Memutasi Istilah lain Hakekat Kehadiran Istilah

10 Istilah yang lahir sebagai sebuah khas atau ciri sebuah institusi, waktu, atau orang per orang. Jadi, istilah itu merupakan kekhasan bagi institusi atau orang per orang. Misalnya; nuansa pagi sinonim berita pagi diskualifikasi sinonim dikeluarkan ciri sepak bola RCTI Istilah yang lahir sebagai bentuk penghalusan dari kata yang lain. Misalnya; pemisahan atau pengucilan dari kelompoknya menjadi diisolasi. perbaikanpenataan ulang menjadi restrukturisasi. terlepas menjadi disintegrasi. dicampuri menjadi diintervensi. diubahditata ulang menjadi diamandemen. Diperiksa dalam hal keuangan menjadi diaudit.

C. Memutasi Istilah lain

Mutasi dapat diartikan sebagai bentuk pergantian KBBI : 7668. Dalam peristilahan, gejala pemutasian kata BI sering terjadi khususnya penggantian posisi istilah-istilah yang telah lama atau yang tidak berterima lalu tergusur atau dimutasi oleh kata atau istilah baru. Hal ini merupakan ciri kedinamisan bahasa. Salah satu ciri kedinamisan bahasa dapat diukur melalui kehadiran atau perkembangan istilah. Istilah yang muncul kadang-kadang menganti atau menggusur kata lain. Dalam BI, gejala ini juga telah didapati khususnya pada konteks-konteks tertentu. Istilah yang telah mengalami pemutasian misalnya. lembaga pemasyarakatan memutasi kata bui wisatawan memutasi kata pelancong atau turis. invasi memutasi kata pendudukan. 11 Istilah lembaga pemasyarakatan merupakan pengganti kata bui. Kedua istilah ini secara semantik sama, akan tetapi nilai eufumisme lebih menonjol serta nuansa pemaknaan simbol pembinaan melahirkan proses pemutasian pada kata bui di tangan penuturnya. Dewasa ini lembaga pemasyarakatan mengarah kepada pembinaan atau bimbingan, baik segi keterampilan maupun mental. Sedangkan kata bui terkait dengan pemahaman pemberian ganjaran yang berlebih-lebihan, kekerasan, dan pemberlakuan hukum rimba. Kata wisatawan memutasi kata pelancong. Bentuk ini disebabkan oleh akibat dari kekerapan menyebut istilah wisata sehingga memudahkan pengucapan wisata daripada pelancong. Selain itu, sikap analogi penutur BI yang sangata menonjol, yakni analogi kata hartawan, dermawan, wartawan, dan wisatawan. Memerhatikan istilah yang lahir baik sebagai pengganti kekosongan, menambah variasi sinonim, maupun memutasi kata lain memiliki implikasi terhadap masyarakat maupun bahasa itu sendiri. Implikasi negatif yang dimaksudkan adalah: 1 kebebasan mutlak dalam menghadirkan istilah tanpa memperhatikan etika dan politik BI. Oleh karena itu, peran norma atau polisi kebahasaan harus diperkukuh berupa penegasan oleh pihak yang berkompoten. Bila hal ini tidak diperhatikan, maka dapat merusak sistem dan gramatika kebahasaan. 2 Pengaburan makna bagi pembaca awam yang disebabkan oleh istilah itu belum terekam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau Kamus Istilah Bahasa Indonesia. Inilah tantangan berat yang dihadapi oleh pembaca awam apabila menjumpai istilah baru belum dipahami maknanya. Oleh karena itu, hendaknya sosialisasi kamus atau bank istilah harus diseriusi oleh pihak pemerintah atau institusi yang berwewenang. Adapun implikasi positifnya berupa 1 membawa konsep baru pada budaya dan masyarakat indonesia 2 mengangkat BI menjadi bahasa yang 12 mampu sejajar dengan bahasa lain yang telah modern, 3 memperkaya khazanah peristilahan BI. IV. Aspek Penting dalam Mewujudkan Bahasa Indonesia menjadi Penghela Ilmu Pengetahuan dan Wahana Ipteks Khususnya dalam Pembentukan Istilah

A. Bahasa Indonesia hendaknya diberi kesempatan membuka diri guna menerima istilah bahasa lain.