Metodologi Istilah mampu menggambarkan tentang realitas termasuk Konsep Ipteks.

dengan memperhatikan tiga kriteria utama: 1 keterwakilan data dalam korpus representativeness; 2 cakupan bidang dalam ilmu ekonomi scope seperti Ilmu Ekonomi, Manajemen, dan Studi Pembangunan; dan 3 jumlah token dalam setiap subkorpus Bowker dan Pearson 2002, h. 58–74. Kriteria itu disempurnakan oleh Olohan 2004 dengan mengusulkan empat kriteria, yaitu representativeness, size, sampling, dan jenis teks fungsitujuannya.

4. Hasil dan Pembahasan

Analisis penerjemahan berikut difokuskan pada penerapan strategi penerjemahan yang meliputi aplikasi teknik penerjemahan, metode penerjemahan, dan ideologi dalam penerjemahan penerjemahan. Pada tataran mikroteks, telah dipilih sejumlah contoh kalimat yang di dalamnya digunakan beberapa kata kunci dalam teks bidang ekonomi, yaitu price, growth, income, labor, demand, supply, manager, goods, dan economy. Misalnya penerjemahan kalimat TSu 1a berikut. TSu 1a Both a tariff 7 and an import quota 8 raise prices, 9 restrict trade, and cause deadweight losses, 10 but at least the tariff produces revenue 11 for the U.S. government rather than for Japanese auto companies. [file: chapter-09-poe.txt] TSa 1b Tarif dan kuota impor memang sama-sama menaikkan harga domestik mobil, menurunkan volume perdagangan, dan menimbulkan kerugian beban baku, namun setidaknya pemberlakuan tarif akan memberikan pendapatan tambahan kepada pemerintah Amerika, dan bukan pada perusahaan-perusahaan mobil Jepang. Untuk memperoleh tingkat akurasi yang tinggi dalam TSa, beberapa teknik penerjemahan telah digunakan, yaitu teknik harfiah, teknik calque, teknik peminjaman 7 An import tax. The superiority of a tariff to import licensing arises from its lower administrative costs and the production of revenue; few tariffs succeed in excluding all imports and so they earn revenue. As a form of taxation, tariffs have been used from earliest recorded history as in primitive economies they had the advantage of involving fewer valuation problems than taxes on income or on capital. In the post-war period, tariff reductions aimed to reduce the protectionism of the 1930s; most of these had withered away before the Dillon, Kennedy and Tokyo Rounds Rutherford 1995, h. 402. 8 The maximum amount of a commodity, fixed by the government, that can be imported into a country by an enterprise, individual or other entity during a specified period De Lucca 2001, h. 298. 9 The amount of money, or something of value, requested, or offered, to obtain one unit of a good or service. Relative prices are not expressed in terms of money but in other goods or other services Rutherford 1995, h. 319. 10 A loss of consumer’s surplus by buyers not matched by a corresponding producer’s sur plus. This concept is crucial to much of welfare economics, e.g. the analysis of the effects of a monopoly, of taxes and of tariffs. The size of the deadweight loss depends on the elasticity of demand or supply Rutherford 1995, h. 95. 11 The proceeds obtained by a firm during a given time period for the sale of its goods and services; the amount raised by a government from taxation and trading activities Rutherford 1995, h. 352. alamiah, teknik transferensi, teknik transposisi, teknik modulasi, dan teknik penambahan. Penerapan teknik harfiah dapat dilihat pada pemilihan sejumlah padanan berikut: tariff :: tarif, import quota :: kuota impor, dan revenue :: pendapatan. Pemilihan padanan itu yang memang sudah dibakukan dalam Bahasa Indonesia dimaksudkan untuk menjaga agar komponen semantis TSu tetap dapat dipertahankan dalam TSa. Penerapan teknik calque yang beroperasi pada tataran frasa juga dapat dilihat pada pemadanan deadweight losses :: kerugian beban baku Karnedi 2011, h. 4 yang juga merupakan proses penerjemahan secara harfiah. 12 Penerapan teknik peminjaman alamiah berorientasi pada BSu dapat dilihat pada pemilihan beberapa padanan berikut: tariff :: tarif, quota :: kuota, dan import :: impor. Penerapan teknik transferensi menunjukkan bahwa terjemahan sangat terikat atau dipengaruhi atau setia mengikuti konstruksi atau struktur TSu. Hal itu dilakukan guna mencapai tingkat keakuratan transfer makna yang lebih tinggi dalam TSa untuk beberapa konsep ilmu ekonomi tersebut. Berbeda dengan keempat teknik penerjemahan sebelumnya, kedua teknik penerjemahan berikut yaitu teknik transposisi dan teknik penambahan lebih mengutamakan kewajaran dalam BSa. Penerapan teknik transposisi terlihat pada bagaimana konstruksi kalimat both a tariff and an import quota raise prices, … diterjemahkan menjadi kalimat tarif dan kuota impor memang sama-sama menaikkan harga domestik mobil, … dalam TSa 1b. Dengan kata lain, teks terjemahan itu tidak lagi mengikuti pola-pola kalimat dalam TSu melainkan lebih mengikuti kaidah atau konstruksi kalimat yang berterima secara gramatikal dalam BSa. Dengan kata lain, akurasi bahasa Indonesia TSa beroperasi pada tataran kata sampai pada tataran kalimat. TSu 2a But because of its spectacular growth, 13 Japan is now an economic superpower, with average income only slightly behind that of the United States. [file: chapter-25-poe.txt] TSa 2b Tetapi, karena laju pertumbuhannya yang spektakuler, Jepang sekarang merupakan negara adikuasa di bidang ekonomi, dengan pendapatan rata-rata yang hanya sedikit di bawah pendapatan rata-rata penduduk AS. 12 Dalam “Glosarium Istilah Asing-Indonesia” 2006, diberikan beberapa alternatif padanan untuk istilah deadweight losses, yaitu kerugian luput, kerugian bobot mati, dan rugi beban mati. 13 The growth in the total, or per capita, output of an economy, often measured by an increase in real gross national product, and caused by an increase in the supply of factors of production or their productivity Rutherford 1995, h. 118.