Kesimpulan Istilah mampu menggambarkan tentang realitas termasuk Konsep Ipteks.

Daftar Referensi Astuti, W.D. 2007. Sikap bahasa mahasiswa dan dosen terhadap istilah terjemahan dan istilah serapan dalam bidang Ekonomi hasil MABBIN” dalam Humaniora 191: 62-72. Baker, M. 1992. In other words: A coursebook on translation. London: Routledge. Baker, M. 1996. Corpus-based translation studies: the challenges that lie ahead. Terminology, LSP and Translation, 175 −186. Courtemanche, E. 2005. Invisible hands and visionary narrators: Why the free market is like a novel. Metaphors of economy: Critical studies Vol. 25. Bracker, N., Herbrechter, S. Ed.. Amsterdam: Editions Rodopi B.V. De Lucca, J.L. 2001. Elseviers Economics Dictionary. Amsterdam: ELSEVIER SCIENCE B.V. Fawcett, P. 1997. Translation and language: Linguistic theories explained. Manchester: St. Jerome. Fawcett, P., Munday, J. 2009. Ideology. Dalam Baker, M. Ed.. Routledge encyclopedia of translation studies h. 137 −140. London: Routledge. Pusat Bahasa Depdiknas. 2006. Glosarium istilah asing-Indonesia. Jakarta. Hatim, B., Mason, I. 1990. Discourse and translator. London: Longman. Hatim, B. 1997. Communication across cultures: Translation theory and contrastive text linguistics. Exeter: University of Exeter Press. Hatim, B. 2001. Teaching and researching translation. London: Longman. Hoed, B. H. 2003, September. Ideologi dalam penerjemahan. Makalah yang disajikan dalam Seminar Nasional Penerjemahan, Tawangmangu. Hoed, B. H. 2006. Penerjemahan dan kebudayaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Hussey, R. 1995. A dictionary of accounting. Oxford: Oxford University Press. Isaacs, A., et al 1990. A concise dictionary of business English. Oxford: Oxford University Press. Karnedi 2011. The translation of neologisms: Challenges for the creation of new terms in Indonesian using a corpus-based approach. International Journal of Scientific and Engineering Research IJSER 35. Kelly, D. 2005. Handbook for translator trainers. Manchester: St. Jerome Publishing. Lörscher, W. 2005. The translation process: Models and problems of its investigation. Meta 502, 597 −608. Machali, R. 2000. Pedoman bagi penerjemah. Jakarta: Grasindo. Mankiw, N. G. 2003. Principles of economics, 3 rd edition. USA: South-Western. Molina, L. Albir, A.H. 2002. Translation techniques revisited: A dynamic and functionalist approach. Meta : Journal des Traducteurs Meta: Translators Journal 474: 498-512. Munday, J. 2007. Translation and ideology: A textual approach. The Translator 132, 195 −217. Newmark, P. 1988. A textbook of translation. Hertforshire: Prentice Hall International UK Limited. Nord, C. 1997. Translation as a purposeful activity. Manchester: St. Jerome. Olohan, M. 2004. Introducing corpora in translation studies, London: Routledge. Rutherford, D. 1995. Routledge dictionary of economics. London: Routledge. Travers, M. 2001. Doing qualitative research through case studies. London: Sage. Vinay, J.-P., Darbelnet, J. 1995. Comparative stylistics of French and English. Dalam Venutti, L. Ed.. The translation studies readers. Sager, J. C., Hamel, M.-J., Penerjemah. London: Routledge. White, M. 2003. Metaphor and economics: The case of growth. English for Specific Purposes 222, 131 −151. Williams, J., Chesterman, A. 2002. The MAP: A beginner’s guide to doing research in translation studies. Manchester: St. Jerome Publishing. 1 BAHASA INDONESIA DALAM BUKU AJAR Oleh: Ramon Mohandas, Ph.D.

A. Pendahuluan

Kurikulum 2013 menyadari peran penting bahasa sebagai wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara estetis dan logis. Sejalan dengan peran itu, pembelajaran Bahasa Indonesia disajikan dalam buku dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran. Di dalam buku ajar dijelaskan berbagai cara penyajian perasaan dan pemikiran dalam berbagai macam jenis teks. Pemahaman terhadap jenis, kaidah, dan konteks suatu teks dibelajarkan sehingga peserta didik menangkap makna yang terkandung dalam suatu teks serta menyajikan perasaan dan pemikiran dalam bentuk teks yang sesuai. Kurikulum 2013 menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Sejalan dengan itu kemampuan berbahasa dituntut melalui pembelajaran berkelanjutan: dimulai dengan meningkatkan pengetahuan tentang jenis, kaidah, dan konteks suatu teks, dilanjutkan dengan keterampilan menyajikan suatu teks tulis dan lisan baik terencana maupun spontan, dan bermuara pada pembentukan sikap kesantunan dan ketepatan berbahasa serta sikap penghargaan terhadap Bahasa Indonesia sebagai warisan budaya bangsa. Buku ajar merupakan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, peserta didik dibiasakan mencari sumber belajar lain. Guru berperan meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersediaan kegiatan- kegiatan berbahasa peserta didik. Guru harus memperkaya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial, budaya, dan alam. 2

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks

Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks menerapkan prinsip-prinsip: 1 bahasa dipandang sebagai teks, bukan hanya kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, 2 penggunaan bahasa tidak lain adalah proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, 3 bahasa bersifat fungsional yang tidak dapat dilepaskan dari konteks yang mencerminkan ide, sikap, nilai, dan pandangan penggunanya, dan 4 bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia. Setiap teks memiliki struktur tersendiri yang merupakan cerminan struktur berpikir. Semakin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, semakin banyak struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan. Dengan demikian peserta didik dapat mengonstruksi ilmu pengetahuan melalui kemampuan mengobservasi observing, menanya questioning, mengasosiasikan associating, menganalisis analysing, dan menyajikan presenting hasil analisis secara memadai. Dengan kata lain, dalam pembelajaran bahasa berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial, budaya, dan akademis. Teks dimaknai sebagai satuan bahasa yang mengungkapkan makna secara kontekstual. Buku ajar dalam Kurikulum 2013 menyajikan berbagai jenis teks, yang terdiri atas teks sastra dan nonsastra. Teks nonsastra dapat berupa teks laporan dan teks prosedural serta teks transaksional dan teks ekspositori. Sementara teks sastra dapat berupa teks cerita naratif dan teks cerita nonnaratif. Jenis-jenis teks tersebut dapat dibedakan atas dasar tujuan fungsi sosial teks, struktur teks tata organisasi, dan ciri-ciri kebahasaan teks-teks tersebut. Sesuai dengan prinsip tersebut, teks yang berbeda tentu memiliki fungsi yang berbeda, struktur teks yang berbeda, dan ciri-ciri kebahasaan yang berbeda. Dengan demikian, pembelajaran bahasa berbasis teks merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menguasai dan menggunakan jenis-jenis teks tersebut di masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, siswa diharapkan selalu menggunakan jenis teks yang sesuai dengan tujuan kegiatan yang dilakukannya. Dengan demikian, jenis-jenis teks