95 Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan oleh Arnes Anandita
2011 tersebut, maka semakin menguatkan penelitian yang dilakukan peneliti sekarang. Keterampilan mengajar yang dimiliki oleh seorang guru akan
mendukung prestasi belajar yang diraih siswanya. Semakin baik Keterampilan mengajar yang dimiliki guru, maka semakin baik pula prestasi
yang akan diraih oleh siswanya. Guru dalam mengajar senantiasa meningkatkan motivasi siswanya dengan sesuatu yang berkaitan dengan
materi pelajaran yang akan disampaikan sehingga menimbulkan rasa ingin tahu siswa pada awal pelajaran. Sedangkan pada akhir pelajaran guru
memberikan kesimpulan dari materi yang telah disampaikan serta memberikan pertanyaan kepada siswa. Disamping itu, guru juga menjelaskan
materi pelajaran dan memberikan penguatan kepada siswanya agar termotivasi untuk terus belajar. Guru senantiasa mengadakan variasi dalam
mengajar untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dan tidak membosankan. Kondisi seperti ini menyebabkan proses pembelajaran lebih
optimal dan menjadikan siswa lebih mudah untuk memahami apa yang disampaikan guru.
Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 32 siswa 34 menyatakan bahwa Keterampilan Mengajar Guru dalam kategori baik,
sebanyak 45 siswa 47 dalam kategori cukup dan 18 siswa 19 dalam kategori kurang. Keterampilan Mengajar Guru berpengaruh terhadap
keberhasilan siswa karena berperan penting dalam proses belajar mengajar di kelas.
96
3. Pengaruh Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru
terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi SMK YPE Sawunggalih Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 20162017.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru secara bersama-sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Dari hasil analisis regresi ganda dua prediktor diperoleh harga koefisien korelasi R
,
sebesar 0,502
menunjukkan hasil positif yang berarti Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap Prestasi
Belajar Akuntansi. Semakin baik Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru maka semakin tinggi Prestasi Belajar Akuntansi. Sedangkan
harga koefisien determinasi R
2 ,
sebesar 0,252 mempunyai arti bahwa
Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru secara bersama-sama
memiliki kontribusi pengaruh terhadap Prestasi Belajar Akuntansi sebesar 25,2. Setelah dilakukan uji F diperoleh harga F
hitung
sebesar 15,510 lebih besar dari F
tabel
pada taraf signifikansi 5 sebesar 3,095433 atau nilai signifikansi sebesar F = 0,000 sig = 0,05 yang berarti pengaruh Cara
Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi adalah signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga koefisien variabel Cara
Belajar Siswa sebesar 0,255 dan harga koefisien variabel Keterampilan Mengajar Guru sebesar 0,806 serta bilangan konstanta sebesar 14,684
sehingga model persamaan regresi yang terbentuk adalah Y = 0,255 X
1
+
97 0,806 X
2
+ 14,684. Persamaan tersebut menunjukkan nilai koefisien variabel X
1
sebesar 0,255 yang berarti apabila Cara Belajar Siswa ditingkatkan satu satuan maka nilai Prestasi Belajar Akuntansi akan meningkat sebesar 0,255
dengan asumsi Keterampilan Mengajar Guru tetap. Nilai koefisien variabel X
2
sebesar 0,806 yang berarti apabila Keterampilan Mengajar Guru ditingkatkan satu satuan maka nilai Prestasi Belajar akuntansi akan meningkat
sebesar 0,806 dengan asumsi Cara Belajar Siswa tetap. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi. Nilai sumbangan relatif variabel Cara Belajar Siswa sebesar 19,56 dan
variabel Keterampilan Mengajar Guru sebesar 80,44. Sedangkan nilai sumbangan efektif yang diberikan variabel Cara Belajar Siswa sebesar 4,93
dan variabel Keterampilan Mengajar Guru sebesar 20,27. Secara bersama- sama variabel Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru
memberikan sumbangan efektif sebesar 25,2 terhadap Prestasi Belajar Akuntansi sedangkan sebesar 74,8 diberikan oleh variabel-variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Esti Dwi Rohmawati 2012 dan Arnes Anandita 2011. Hasil penelitian Esti Dwi Rohmawati 2012 menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi dengan ditunjukkan koefisien korelasi r sebesar 0,587, koefisien determinasi r
2
98 sebesar 0,345 dan t
hitung
sebesar 6,806 lebih besar dari t
tabel
pada taraf signifikansi 5 sebesar 1,987. Persamaan garis regresi sederhana Y =
0,508X
1
+ 48,107, sumbangan efektif SE sebesar 25,97. Hasil penelitian Arnes Anandita 2011 menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan Keterampilan Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kearsipan dengan ditunjukkan hasil t
hitung
sebesar 2,652 lebih besar dari t
tabel
pada taraf signifikansi 5 sebesar 1,676. Persamaan garis regresi sederhana Y = 0,215X
2
+ 31,345, sumbangan efektif SE sebesar 12,96. Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut maka semakin menguatkan
penelitian ini bahwa Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi. Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru merupakan faktor penting dalam pencapaian hasil belajar. Cara belajar yang baik serta
didukung dengan keterampilan mengajar guru yang baik akan meningkatkan prestasi belajar akuntansi.
Terbuktinya hipotesis ketiga tersebut dapat memberikan informasi bahwa Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Berdasarkan data penelitian diketahui bahwa masih banyak siswa yang belum mempunyai cara
belajar yang baik yaitu sebesar 58 dan sebesar 66 siswa yang menyatakan keterampilan mengajar guru belum baik.
99
E. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya membahas dua faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi yaitu Cara Belajar dan Keterampilan Mengajar Guru
sehingga tidak menjelaskan faktor-faktor lain yang mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi secara menyeluruh.
2. Untuk variabel Prestasi Belajar Akuntansi hanya diukur berdasarkan aspek kognitif yaitu dari nilai rata-rata ulangan harian pada semester genap
sehingga dimungkinkan belum mencerminkan Prestasi Belajar Akuntansi yang diukur selama satu semester.