Teks interaksional: menjawab pertanyaan ’apa yang terjadi’

19 anak mentransformasi hubungan bukan lagi antara anak-anak dan A melainkan antara A dan B. Apakah B masih membicarakan suara anak-anak? B membantah bahwa yang disuarakan A bukan suara anak-anak melainkan suara orang jahat. Namun, A mempersoalkan itu dan menuduh B punya pengetahuan yang palsu. Jadi terjadi kontestasi pertarungan antara tipe orang berpengetahuan luas dan sempit. Mulai tampak definisi suara anak-anak yaitu suara orang bijak dan berpengetahuan luas. Berdasarkan penelitian etnografi yang lebih lanjut, dalam masyarakat Toraja ditemukan dua keahlian utama to manarang pande yaitu ahli bicara di upacara tomina, tomenani, dan toburake serta ahl bicara di bidang sosial politik dalam mengambil keputusan gora-gora tongkon, anak pare-pare nangka’. Suara C mirip dengan suara A, menyuarakan pembangunan suatu masyarakat yang bermoral dengan menyelesaikan berbagai persoalan yang timbul. B sebaliknya adalah tipe orang yang lalai dan membiarkan persoalan ada tanpa penyelesaian.

3. Teks mediasi semiotik: teks – konteks lewat mediasi semiotik indeksikalitas.

Argumentasi puitik di atas berpusat pada struktur kotekstualitas, suatu struktur yang mempunyai berbagai nama seperti poetic chunck, emergent structure atau kotekstualitas indeksikalitas. Struktur itu tampak sebagai berikut: anak-anak : provokator :: ahli bicara: orang tidak ahli. Inilah teks yang ditemukan, ia merupakan rekonstruksi struktur informasi dimana bagian-bagian informasi punya hubungan khusus satu dengan yang lain. Teks adalah struktur kohesif hubungan presuposisi dan entailment. Struktur teks inilah yang mengindeks konteks interaksional yaitu menjawab pertanyaan apa yang sedang terjadi. 1 Problem Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Teks Keilmuan Siswa SMP dan SMA di Provinsi Sulawesi Tengah oleh Dr. Drs. Sugit Zulianto, M.Pd Universitas Tadulako Abstrak Problem penggunaan bahasa Indonesia BI dalam teks keilmuan siswa SMP dan SMA di Provinsi Sulawesi Tengah PST perlu dikaji secara komprehensif. Setakat ini, problem itu kurang dipedulikan sehingga berdampak pada daya nalar alumni SMP dan SMA PST. Padahal, dinamika BI—sebagai wahana pembelajaran dan wadah penalaran multikeilmuan— dapat dipantau sejak dini sebelum digunakan sebagai penghela peningkatan mutu berbahasa keilmuan alumni SMP dan SMA di PST. Ada dua masalah penting. 1 Bagaimana problem penggunaan BI dalam teks keilmuan siswa SMP dan SMA di PST? 2 Bagaimana problem penalaran dalam teks keilmuan siswa SMP dan SMA di PST? Tujuan penelitian, yaitu mendeskripsikan 1 problem penggunaan BI dan 2 problem penalaran dalam teks keilmuan siswa SMP dan SMA di PST. Hasil penelitian kualitatif jenis studi kasus menunjukkan problem penggunaan BI dan problem penalaran dalam teks keilmuan siswa SMP dan SMA perlu dijadikan sebagai dasar pembinaan dan pengembangan BI masyarakat ilmiah di PST. Kata kunci : problem penggunaan BI, problem penalaran, teks keilmuan 1. Pendahuluan Dalam pencerdasan bangsa Indonesia, peran BI amat penting. Secara historis, BI digunakan sebagai bahasa nasional Collins, 2011:xvii dan bahasa negara Alwasilah, 2012:239. Secara praktis, BI dipakai sebagai alat komunikasi antarsuku. BI juga dipergunakan dalam komunikasi keilmuan—sebagai bahasa pengantar dan mata pelajaran—di lembaga pendidikan. Sebagai sarana keilmuan, BI amat fundamental dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Suwignyo dan Santoso, 2008:3; Kurniawan, 2012:19. Dengan BI, konsep keilmuan dan kreativitas budaya dibentangkan. Itu menandakan bahwa sebagai sarana peningkatan harga diri bangsa dalam pergaulan global, BI perlu dididikkan dengan bijak.