26
biasa.Masyarakat membutuhkan lebih dari yang demikian. Masyarakat kita akan cenderung lebih tertarik dengan majalah yang penuh
Treatment warna dan komposisi yang sederhana secara visual, kini tidak lagi cukup memancing perhatian mereka. Salah satu faktor
sangat terkait adalah perkembangan tegnologi digital yang melahir kan Computer General Image atau yang secara umum akan kita bahas
sebagai komputer grafis. Komputer yang lebih menjadi teman sejak sekitar tahun 80-an ketika budaya missal kita muncul adalah sebuah
magnet besar yang begitu mempesona. Bukan hanya bagi bidang- bidang ilmu pasti, tetapi juga bagi dunia desain grafis Amerika,
Zuzana Licko dan Rudy Vaderlans bersksperimen dengan komputer Macintosh dan melahirkan huruf-huruf digital untuk pertama kalinya.
Huruf-huruf yang dipromosikan dan didistribusikan melalui majalah Ernigre, yang juga dikelola oleh kedua orang ini, telah membuka
mata desainer-desainer di seluruh dunia bahwa kotak massif itu sesungguhnya juga sebuah wawasan yang eksotik, dan menantang
untuk dieksplorasi. Proses perancangan yang sangat mengandalakan ketrampilan manual, dengan adanya teknologi ini tiba-tiba terasa
menjadi begitu ‘klasik’.
g. Grafis dalam Dunia Pendidikan
Pemanfaatan grafis dalam pendidikan ditujukan sebaai media yang
dapat membantu
efektifitas pencapaian
tujuan
27
pembelajaran.Grafis sebagai sebuah ilstrasi visual mampu memuat pesan-pesan pembelajaran yang dapat memberikan sejumlah
rangsanganstimulus dengan kekuatan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Rangsangaan melalui indera visual terbukti
cukup efektif untuk membantu manusia dalam proses belajarnya. Francis M. Dwyer dalam bukunya Strategies for Improving Learning
menggambarkan bahwa manusia belajar 1 dilakukan melalui indera perasa taste, 1,5 melalui sentuhan touch, 3,5 melalui
penciuman smell, 11 melalui pendengaran hearings, dan 83 melalui penglihatan. Manusia umumnya mengingat 10 dari apa yang
pernah dibaca, 20 dari apa yang pernah didengar, 30 dari apa yang pernah dilihat, 50 dari apa yang pernah dilihat dan didengar, 70
dari apa yang pernah diperbincangkan dan 90 dari apa yang pernah dilakukannya. Lebih lanjut Dwyer menyatakan bahwa penggunaan
metode pengajaran dengan lebih banyak memnanfatkan indera penglihatan akan memiliki pengaruh terhadap kemampuan untuk
mengungkapkan kembali pada peserta didik
Tabel 1; Penggunaan Metode Penajaran
METODE PENGAJARAN
PENGUNGKAPAN KEMBALI
SETELAH 3 JAM PENGUNGKAPAN
KEMBALI SETELAH 3 HARI
28
Memperdengarkan 70
10
Mempertunjukkan 72
20
Memperdenagarkan dan mempertujukkan
85 65
h. Realisme dalam Visualisasi
Realism dalam ilustrasi visual digabarkan sebagai sejulah stimuli yang mempu menyajikan informasi kepada wara belajar.
Visualisasi sedapat mungkin menyerupai obyek aslinya dengan tingkat relitas 100. Kekuatan ransangan yang dikandung dan
disajikan oleh setiap jenis media visual berbeda-beda. Perbedaan ini membawa pengaruh berbeda-beda terhadap berbagai tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran setiap warga belajar Dwyer, 1972- an. Catatan penting bahwa perbedaan daya rangsang tingkat realitas
pada berbagai jenis ilustrasi visual dan tingkat pencapaian pembelajaran warga belajar bukan merupakan korelasi linier tetapi
berupa kurva linier. Meningkatnya ralitas atau semakin kuat rangsangan visual dan tingkat pencapaian pembelajaran warga belajar
bukan merupkan fungsi yang berbanding lurus, dengan kata lain ilustrasi yang terlalu banyak atau kurang dapat memberikan
rangsanganyang berakibat kepada pencapaian tujuan pembelajaran
29
yang tidak sesuai. Terkadang ilustrasi dengan tingkat realitas tinggi menyerupai obyek asli mengandung banyak rangsangan bisa
menyebabkan kesulitan bagi warga belajar untuk mengindentifikasi syarat-syarat penting pembelajaran yang seharusnya berinteraksi di
dalamnya. Selama rangsangan visual bekerja kemungkinan warga belajar kesulitan untuk memusatkan perhatian dan berinteraksi dengan
syarat-syarat penting pembelajaran yang diperlukan untuk memncapai pemahaman aas informasi yang disajikan. Kondisi ini di gambarkan
sebagai “scanning syndrome” yaitu pengamatan menyeluruh dan
jelas sementara tidak focus dan berinteraksi dengan beberapa rangsangan spesifik.
i. Orientasi Teoritis