistem penskoran analitis analytical scoring system karena penilaian dilakukan secara terperinci untuk setiap
aspek dengan rentangan angka sesuai dengan pembobotan skor untuk setiap aspek tersebut. Penilaian terperinci ini dilakukan selama proses pembelajaran suatu jenis teks
berlangsung agar siswa mengetahui hasil belajar tiap aspek. Ketika melakukan perbaikan teks yang disusunnya, siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap indikator yang
masih belum maksimal. Penilaian terhadap setiap jenis teks dalam tugas mandiri dapat dilakukan oleh siswa
secara berpasangan peer editing dengan memberikan lingkarangaris bawah pada indikator yang mencerminkan aspek yang dimaksud. Selain itu, komentar juga dituliskan
pada kolom yang disediakan untuk setiap aspek. Berikutnya, siswa memberikan komentar umum terhadap karya temannya dalam bentuk pernyataan tentang kelebihan dan
kekurangan karya teman pada bagian bawah dari paparan skor dan indikator. Kegiatan ini mendidik siswa untuk menghargai karya teman dan memberikan dukungan bagi upaya
perbaikan karya tersebut. Guru harus mengecek penilaian berpasangan ini untuk mengetahui ihwal pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam setiap
pembelajaran jenis teks. Hasil belajar berpasangan dalam hal kualitas proses dan hasil belajar serta kerja sama siswa menjadi perhatian utama penilaian.
b. Penilaian Formatif dan Sumatif
Penilaian tengah semester dapat dilakukan setelah siswa mempelajari beberapa jenis teks. Penilaian sumatif pada akhir semester I dan II dilakukan setelah siswa mempelajari
seluruh jenis teks dalam buku itu. Bentuk tes ditentukan oleh guru
13
c. Penilaian Kemajuan Belajar Siswa dengan Portofolio
Portofolio dilakukan berdasarkan fungsi pedagogis dan pelaporan. 1 Fungsi pedagogis portofolio sebagai metode adalah untuk
a. mempromosikan pentingnya keterampilan dalam pembelajaran seumur hidup; b. membangkitkan kepedulian meta-linguistik dan metakognitif;
c. memperbaiki keterampilan penilaian-diri self-asessment terkait kebahasaan; d. memotivasi siswa bertanggung jawab terhadap pembelajaran, kemampuan
mengatur, merefleksikan, dan mengevaluasi tujuan pembelajarannya learner autonomy; dan
e. memberikan pernyataan penilaian-diri sebagai alat persiapan silabus. 2 Fungsi pelaporan portofolio sebagai bukti karya nyata dan alat penilaian adalah
untuk a. membuktikan penguasaan bahasa;
b. membuktikan pembelajaran yang sudah atau sedang berlangsung; c. menunjukkan rekaman antarbudaya dan pengalaman belajar bahasa;
d. menunjukkan hubungan eksplisit antara tujuan kurikulum dan keterampilan komunikatif dengan standar penguasaan eksternal yang dinyatakan dalam
skema UKBI Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia atau skema standar lain, seperti Common European Framework of Reference CEFR dan Programme
for International Student Assessment PISA.
E. Penutup
Buku ajar dalam Kurikulum 2013, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia dirancang berbasis teks. Pendekatan pembelajarannya berbasis aktivitas dengan langkah-
langkah pembelajaran sesuai dengan pendekatan ilmiah, dan penilaian pembelajarannya menggunakan penilaian autentik. Semoga dapat meningkatkan kreativitas anak bangsa.
14
Daftar Pustaka
Cleland, B. Evans, R. 1984. Learning English through General Science. Melbourne: Longman Cheshire.
Halliday, M.A.K. 1985. An Introduction to Functional Grammar. London: Edward Arnold.
Halliday, M.A.K. Hasan, R. 1985. Language, Context, and Text: Aspects of Language in a Social-Semiotic Perspective. Oxford: Oxford University Press.
Halliday, M.A.K. Matthiessen, C.M.I.M. 2004. An Introduction to Functional Grammar 3rd ed.. London: Hodder Education.
Indradi, Agustinus. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Pedoman Praktis Penyusunan Karangan Ilmiah. Malang: Dioma.
Jordan, R.R. 2003. Academic Writing Course. Harlow: Pearson Education Limited. Luecke, L. 2010. Best Practice Workplace Negotiations. Florida, NY: American
Management Association. Martin, J.R. 1992. English Text: System and Structure. Amsterdam: John Benjamins.
Martin, J.R. Rose, D. 2003. Working with Discourse. London New York: Continuum.
_______. 2008. Genre Relations: Mapping Culture. London: Equinox. Matthiessen, C.M.I.M., Teruya, K., Lam, M. 2010. Key Terms in Systemic Functional
Linguistics.London:Continuum. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum Purwo, Bambang Kaswanti. 1984. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak
Kurikulum 1984. Yogyakarta: Kanisius. Pusat Bahasa sekarang Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2001. Kamus
Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua. Jakarta: Pusat Bahasa. Rakhmat, J. 1999. Retorika Modern: Pendekatan Praktis. Bandung: Reaja Rosdakarya.